NPP : 3271034C1019314
Tanaman obat keluarga atau dikenal dengan istilah “Toga” adalah tanaman yang berfungsi sebagai obat dan berkhasiat dalam memelihara kesehatan keluarga. Toga disebut bermanfaat untuk kesehatan keluarga karena penanaman Toga dicanangkan pemerintah untuk dibudidayakan di lahan pekarangan dengan fungsi pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatan keluarga, dan penyembuhan penyakit. Kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pengobatan karena obatnya dapat berasal dari Toga.
Keuntungan lain dari budi daya Toga yaitu untuk memperbaiki status gizi masyarakat, pelestarian tanaman, sumber penghasilan keluarga, dan keindahan lingkungan karena halaman kita akan tampak hijau, segar, serta asri.
Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, tanaman obat asli bisa menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan keluarga. Buku "Tanaman Bermanfaat untuk Kesehatan: Khasiat dan Penggunaannya" ini dapat menjadi sumber inspirasi Anda dalam mengenal jenis Toga dan memperkaya khazanah Toga dan penggunaannya.
Berisi informasi sebanyak 32 jenis tanaman toga yang umumnya dibudidayakan di pekarangan rumah, buku terbitan BPTP Sumatera Utara ini menjelaskan secara rinci kandungan, khasiat dan cara penggunaan dari setiap tanaman disertai gambar tanaman yang menarik. Penasaran dengan 32 ragam tanaman obat ini? (Sutarsyah)
Untuk informasi lebih lanjut silakan akses Repository Publikasi Kementerian Pertanian pada tautan : http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8684
Perayaan Hari Kunjung Perpustakaan (HKP) jatuh setiap tanggal 14 September. Pada HKP tahun 2021, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) mengadakan beragam lomba dan kegiatan. Peringatan HKP yang dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 ini menggelar lomba perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) secara online.
Acara lomba perpustakaan dibuka oleh Kepala PUSTAKA, Abdul Basit. Pada sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan dalam rangka peningkatan standar mutu perpustakaan mengacu pada Undang-Undang (UU) Perpustakaan No. 43 tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2014. Lomba perpustakaan perlu dilakukan guna menilai kualitas dan kuantitas aspek-aspek penyelenggaraan perpustakaan. “Hal ini juga bertujuan agar setiap pustakawan/ pengelola perpustakaan memiliki bekal pengetahuan, wawasan, dan keahlian yang mumpuni untuk menyiapkan secara maksimal perpustakaan yang dikelola dapat diakreditasi sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan,” tegasnya saat membuka acara lomba perpustakaan secara virtual.
Lomba perpustakaan diikuti oleh 20 perpustakaan lingkup Kementerian Pertanian se Indonesia. Setelah seleksi administrasi, 10 peserta lolos ke tahap presentasi. Peserta yang masuk 10 besar terdiri dari perpustakaan : 1) Pusat Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, 2) Biro Humas dan Informasi Publik, 3) Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya manusia Pertanian (BPPSDMP), 4) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), 5) Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLitvet), 6) Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), 7) Balai Pengkajian dan Pengembangan Pertanian (BPTP) Jambi, 8) Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, 9) Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang, 10) Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Kupang.
Semua peserta melakukan presentasi dan tour perpustakaan secara virtual yang disaksikan oleh dewan juri. Dewan juri terdiri dari tiga orang yaitu Eka Kusmayadi dari PUSTAKA, Musthofa dari IPB University, dan Dewi Sundari dari Perpustakaan Nasional. (Herwan Junaidi).
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) menyelenggarakan apel pagi pada Senin, 26 Juli 2021. Kepala PUSTAKA, Abdul Basit bertindak sebagai pembina apel pagi tersebut. Apel pagi ini dilaksanakan di Lantai 2C Pustaka dan diikuti secara virtual oleh para Koordinator dan Sub Koordinator, serta seluruh pegawai di lingkungan PUSTAKA
Dalam amanatnya, Abdul Basit menyampaikan “Kita patut bersyukur pagi ini dapat melaksanakan apel pagi yang merupakan salah satu anjuran dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PERMENPAN RB) Nomor B/75/M.KT.00/2021 tanggal 14 Juni 2021 dan Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Nomor B-2439/TU.010/A/2021 tanggal 12 Juli 2021.” “Apel pagi ini adalah sebagai bentuk kesetiaan kita kepada Negara." tegasnya.
