NPP : 3271034C1019314
Selain Penyuluh, pranata humas, dan pengelola teknologi informasi atau pranata komputer, jabatan lain yang tidak kalah penting dalam tata kelola dan transfer knowledge mendukung keberhasilan pembangunan pertanian adalah Pengelola Perpustakaan. “Pengelola perpustakaan" adalah salah satu key factor untuk mendukung terwujudnya pertanian yang maju, mandiri, dan modern.” Ungkap Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Retno Sri Hartati Mulyandari ketika menutup acara temu teknis pada 15 Februari 2020 di Hotel Aryaduta Jakarta.
Dalam arahannya Retno menegaskan bahwa acara ini diselenggarakan untuk menyamakan persepsi seluruh pengelola perpustakaan terkait tugas pokok dan fungsinya dalam mendukung program strategis Kementerian Pertanian. “Salah satu target capaian program strategis kementan adalah peningkatan produktivitas pertanian minimal 7%, penurunan losses di bawah 5%, peningkatan ekspor sebesar 3 kali lipat, peningkatan penguasaan teknologi hulu-hilir hingga pemasaran di level grass root, termasuk di dalamnya program literasi teknologi pertanian di sekolah-sekolah melalui program Pertanian Masuk Sekolah. Oleh karena itu, program pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial mutlak matching dengan program strategis tersebut” Ungkap Retno.
Retno juga mengapresiasi seluruh rancangan pengembangan perpustakaan pertanian berbasis inklusi sosial, mendorong pelaksanaannya di lapangan, serta akan memonitor dan mengevaluasi progressnya dalam 3 bulan mendatang melalui koordinator wilayah. Kemudian Retno menjelaskan bahwa Perpustakaan Unit Kerja/Unit Pelayanan Teknis lingkup Kementan saat ini sebagian besar belum memiliki anggaran khusus untuk pengelolaan perpustakaan apalagi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial. Oleh karena itu, perlu sinergi harmonis dengan program strategis kementerian, dengan memasukkan unsur tusi perpustakaan melalui pengembangan taman baca/perpustakaan keliling, pengemasan kembali informasi teknologi pertanian yang ramah pengguna hingga bimbingan teknis dan pengawalan penerapan teknologi oleh petani bersama penyuluh. Selain itu perpustakaan juga harus berkolaborasi dengan mitra swasta, perguruan tinggi, karang taruna, gapoktan hingga komunitas untuk pemberdayaan petani. “Manfaatkan lembaga existing dan libatkan seluruh stakeholders dalam proses peningkatan literasi teknologi pertanian bagi petani”, bebernya bersemangat.
“Untuk itu dalam waktu dekat PUSTAKA akan membuat Petunjuk Teknis perpustakaan pertanian berbasis inklusi sosial yang akan menjadi pedoman bagi pustakawan dan pengelola perpustakaan Kementan.” Ujarnya. Selanjutnya Kepala PUSTAKA juga menghimbau agar para pustakawan menularkan ilmu yang diperoleh dari kegiatan temu teknis ini kepada para pengelola perpustakaan di daerah yang terhubung dengan program perpustakaan nasional.
“Ke depan, program perpustakaan pertanian berbasis inklusi sosial ini akan diusulkan ke Bapennas agar daerah memperoleh dukungan anggaran tersendiri untuk dukung pengembangan perpustakaan pertanian berbasis inklusi sosial yang terkoneksi langsung melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Acara temu teknis diakhiri dengan presentasi perwakilan peserta dari setiap kluster wilayah terkait rancangan perencanaan program perpustakaan pertanian berbasis inklusi sosial”, ungkapnya.
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) memiliki strategi tersendiri untuk semakin dekat dengan penggunanya. Salah satunya adalah dengan menggelar Bimtek Hidroponik berkolaborasi dengan Tim Taman Teknologi Pertanian Cigombong pada 15 Februari 2020 di Taman Baca PUSTAKA Laladon.
