NPP : 3271034C1019314
Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial tidak hanya untuk mempertahankan eksistensi suatu perpustakaan saja, akan tetapi juga merupakan salah satu bentuk dukungan program pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDG’s) yang dapat menyejahterakan masyarakat. Sebagaimana seruan dari International Federation of Library Associations (IFLA) yang meminta kepada semua pihak untuk menjadikan perpustakaan menjadi mitra dalam rencana pembangunan nasional serta mendorong agar perpustakaan masuk dalam rencana pembangunan nasional untuk SDG’s. Adanya seruan dari IFLA tersebut menjadikan perpustakaan memegang peranan penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ketersedian akses layanan informasi. Perpustakaan dapat menjadi pusat belajar dan berkegiatan bagi masyarakat.
Tujuan Kebijakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah untuk meningkatkan literasi informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, memperkuat peran dan fungsi perpustakaan, agar tidak hanya sekadar tempat penyimpanan dan peminjaman buku, tapi menjadi wahana pembelajaran sepanjang hayat, serta pemberdayaan masyarakat.
Perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, menawarkan kesempatan berusaha, melindungi dan memperjuangkan budaya serta hak azasi manusia sesuai dengan tujuan SDGs.
Tingkat kesejahteraan masyarakat akan terangkat bila masyarakat memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana mendapatkan ilmu pengetahuan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kaitan tersebut, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) menggelar webinar “Penguatan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial pada Perpustakaan Khusus”. Kegiatan webinar dilaksanakan pada Rabu tanggal 27 Oktober 2021.
Peserta yang hadir pada acara webinar tersebut sebanyak 550 peserta terdiri atas pustakawan, pengelola perpustakaan, dan penggiat literasi.
Acara dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala PUSTAKA, Sudi Mardianto. Dalam arahannya, Sudi menyampaikan bahwa inklusi sosial merupakan proses yang memberikan daya untuk ikut berpartisipasi dengan makna individu semakin berdaya dan bermanfaat. Salah satunya melalui perpustakaan dengan menyediakan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan tersebut dapat berkontribusi pada masyarakat baik umum maupun para petani. Ilmu pengetahuan yang diperoleh lewat bahan bacaan melalui gawai, buku tercetak/buku fisik dan lainnya dapat dibagikan ke orang lain. Perpustakaan berbasis inklusi sosial pada perpustakaan khusus sektor pertanian target utamanya adalah petani, meski kesempatannya terbatas dalam membaca buku. “Operasionalnya dapat lebih berdaya dengan bacaan-bacaan yang bermutu,” ujar Sudi.
Acara tersebut menghadirkan materi bertema “Implementasi perpustakaan berbasis Inklusi sosial pada perpustakaan khusus” yang disampaikan oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Upriyadi.
Dalam paparannya Upriyadi lebih banyak mengarah pada fungsi perpustakaan khusus dalam transformasi layanan berbasis inklusi sosial dan kerangka regulasi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Upriyadi juga memberikan contoh perpustakaan yang sukses melaksanakan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Materi yang kedua disampaikan oleh Abdul Basit yang merupakan Perencana Utama di Kementerian Pertanian. Dalam paparannya Abdul Basit menyampaikan “Kerangka umum perencanaan dan evaluasi perpustakaan pertanian berbasis inklusi sosial”. selanjutnya Abdul Basit mengungkapkan bahwa inovasi perpustakaan pertanian dalam kaitan inklusi sosial seperti Library comes to you, kolaboratif, text to context, dan Virtual Literacy. Pemateri juga banyak menyoroti perencanaan, monitoring, dan evaluasi pada program perpustakaan berbasis inklusi sosial di lingkup Kementerian Pertanian. (Herwan Junaidi)
Pusat Perpustaakaan dan Penyeabaran Teknologi Pertanian (Pustaka) menyediakan koleksi buku komik pertanian bagi para pemustaka anak-anak. Koleksi ini disediakan untuk mengenalkan pertanian sejak dini kepada anak-anak sehingga dapat memberikan pengetahuan dan menimbulkan keingintahuan tentang pertanian. Koleksi Komik Pertanian disajikan dengan bahasa yang sederhana dan dengan berbagai gambar dan tampilan buku yang menarik sehingga informasi lebih mudah dipahami dan menarik bagi anak. Ini adalah salah satu sarana untuk membangkitkan kembali dunia pertanian di Indonesia untuk mencetak para petani milenial mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern
Yuk baca komiknya pada tautan: http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6374
Aneka kacangan merupakan sumber energi yang baik bagi tubuh karena mengandung beragam nutrisi penting seperti protein, vitamin, mineral dan lemak sehat. Kacang tanah dan kacang hijau merupakan komoditas penting sebagai bahan pangan, agroindustri, dan sumber protein nabati yang murah. Menurut data tahun 1994-2016, Indonesia adalah salah satu negara penghasil kacang terbesar nomor enam di dunia.
Permintaan pangan sumber protein terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, pendidikan, dan pendapatan masyarakat. Termasuk permintaan terhadap aneka kacangan, seperti kacang tanah, kacang hijau ataupun kedelai.
Buku ini mengulas mengenai industri hulu kacang tanah dan kacang hijau, mulai dari budi daya, panen hingga penanganan pascapanen dan prospek pengembangan bisnis kedua jenis kacang tersebut. Harapannya dapat mendorong peningkatan produktivitas produksi dalam negeri sehingga dapat memenuhi kebutuhan kacang tanah dan kacang hijau di tanah air.
Untuk informasi lebih lanjut silakan akses Repository Publikasi Kementerian Pertanian pada tautan: http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/5366
Indeks Ketahanan Pangan (IKP) adalah ukuran dari indikator yang digunakan untuk menghasilkan nilai komposit kondisi ketahanan pangan di suatu wilayah. Penilaian menggunakan IKP memiliki peran strategis untuk mengevaluasi capaian ketahanan pangan dan gizi di suatu wilayah (kabupaten/kota) dan memberikan gambaran peringkat pencapaian pangan wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya. IKP juga menjadi salah satu alat dalam menentukan prioritas daerah dan intervensi program.
Untuk informasi lebih lanjut silakan akses Repository Publikasi Kementerian Pertanian pada tautan: http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/12038
Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122
dummy+62-251-8321746
dummy [email protected]
We have 842 guests and no members online