Selanjutnya Abdul Basit mengimbau semua pegawai untuk senantiasa selalu menjaga protokol kesehatan di tengah kondisi pandemi Covid-19 karena merupakan kewajiban seluruh pegawai dan keluarga PUSTAKA Kementerian Pertanian. Diimbau kepada semua pegawai untuk tetap menaati segala ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, khususnya selama masa PPKM Level 4 yang berlangsung hingga 2 Agustus mendatang. “Capaian pekerjaan harian, bulan masing-masing pegawai harus tetap sesuai target.” jelasnya. (Herwan Junaidi).
Pandemi yang telah melanda dunia lebih dari satu tahun telah memunculkan berbagai kreativitas, termasuk di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA). Layanan literasi informasi (LI) yang biasanya dilaksanakan oleh PUSTAKA secara tatap muka langsung, di masa pandemi ini dilaksanakan secara virtual memanfaatkan layanan video conference menggunakan aplikasi zoom meeting. Dari bulan Januari hingga Juli 2021 telah dilaksanakan 12 kali LI. Hal ini disampaikan oleh Ira Dwi Rachmani selaku Subkoordinator Pelayanan Perpustakaan di PUSTAKA, pada wawancara tanggal 24 Juli 2021.
Bulan Januari telah dilaksanakan LI untuk penyandang disabilitas tuna netra dengan narasumber Penny Ismiati Iskak dan Juznia Andriani, Pustakawan Madya di PUSTAKA. Selanjutnya di bulan Maret telah dilaksanakan LI tentang Strategi pembelajaran literasi digital kepada tenaga pengajar SMP Bina Bangsa Sejahtera (BBS) yang disampaikan oleh Penny Ismiati Iskak.
Bulan Mei dilaksanakan lima kali kegiatan LI yaitu, 1) LI untuk pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang disampaikan Heryati Suryantini dan Juznia Andriani, Pustakawan Madya di PUSTAKA; 2) LI untuk pustakawan lingkup Kementerian Pertanian terkait akreditasi perpustakaan yang disampaikan oleh Eka Kusmayadi dan Juznia Andriani, Pustakawan Madya serta Widaryono, Subkoordinator Pengelolaan Sumberdaya Perpustakaan; 3) LI untuk pegawai Badan Karantina Pertanian dengan narasumber Bambang Winarko, Pustakawan Madya; 4) LI untuk pegawai Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian yang disampaikan oleh Riko Bintari Pertamasari, Koordinator Kelompok Perpustakaan dan Juznia Andriani; 5) LI yang disampaikan di perpustakaan desa, Kabupaten Pangalengan oleh Sutarsyah, Pustakawan Madya dan Listina, Pustakawan Muda. Kegiatan LI di perpustakaan desa tersebut merupakan satu-satunya yang dilakukan secara tatap muka dengan peserta terbatas dan memerhatikan protokol kesehatan.
Pada bulan Juni dilaksanakan LI kepada pegawai Badan Ketahanan Pangan yang disampaikan oleh Eka Kusmayadi dan Juznia Andriani. Selanjutnya pada bulan Juli dilaksanakan empat kali untuk lingkup internal PUSTAKA. (Eni Kustanti)
ABSTRAK
Limbah ulat sutera merupakan bahan yang bermanfaat sebagai pupuk organik untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui pengaruh limbah ulat sutra sebagai pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Kajian dilaksanakan di Desa Labokong, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng pada bulan Juni-September 2016. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan perlakuan kombinasi pemberian pupuk an organik dengan limbah ulat sutra sebagai pupuk hayati dengan susunan perlakuan: (1) 300 NPK Pelangi + 100 ml pupuk limbah ulat sutra; (2) 300 NPK Pelangi + 150 ml pupuk limbah ulat sutra; (3) 250 NPK Pelangi + 100 ml pupuk limbah ulat sutra; (4) 250 NPK Pelangi + 150 ml pupuk limbah ulat sutra; (5) 200 NPK Pelangi + 100 ml pupuk limbah ulat sutra; (6) 200 NPK Pelangi + 150 ml pupuk limbah ulat sutra; dan (7) 300 NPK Pelangi (sebagai kontrol). Hasil tanaman kedelai tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian pupuk NPK Pelangi 250 kg ha-1 + 150 ml limbah ulat sutra sebagai pupuk hayati yaitu 1,67 t ha-1 dan hasil terendah diperoleh pada perlakuan pupuk NPK Pelangi 300 kg ha-1 (kontrol) yaitu 1,27 t ha-1. Keuntungan tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK Pelangi 250 kg ha-1 + 150 ml limbah ulat sutra sebagai pupuk hayati yaitu Rp6.720.000, dengan R/C ratio 3,04
Untuk informasi lebih lanjut silakan akses Repository Publikasi Kementerian Pertanian pada tautan
Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122
dummy+62-251-8321746
dummy [email protected]
We have 1080 guests and no members online