NPP : 3271034C1019314
Kementerian Pertanian melalui Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) hadir dengan semangat perubahan pada Rakornas Bidang Perpustakaan di Hotel Bidakara 25 Februari 2020. Rakornas tersebut dibuka oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, didampingi Kepala Perpustakaan Nasional Muhamad Syarif Bando. Sebanyak 1600 peserta yang terdiri dari Bupati, wakil Bupati serta perwakilan mitra perguruan tinggi, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, perwakilan penulis, forum pustakawan, dan penerbit, hadir dalam rakornas tersebut.
Kepala PUSTAKA Retno Sri Hartati Mulyandari mengungkapkan bahwa Grand design perpustakaan digital beserta langkah riil kolaborasi harmonis lintas lembaga/stakeholders serta pererat hubungan penelitian dengan penyuluhan (research extension linkage) adalah salah satu usaha mendukung percepatan invensi menuju inovasi. Selanjutnya ia menambahkan bahwa rancangan fungsi perpustakaan pertanian diperkuat sebagai pusat transformasi pengetahuan berbasis inklusi sosial untuk peningkatan produksi pertanian. Menurutnya Perpustakaan pertanian sekaligus Bridging Invensi menuju Inovasi, menjembatani pengguna teknologi (utamanya petani) dengan sumber invensi (baik public domain maupun komersial/bernilai Kekayaan Intelektual), sehingga invensi dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat dan bertransformasi menjadi inovasi (text to context).
"Dengan semangat "one person one librarian, one person one public relation for accelerating agricultural invention to innovation" PUSTAKA berperan semakin strategis dalam pembangunan pertanian." Ujarnya. Lebih lanjut Retno membeberkan bahwa selain memperkaya content teknologi pertanian dari lingkungan internal Kementerian Pertanian, PUSTAKA juga memperluas jaringan dengan berbagai sumber teknologi maupun dengan penggunanya, "tidak hanya dengan lembaga internal Kementerian Pertanian saja tetapi juga eksternal lintas Kementerian/lembaga dalam dan luar negeri serta dengan komunitas petani, penyuluh dan swasta/mitra industri dalam satu kesatuan BIG DATA pertanian." Bebernya.
Kemudian ia menginformasikan bahwa PUSTAKA memiliki tiga kantor dan satu Taman baca. Dua kantor berada di Ring 1 Kota Bogor, yaitu: Kantor Pusat Perpustakaan Pertanian di Jl. Juanda 20 Bogor (depan Geraja Zebouth dan Istana Bogor) serta Museum Tanah dan Pertanian di Jl. Juanda 98; Kantor ketiga berlokasi di Jalan Daendels atau Jl. A. Yani 70 (Ring 2) yaitu Kantor Perpustakaan dan Pengetahuan Pertanian Digital (P3D) dengan semangat library comes to you, perpustakaan pertanian harus dekat dengan pengguna.) Selanjutnya ia mengimbuhkan bahwa perpustakaan juga harus menjadi sumber informasi yang terhubung dengan big data pertanian dari berbagai sumber informasi. "Koleksi publikasi dan buku terkait pertanian yang ditransformasi berbasis Internet of Thing (IoT) dalam bentuk digital telah disajikan semakin interaktif dalam virtual office perpustakaan pertanian dengan dashboard yang dapat diakses secara online dan ramah pengguna termasuk salah satunya ITani yang berbasis android." Imbuhnya.
