Drone yang digunakan untuk menjadi drone penebar benih padi dan pupuk granuler adalah modifikasi dari drone penyemprot pestisida Modifikasi dilakukan dengan cara mengganti penampung benih padi atau pupuk granuler dan memasang mengatur pengeluaran benih padi atau pupuk granuler. Drone ini mempunyai kapasitas muat sekitar 15 kg benih padi, kecepatan tanam 2-3 km/jam dengan ketinggian 1,5-2 m dari permukaan tanah, lebar kerja 4 meter, kapasitas kerja 0,8-1 ha/jam (1,00-1,25 jam/ha).
Cara penggunaan drone penebar benih dan pupuk sangat sederhana, operator tinggal memasukan data saja ke remote control yang telah tersedia, sebelumnya tangka benih padi harus diisi terlebih dahulu, pengisianya pun harus diisi sebanyak 80% bagian dari 15 kg tanki, dengan tujuan mencegah keluarnya benih padi terhambat akibat tersumbat. kecepatan padi yang ditebar dari drone adalah 6,3 m/det (21,6 km/jam).
Drone bergerak mengikuti titik batas operasional sesuai arahan sistem pemosisi global (GPS), selanjutnya drone akan kembali ke posisi awal ketika indikator baterai menunjukkan sisa baterai 20%. Benih yang digunakanpun harus bersih dan bebas debu, lahanya juga harus siap tanam. Irigasi sawah juga harus sudah siap. Drone juga tidak boleh diterbangkan saat hujan, atau saat angina kencang.
Jika dihitung, tingkat efisiensi harga dapat mencapai hingga 40%, dalam 1 ha pemupukan, dengan pemakaian drone hanya membutuhkan biaya Rp1,4 juta. Sedangkan cara konvensional membutuhkan dana hingga lebih dari Rp2 juta.