Kementerian Pertanian sudah memiliki Museum Tanah dan Pertanian yang selalu dibanjiri pengunjung setiap harinya. Museum tersebut tidak hanya difungsikan sebagai sarana wisata edukasi melainkan juga sebagai pusat informasi dan edukasi pertanian. Di sudut ruang museum disediakan juga mini perpustakaan yang dapat digunakan sebagai sumber informasi pertanian tercetak maupun digital. Kegiatan literasi informasi pertanian saat ini juga mulai dilakukan di Museum Tanah dan Pertanian. Seperti yang dilakukan pada 19 Oktober 2019, ratusan penyuluh pertanian yang datang dari penjuru kota diberikan literasi informasi yang dilaksanakan di galery tanah, iklim, dan lingkungan pertanian.
Selain mendapatkan informasi teknologi pertanian dalam media tercetak dan digital, para penyuluh juga diberi tips dan trik mengakses e_resources informasi teknologi pertanian secara online sekaligus mempraktekkan cara pemanfaatan iTani dan Repository Kementan (repository.pertanian.go.id) dari smartphone yang ada di genggamannya oleh salah satu Pustakawan, Penny Ishak.
Usai literasi, para penyuluh menikmati wahana edukasi pertanian di galery pangan dan peradaban, kemudian galery kebijakan dan komoditas, galery pertanian masa depan, serta galery peternakan. Salah satu peserta, Dyastuti Setyawati dari Dinas Pertanian Jawa Timur mengungkapkan kekagumannya. Ia mengaku sudah dua kali berkunjung ke Museum Tanah dan Pertanian. Ia merasa bangga karena Indonesia memiliki wisata edukasi pertanian yang menghadirkan informasi pertanian masa lalu sampai masa akan datang yang menggambarkan Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia.