Unit layanan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) tampak dipenuhi oleh ratusan generasi millenial pada 17 Oktober 2019, di Main Office Pustaka. Mereka tampak antusias mengikuti workshop preservasi dan konservasi (pelestarian buku lama) serta berkunjung untuk menelusur buku. Selain itu, PUSTAKA juga membangun kerjasama dengan Vokasi IPB untuk pembuatan videografis. Selanjutnya ada siswa SD Kreatifa yang mengikuti kegiatan library tour.
Para millenial juga banyak yang berkunjung di Gedung Perpustakaan Pertanian dan Pengetahuan Digital (P3D). Mereka datang untuk menelusur informasi dan memanfaatkan fasilitas yang ada di sana untuk nengerjakan tugas. Museum Tanah dan Pertanian pun ramai dikunjungi oleh ratusan pelajar dan mahasiswa di antaranya adalah SD Kreativa, SD Riyadi Shalihin dan Unisma Bekasi.
Padatnya kegiatan PUSTAKA tidak menyurutkan semangat Kepala PUSTAKA Retno Sri Hartati Mulyandari yang setelah semangat mengenalkan salah satu e_resources informasi pertanian digital (iTani) kepada sebagian mahasiswa vokasi yang sedang berada di depan area iTani, juga menyempatkan waktu untuk bertemu dengan peserta workshop preservasi dan konservasi. Dalam sambutannya, Retno mengungkapkan bahwa kegiatan workshop merupakan rangkaian acara Hari Kunjung Perpustakaan yang memang rutin dilaksanakan setiap tahun. Pada tahun ini pesertanya lebih banyak dari luar Kementerian Pertanian. Hal ini merupakan salah satu wujud “Corporate Social Responsibility” (CSR) PUSTAKA kepada masyarakat.
Lebih lanjut Retno menjelaskan bahwa kegiatan pelestarian koleksi perpustakaan di PUSTAKA telah menjadi rujukan kedua setelah Perpusnas. PUSTAKA memiliki pustakawan yang ahli di bidang preservasi dan konservasi yang telah dikutsertakan dalam pelatihan di Jepang. Kemudian Retno menghimbau seluruh masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan fasilitas PUSTAKA sebagai sarana pembelajaran bersama.
Dalam kesempatan yang sama salah satu peserta Sri Noviningsih merasa senang dengan pelatihan preservasi yang diselenggarakan PUSTAKA. Sri menyarankan agar kegiatan selanjutnya para peserta dapat langsung praktek preservasi. Hal yang sama juga di ungkapkan peserta lainnya, Madi pustakawan Baitul Hikmah Gunung Sindur. Ia menyarankan waktu pelatihan ditambah agar peserta dapat praktik lagsung. “Pelatihan ini sangat bagus karena bisa mendapat ilmu mengenai preservasi, laminasi serta pencucian buku”, ujarnya bersemangat.