Kedelai yang dikembangkan di bawah tanaman perkebunan, agroforesti, atau tumpangsari dengan tanaman pangan lain sebagai tanaman sela merupakan cara alternatif pengembangan kedelai untuk meningkatkan produksi kedelai nasional yang masih tergolong rendah, namun masih banyak dijumpai kendala dalam teknik penanaman kedelai sebagai tanaman sela, terutama rendahnya intensitas cahaya akibat faktor naungan tanaman lain menyababkan cahaya tidak dapat langsung mengenai tanaman kedelai.
Intensitas cahaya di bawah tegakan tanaman jati umur 3-4 tahun rata-rata berkurang 27-66%, sedangkan pada tanaman jati umur 1-2 tahun intensitas tersebut berkurang antara 30-50%. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan varietas kedelai toleran terhadap intensitas cahaya rendah/naungan.
Kedelai varietas baru ini memiliki kelebihan dari varietas yang telah dirilis sebelumnya yaitu varietas Dena 1 dan Dena 2. Salah satunya adalah karakter bobot biji yang tergolong berukuran besar, karena berat bobot per 100 biji di atas klasifikasi ukuran biji yang telah ditentukan yaitu lebih dari 14 g.
Varietas Denasa 1 dan Denasa 2 mempunyai potensi hasil rata-rata 3,42 ton/ha dan 3,43 ton/ha, rata-rata hasil masing-masing 2,25 dan 2,31 ton/ha. Berat bobot per 100 biji varietas Denasa 1 sebesar 18,19 gram dan Denasa 2 beratnya sebesar 18,55 gram.Untuk bentuk biji kedelai, varietas Denasa 1 bentuknya lonjong sedangkan varietas Denasa 2 bentuk bijinya bulat. Selian itu, kedua varietas tersebut memiliki ketahanan terhadap kerebahan tanaman. Pelepasan varietas unggul ini merupakan bagian dari pelaksanaan program strategis Kementerian Pertanian yang diharapkan dapat menggerakan peningkatan produksi nasional dan ekspor.