Dalam perjalanannya bumi semakin tua, sumberdaya alam semakin menipis, pada akhirnya krisis energi melanda. hal tersebut diakibatkan oleh eksploitasi dan konsumsi yang semakin meningkat. Harga BBM mengalami fluktuasi yang cukup tajam sejak awal tahun 1970an. Berkaca dari fenomena tersebut kesadaran memikirkan sumber alternatif tercetus. Untuk mengatasi hal tersebut banyak negara mencari alternatif lain dalam pencairan sumber energi yang sangat vital dan dibutuhkan tersebut.
Pemilihan jenis tanaman yang dapat menghasilkan energi merupakan salah satu solusi mengatasi permasalahan tersebut, mencari tanaman yang mempunyai nilai ekonomis sehingga layak diproduksi sekaligus aktifitasnya mempunyai peran dalam pengembangan lingkungan dan menggerakkan ekonomi kerakyatan yang bisa mengentaskan kemiskinan masyarakat. Salah tanaman yangh dapat menghasilkan sumber energi pengganti BBM adalah tanaman Kemiri Sunan.
Kemiri Sunan (Aleurites trisperma blanco) merupakan tumbuhan asli dari Philipina, namun saat ini banyak tumbuh secara alami di Jawa Barat (Duke, 1983). banyak dijumpai di Bandung, Sumedang, Majalengka, Garut dan Cirebon. Ditanam pertama di Indonesia tahun 1927 Kondisi iklim yang optimal untuk pertumbuhannya adalah pada suhu 18,7–26,2oC, pH 5,4–7,1. Dapat hidup pada ketinggian rendah sampai menengah, di Jawa Barat ditemukan hidup pada ketinggian lebih dari 1000 meter (Hyne, 1987). Berbeda dengan tumbuhan penghasil minyak lainnya.
Kemiri Sunan berpeluang besar untuk dikembangkan karena beberapa keunggulan yang dipunyainya. Habitus tanaman berupa pohon berukuran sedang, mempunyai daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan dan mampu tumbuh di lahan kering iklim basah, dari dataran rendah hingga 800 m di atas permukaan laut,
tingkat curah hujan 1000-2500 mm/tahun, perakarannya yang kuat dan dalam mampu bertahan pada lahan berlereng sehingga dapat menahan erosi. Pohon ini memiliki tinggi 10-15 meter dan berjenis kayu keras, tidak cocok untuk bahan pangan karena mengandung racun . Hampir bisa dikatakan tanaman ini belum dibudidayakan secara intensif.
Kemiri sunan sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN). Potensi terbesar dari tanaman Kemiri Sunan ada pada buah yang terdiri dari biji dan cangkang (kulit). Pada biji terdapat inti biji dan kulit biji. Inti biji inilah yang nantinya dapat diproses menjadi minyak kemiri sunan dan digunakan sebagai sumber energi alternatif pengganti solar (biodiesel) melalui proses lebih lanjut. Inti dari buah mampu menghasilkan minyak sebesar 56 % (Vassen
Dari pertanaman Kemiri Sunan setiap 1 ha bisa diperoleh 10 ton minyak kasar/tahun. Tanaman Kemiri Sunan sebagai sumber bahan baku bio-diesel kemiri sunan juga cocok digunakan sebagai tanaman konservasi. Hal ini didukung dengan daunnya yang lebat, lebih dari 80.000 helai/ phn. Sehingga mampu mengikat CO2 dalam jumlah besar untuk kemudian menghasilkan O2. Tanaman Kemiri Sunan juga memiliki perakaran yang kuat dan dalam. Dalam 4 tahun panjang akar bisa mencapai 4 meter. Cocok ditanam di tanah kritis. Masa produktivitas Kemiri Sunan juga panjang, sampai 75 tahun. Bahkan, peneliti Badan Litbang Pertanian memperkirakan bisa sampai 100 tahun. Tanaman ini berbuah tidak mengenal musim. Ini sungguh investasi yang menjanjikan, karena kita cukup menanam satu kali dan hasilnya bisa dipanen sepanjang masa. Adanya kandungan zat racun yang terdapat pada hampir seluruh bagian tumbuhan ini sangat menguntungkan karena jarang terserang hama maupun diganggu oleh ternak. (Sumber BPTP Jabar)