NPP : 3271034C1019314
Suatu Policy Brief diperlukan berdasarkan implikasi dengan makin banyaknya masalah yang kompleks yang perlu dipecahkan, sumber daya yang terbatas (SDM dan anggaran) dan kebutuhan pengambil kebijakan akan akuntabilitas dan efektivitas kebijakan. Demikian pemaparan Sumedi sebagai salah satu narasumber Knowledge Sharing Kepustakawanan yang bertema “Tinjauan dan Strategi Penyusunan Policy Brief” yang diselenggarakan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Kementerian Pertanian (Kementan) secara daring pada Kamis, 29 Juli 2021.
Abdul Basit, Kepala PUSTAKA dalam arahannya mengatakan dengan semboyan “Tiada Hari Tanpa Literasi”, kegiatan Knowledge Sharing merupakan kegiatan rutin yang dilakukan PUSTAKA dengan tujuan memberikan literasi kepada petani, penyuluh dan termasuk juga para staf di lingkup Kementan baik pejabat struktural, fungsional, dan masyarakat umum dengan berbagai informasi yang dibutuhkan. Salah satunya yang menjadi tema Knowledge Sharing ini adalah strategi dalam penyusunan Policy Brief. Abdul Basit menekankan perlunya memerhatikan tujuan penyusunan dari Policy Brief, yaitu untuk kepentingan pejabat fungsional dalam pengumpulan angka kredit dan penyusunan Policy Brief untuk kepentingan publik atau umum.
Sumedi yang merupakan Analis Kebijakan dari Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kebijakan Pertanian Kementan, memaparkan bahwa Policy Brief adalah salah satu output dari analisis kebijakan di samping naskah akademik, policy paper, artikel kebijakan dan telaahan staf. Policy Brief merupakan dokumen rasional dalam memilih kebijakan tertentu yang bertujuan untuk meyakinkan sasaran (pembuat kebijakan) untuk mengadopsi rekomendasi kebijakan yang ditawarkan.
Policy Brief yang baik mengandung unsur-unsur permasalahan yang diangkat berdasarkan fakta, data empiris, dianalisis dengan tools yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan, sintesis hasil analisis yang tepat dengan kerangka konseptual dan teoretis, perumusan rekomendasi tajam dan operasional dan terakhir advokasi kebijakan yang tepat.
Sementara itu, Tupan, Pustakawan Utama pada Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah Lebaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDDI LIPI) sebagai narasumber kedua menyatakan bahwa Policy Brief di bidang perpustakaan diperlukan di antaranya karena: pemerintah perlu informasi berkualitas untuk basis data kebijakan, untuk meningkatkan kualitas kebijakan dalam pengembangan perpustakaan dan pimpinan kita membutuhkan informasi yang singkat dan mudah dimengerti.
Di samping itu, Tupan memaparkan pula sistematik Policy Brief yang baik yaitu; Policy Brief berfokus pada satu topik tertentu, memiliki tujuan yang jelas, berisi fakta utama dan fakta tambahan yang mendukung tujuan, argumentasi yang mudah dipahami serta terakhir fokus pada implikasi dan rekomendasi. Tidak kalah pentingnya adalah cakupan latar belakang yang meyakinkan pembaca kalau masalah yang dibahas cukup penting dengan memberikan alternatif pilihan kebijakan, disertai bukti-bukti penting dan relevan untuk merangsang pengambil kebijakan dalam menetapkan keputusan.
Antusias peserta sangat tinggi dengan banyaknya pertanyaan disertai diskusi menarik terkait penyusunan Policy Brief. Ditambah lagi kedua narasumber yang kompeten dan berasal dari bidang ilmu yang berbeda lebih memperkaya khazanah pengetahuan peserta terkait dengan strategi penyusunan Policy Brief. (vivit)
Saat ini begitu banyak media tanam tersedia dengan mudah di nursery atau toko-toko pertanian. Tidak semua jenis media tanam cocok untuk semua jenis tanaman hias daun. Ada beberapa jenis tertentu yang menghendaki media tanam yang berbeda sesuai dengan lingkungan tumbuhnya. Karena itu sebelum mulai bertanam terlebih dahulu perlu mengenal karakteristik media tanam yang akan digunakan. Buku ini berisikan informasi tentang media tanam dan jenis-jenisnya, pemeliharaan media tanam, serta formula media tanam untuk beberapa jenis tanaman hias daun yang sedang digemari masyarakat saat ini.
Untuk informasi lebih lanjut silakan akses Repository Publikasi Kementerian Pertanian pada tautan
Begitu pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini memaksa masyarakat untuk mengikuti perkembangannya. Tujuannya adalah modernisasi yaitu perubahan cara, pemikiran, dan prilaku konvensional ke arah digital. Pergeseran aktivitas ini pun juga memaksa perpustakaan untuk bertransformasi dalam memberikan layanan kepada pemustaka.
Menurut Henriyadi, mahasiswa Doktoral AIT Thailand mengungkapkan bahwa peran Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai pembina perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian harus memberikan high impact dan quick impact serta memberikan pendampingan transformasi perpustakaan unit kerja menjadi perpustakaan modern. Salah satunya adalah perpustakaan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).
"Memberikan saran masukan bagi transformasi perpustakaan Polbangtan sebagai penyedia informasi aktual bagi mahasiswa menjadi salah satu bentuk pendampingan PUSTAKA,” tuturnya.