Pada kesempatan tersebut hadir Kepala PUSTAKA, Retno Sri Hartati Mulyandari dalam arahannya ia mengungkapkan bahwa bimtek hidroponik ini meski sederhana tetapi jika dimplementasikam akan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan jika diseriusi juga dapat menguntungkan secara ekonomi. Selanjutnya Retno mengungkapkan bahwa selain hidroponik, adalagi sistem bertanam sayur tanpa tanah dengan memanfaatkan air kolam ikan atau yang biasa dikenal dengan aquaponik. Dengan sistem aquaponik, nutrisi tanaman berasal dari limbah sayuran. Dengan demikian,, dapat menghindarkan sayur dari bahan kimia.
Kemudian Retno mengajak para peserta untuk semangat menanam meski tanpa tanah. "Tanpa tanah pun kita tetap bisa menanam". Ujarnya bersemangat. Selanjutnya Retno membagikan benih varietas unggul Badan Litbang Pertanian Kementan dari Balai Penelitian Sayuran. Semoga benih ini juga dapat diproduksi dan menghasilkan benih agar dapat ditanam secara berkelanjutan. Secara reguler, Tim PUSTAKA akan tetap mengawal para peserta bimtek mengimplementasikan teknologi yang diperkenalkan agar hasil bimteknya dapat bermanfaat.
Sementara itu Kepala Bidang Program dan Evaluasi yang juga sebagai Plt. Kepala Bidang Penyebaran Teknologi Pertanian, Ifan Mutaqin mengungkapkan bahwa PUSTAKA merupakan salah satu Institusi yang berdiri sejak tahun 1842, dan sampai saat ini sudah berusia 178 tahun.
Awalnya dahulu berkembang sebagai tempat untuk penelitian pertanian, dan kini PUSTAKA dengan semangat "library comes to you" dan "bridging" invensi menuju inovasi dan memberi layanan yang semakin menukik ke end user atau pengguna akhir, yaitu petani. Agar perpustakaan pertanian lebih dekat dengan penggunanya dan tidak hanya mendiseminasikan namun juga memberdayakan masyarakat, harus berkolaborasi bersama instansi terkait untuk memberikan pengetahuan dan pengawalan dalam menerapkan teknologi.
Selanjutnya ia berharap agar para peserta mengimplementasikan kegiatan tersebut setelah selesai kegiatan bimtek di daerahnya masing-masing utamanya sekitar rumah. Kegiatan tersebut dipandu oleh Tim dari TTP Cigombong, Ibad yang mengungkapkan bahwa hidroponik merupakan pertanian tanpa media tanah dengan biaya murah. "Di awal penerapannya, agar hemat sebaiknya dicoba dengan barang bekas terlebih dahulu." Ujarnya.
Selanjutnya, manajer TTP Cigombong Dede Zaenab berbagi pengalaman terkait bagaimana pasca panen dari hasil budidaya secara organik atau setidaknya bebas pestisida. Ia menyatakan bahwa berbagai macam minuman sehat dapat dibuat sendiri dari tanaman yang ditanam secara hidroponik. Di antaranya adalah minuman infuce drink dari bunga telang dan daun mint. Selain itu juga dapat dibuat minuman dengan memadukan sayuran dan buah. Salah satu minuman berkhasiat yang menjadi andalan pada bimtek kali ini adalah smothie pakcoy rasa alpukat meski tanpa buah alpukat.
Bimtek ini sangat menginspirasi para peserta. Hal ini dilihat dari antusiasme dan keseriusan para peserta bimtek yang hadir. Apalagi setelah merasakan minuman hasil praktek bersama.
Mengembangkan perpustakaan agar dapat selalu dekat dengan pengguna di era digital yang serba berbasis Internet of Think (IoT) seperti saat ini menghadapi tantangan yang cukup besar. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) memiliki trik khusus untuk mengatasi hal tersebut.
Kegiatan literasi dan penyediaan informasi, baik cetak maupun online, perpustakaan berandil besar menciptakan masyarakat yang mempunyai kemampuan literasi lebih tinggi sehingga mendorong perubahan kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
Dalam peraturan perundangan secara tegas dijelaskan bahwa masyarakat memiliki hak dalam memperoleh layanan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan. Hal ini juga berlaku untuk masyarakat disabilitas, dengan keterbatasan fisik maupun sosial serta masyarakat yang terisolasi dan terpencil. Pemerintah berkewajiban untuk menggalakkan promosi gemar membaca dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Latar belakang itulah yang melandasi pemerintah sebagai pembina semua jenis perpustakaan dengan dukungan dari Bappenas berinisiatif untuk melakukan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Program ini bertujuan memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga kemampuan literasi meningkat yang berujung peningkatan kreativitas masyarakat dan kesenjangan akses informasi.
