Untuk meningkatkan geliat pertanian bagi kawula muda, Kementerian Pertanian menggelar Jambore Millenial Pelaku dan Pendamping Pembangunan Pertanian pada 18/10/2019. Jambore kali ini mengusung tema membangun pertanian berdaya saing menuju pertanian modern. Dalam jambore tersebut dimeriahkan juga dengan beragam pameran. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) turut berpartisipasi dalam pameran dengan menampilkan materi informasi teknologi pertanian dalam beragam media sekaligus melaksanakan literasi bagi petani dan pemyuluh peserta jambore.
Stand PUSTAKA sangat diminati oleh peserta. Pengunjung rela berdesak-desakan demi mendapatkan informasi mengenai teknologi pertanian. Berbagai buku komoditas, leaflet dan CD beragam teknologi pertanian termasuk 600 Teknologi Inovatif pertanian disiapkan oleh PUSTAKA. Ternyata CD 600 teknologi inovatif merupakan jenis teknologi yang sangat laris diminati dan dalam kesempatan ini tim pustaka juga memberikan literasi terhadap sumber informasi digital yang disiapkan PUSTAKA dan dapat diakses melalui smart phone. Selain itu, dengan sistem jemput bola, setiap akhir literasi pengunjung diminta menulis informasi yang dubutuhkan dan selanjutnya untuk direspon para pustakawan dengan sistem pengiriman dokumem digital melalui HP.
Jambore tersebut dibuka resmi oleh Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Dedi Nursyamsi yang dalam sambutannya disampaikan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting terhadap ekspor pertanian. Peningkatan ekspor pertanian dari tahun ketahun bertumpu kepada generasi millenial. Ia berharap ke depan semakin banyak generasi millenial yang tertarik terjun di bidang pertanian.
Lebih lanjut Dedi menjelaskan bahwa pendapatan negara dari sektor pertanian meningkat terus. Dahulu Indonesia berada di papan bawah namun saat ini menempati posisi kelima setelah Brazil dan Amerika. Kondisi sektor pertanian saat ini sedang bertransformasi dari tradisional menjadi modern. Penduduk semakin meningkat sehingga kebutuhan pangan pun semakin besar untuk itulah perlu inovasi menggunakan teknologi 4.0 agar produktivitas semakin meningkat dengan waktu yang lebih efisien. Putra bangsa telah mampu menghasilkan inovasi teknologi 4.0. Harapannya ke depan para petani millenial dapat memanfaatkan teknologi pertanian berbasis 4.0. Dalam kesempatan ini Dedi menghimbau generasi muda untuk mau menjadi petani.