Transformasi perpustakaan ini mengubah dari paradigma perpustakaan sederhana menjadi sebuah perpustakaan modern.
Langkah untuk merealisasikannya diawali dengan adanya konsep pemahaman perpustakaan perguruan tinggi modern, PUSTAKA dapat memilih satu atau dua perpustakaan Polbangtan sebagai model, dengan melihat secara langsung kondisi existing yang ada, menentukan arah transformasi yang akan dilakukan, implementasi konsep meliputi fisik, mebeler, information and communication technologies (ICT), software training, serta asistancy.
Strategi pembiayaan dapat dilakukan melalui full APBN (baik dari unit kerja itu sendiri atau pun dapat dishare dengan unit kerja penaungnya), corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan tertentu, dengan reward adanya nama spot tertentu dengan nama perusahaan tersebut, dan alumni jika memungkinkan untuk ikut berpartisipasi.
Diskusi yang dilaksanakan pada Selasa tanggal 13 Juli 2021 silam digelar kelompok perpustakaan PUSTAKA yang mengangkat tema “Model Pengembangan Perpustakaan Polbangtan”. Peserta yang hadir sebanyak 28 partisipan dari Kelompok Substansi Perpustakaan dan PTP. (Herwan Junaidi).
Sudah lebih dari satu tahun pandemi Covid-19 melanda dunia sehingga banyak mengubah tatanan kehidupan. Dalam menghadapi pandemi ini tidak hanya imun yang perlu ditingkatkan tetapi iman juga harus ditingkatkan. Untuk itulah “Forum Rabuan” sebagai sarana koordinasi dan komunikasi seluruh pegawai Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) digelar pada 21 Juli 2021 dengan menyelenggarakan siraman rohani.
Kegiatan "Rabuan" silam diawali dengan arahan Kepala PUSTAKA, Abdul Basit, yang mengungkapkan bahwa pandemi telah mengubah tatanan kehidupan dan berdampak pada semua sektor termasuk kegiatan ibadah. Ibadah Salat Jumat salah satunya jadi sedikit terhambat karena masjid ditutup”. Abdul Basit berharap dengan siraman rohani pada acara rabuan tersebut dapat memberikan ilmu spiritual atau siraman rohani kepada kita semua.
Sementara itu penceramah Ustaz Samsam mengajak semua pegawai PUSTAKA untuk menguatkan imun (ketahanan tubuh) dalam menghadapi sebaran Covid-19 dengan mentaati aturan satgas Covid-19 dan serta menjaga protokol kesehatan (prokes). Namun demikian menurutnya, di samping menjaga “imun", pada kondisi sekarang ini jauh lebih penitng adalah menjaga "iman" karena iman adalah modal dasar dalam kehidupan.
“Hidup tidak berarti jika tanpa landasan iman, karena kekuatan iman jauh lebih hebat dari imun itu sendiri. Imun bisa kuat bila ditopang dengan iman yang dahsyat”, lanjutnya.
Ustaz Samsam juga menyampaikan contoh keteladanan Nabi Ayyub a.s, nabi yang dikenal dengan kesabaran serta ketaatan yang sangat luar biasa ketika menghadapi cobaan dari Allah SWT. Sebelum jatuh miskin dan sepuluh anaknya meninggal, Nabi Ayyub a.s bersosok rupawan dan bergelimang harta. Namun semua itu sirna dalam sekejap. Seluruh harta kekayaannya hilang dan juga mengidap penyakit kulit hingga dijauhi oleh seluruh masyarakat pada saat itu, kecuali istrinya. Tidak lama kemudian istrinya juga meninggalkan Nabi Ayyub a.s. Cobaan yang berlangsung selama 18 tahun itu dihadapi dengan penuh kesabaran.
“Bagaimanakah sikap kita selama pandemi ini? Nabi Ayyub a.s menghadapi cobaan seorang diri, tetapi kita menghadapi bersama-sama, sudahkah seharusnya kita lebih bersyukur?” tutur Ustaz Samsam dalam tausiyah yang digelar secara virtual ini.
Ustaz Samsam mengemukakan, sikap positif lain yang bisa membuat kita meraih keberkahan pandemi Covid-19 adalah dengan bersyukur. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah SWT pernah berfirman yang artinya: “Jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku turunkan ujian (kesulitan dan kesempitan) kepadanya. Hal itu agar ia memohon kepada Ku (agar ujian dapat diangkat darinya melalui doa-doa yang dipanjatkan).” Maksud dari hadits ini menurut Ustaz Samsam seharusnya membuat kita bersyukur, karena Allah SWT mencintai kita sebagai hamba-Nya, dengan diberi sedikit caobaan agar kita menjadi lebih dekat dengan-Nya.
Terakhir Ustadz Samsam mengajak semua pegawai PUSTAKA agar mengimplementasikan surat Ali Imran (3) ayat 200 yaitu; “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. Dan surat Al Baqarah (2) ayat 45 ”jadilah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”.
Pada akhir acara, Abdul Basit memberikan arahan agar acara pemberian tausiyah pada saat Rabuan dapat berlanjut untuk kesempatan-kesempatan berikutnya. Hal ini menjadi penting untuk memberikan bekal kepada pegawai dalam melaksanakan tugas sehari-hari agar dapat menyeimbangkan antara dunia dan akhirat. (Herwan Junaidi)
Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122
dummy+62-251-8321746
dummy [email protected]
We have 1122 guests and no members online