"Akses informasi pertanian dalam genggaman dan tiada hari tanpa literasi, merupakan jargon yang digaungkan pustakawan dan pengelola perpustakaan pertanian. Mulai awal 2020, PUSTAKA mulai meluncurkan program literasi jarak jauh melalui virtual literacy yang didukung dengan setidaknya enam titik open virtual literacy room di tiga kantor PUSTAKA yang tersebar di Bogor." Ungkapnya. "PUSTAKA On the Spot untuk Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern (POS Tani) merupakan salah satu inovasi layanan perpustakaan unggulan untuk mendekatkan diri kepada pengguna perpustakaan. Tujuan utamanya selain peningkatan literasi dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka pengembangan perpustakaan pertanian berbasis inklusi sosial, juga dalam kerangka peningkatan kapasitas para pengelola perpustakaan yang dilaksanakan bersama lintas stakeholders secara harmonis dengan tujuan utama turut berkontribusi dalam proses pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian.” Ujarnya.
Setelah diresmikan awal Januari 2020 lalu oleh Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Laboratorium Perpustakaan Pertanian Berbasis Inklusi Sosial yang berlokasi di Taman Baca PUSTAKA Dramaga, kini mulai dimanfaatkan dengan berbagai macam kegiatan oleh petani dan kelompok wanita tani. Untuk lebih banyak menggaet target tersebut, PUSTAKA kembali menggelar koordinasi promosi pada Rabu tanggal 19 Februari 2020.
Puluhan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) yang juga tergabung pada Program Keluarga Harapan (PKH) yang dibina Kementerian Sosial hadir pada acara tersebut. Dalam kesempatan tersebut, hadir koordinator PKH wilayah Balumbang Jaya, Heri. Menurutnya, sosialisasi laboratorium perpustakaan pertanian berbasis inklusi sosial dilakukan karena perpustakaan saat ini sudah mengalami transformasi untuk turut serta memberdayakan petani atau masyarakat melalui penerapan teknologi pertanian.
Para anggota KWT terlihat sangat antusias dengan kehadiran laboratorium perpustakaan pertanian berbasis inklusi sosial, utamanya sebagai tempat belajar dan praktek teknologi pertanian perkotaan.
Mereka berharap mendapatkan bimbingan dari tim ahli yang dapat dihadirkan dari PUSTAKA sehingga dapat mengadopsi teknologi pertanian perkotaan yang akan diaplikasikan di pekarangan. Cici, Ketua kelompok Wanita Tani Balumbang Jaya mengungkapkan bahwa jika teknologi tersebut diaplikasikan di lahan pekarangan maka setidaknya akan mengurangi biaya pengeluaran harian terutama untuk cabai, tomat dan sayuran lainnya.
Menjadi petani memang memiliki prospek yang luar biasa, selain membudidayakan tanaman petani juga dapat memasarkan langsung hasil panennya, mengolah lahan pertanian dapat menghasilkan beberapa komoditas dalam waktu berbeda, inilah yang menjadi sektor pertanian dapat lebih unggul dibanding sektor lainnya, hal terpenting adalah pengaturan manajemen dari seorang petani.
Beberapa komoditas memiliki resiko dan kendala dari sisi budidaya seperti serangan OPT (organisme pengganggu tanaman) yang dapat menggagalkan panen. Produktivitas tanaman yang rendah dan serangan hama/penyakit umumnya. Usahatani sayuran khususnya cabai merah memiliki resiko tinggi dan kendala yang dihadapi dalam budidaya, makin meningkat pada pertanaman di luar musim atau waktu off-season, yaitu mulai bulan Desember sampai bulan April dalam kondisi iklim normal. Keberhasilan usahatani cabai merah di musim hujan, ditentukan oleh kemampuan budidaya khususnya dalam mengatasi masalah hama/penyakit tanaman, pemilihan varietas, pengolahan lahan yang tepat dan pemupukan tanaman yang efisien.
Saat ini Kementerian Pertanian telah menghasilkan varietas cabai merah yang mampu beradaptasi dimusim hujan adalah Kencana dengan keunggulan umur panen 95-98 hari setelah tanam, potensi hasil 18-19 t/ha, dan beradaptasi baik pada dataran rendah sampai dengan tinggi. (Sumber : Puslitbanghorti)
Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122
dummy+62-251-8321746
dummy [email protected]
We have 2492 guests and no members online