Paradigma perpustakaan harus dirubah. Dari semula dianggap sebagai gudang buku, kini bertransformasi menjadi perpustakaan yang dapat memberdayakan masyarakat dengan pendekatan teknologi informasi.
“Data melalui tes internasional menunjukkan lebih dari 55% orang Indonesia yang menyelesaikan pendidikan masih mengalami functionally illiterate. Functionally illiterate diartikan kurangnya kemampuan membaca dan menulis untuk mengelola kehidupan sehari-hari dan pekerjaannya yang membutuhkan kemampuan membaca yang melebihi tingkatan dasar,” seperti di ungkap oleh Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional, Ofy Sofiana dalam Perpusnas.go.id (27/3).
Dengan semangat library comes to you, PUSTAKA juga mulai bertrasformasi mejadi perpustakaan berbasis inklusi sosial seprti diiungkap oleh Kepala Pustaka, Retno Sri Hartati Mulyandari dalam acara temu teknis yang digelar pada 12-15 Februari 2020.
perpustakaan pertanian harus bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpustakaan harus menjadi salah satu NODE sinergisme lintas stakeholders untuk bersama melakukan aktivitas pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap informasi yang dibutuhkan dan pengawalan dalam implementasinya dalam proses pemberdayaan masyarakat sehingga meningkat kesejahteraannya.
Stakeholders terkait juga dapat dioptimalkan untuk mentransformasi informasi koleksi perpustakaan atau dari berbagai sumber menjadi ramah pengguna sehingga lebih bermakna sehingga mudah dipahami dan diterapkan atau text to context” ungkapnya. Salah satu contoh bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan misalnya perpustakaan berkolaborasi dengan lintas kementerian/lembaga misalnya Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian maupun komunitas. Kementerian Sosial juga telah menyatakan siap mendukung transformasi informasi teknologi pertanian untuk kelompok divable, khususnya dalam bentuk huruf braile. Begitu juga dengan stakeholders lainnya, dapat membantu mentransformasi atau memgemas kembali informasi yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan itu Ketua tupoksinya
Perpustakaan di lingkup UK/UPT lingkup Kementan harus dapat bersinergi dan dapat menyelaraskan dengan berbagai kegiatan perpustakaan dan tentunya harus dikukung dengan sarana dan prasarana, sarana informasi, sumberdaya manusia dan perangkat teknologi informasi yang mumpuni untuk memajukan perpustakaan dalam mendukung pertanian yang maju mandiri dan modern.
Taman Baca Pustaka Dramaga
Untuk menyempurnakan peran pustaka sebagai perpustakaan berbasis inklusi sosial maka Pustaka melengkapi berbagai fasilitas salah satunya adalah mengembangkan Taman Baca Pustaka Dramaga, Taman Baca ini terletak di wilayah Balumbang Jaya, berdekatan dengan kampus IPB Dramaga.
Taman Baca ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan literasi masyarakat di sekitar kampus IPB Dramaga. Mulai dari anak-anak, mahasiswa sampai kelompok wanita tani. Selain, menyuguhkan sumber bacaan pertanian, taman baca ini dilengkapi dengan taman bermain serta kebun praktek hidroponik, vertikal farming dan aquaponik.
Tidak hanya itu, taman baca ini juga direncakanakan akan menjadi tempat pelatihan hidroponik bagi kelompok wanita tani dan masyarakat sekitar. Dengan adanya taman baca ini di harapkan dapat menjadi sarana bagi masyarakat sekitar dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.
Sahabat Pustaka, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Bogor akan menyelenggarakan lelang barang milik negara berupa 1 unit kendaraan dinas Mitsubishi Kuda Grandia tahun 2004, untuk info lebih lanjut silahkan unduh file berikut ini ya. (Unduh File)
Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122
dummy+62-251-8321746
dummy [email protected]
We have 477 guests and no members online