NPP : 3271034C1019314
Resensi Buku
Judul : Budi Daya Cabai di Lahan Pertanian & Perkotaan
Penyusun : Tim Pustaka
Penerbit : IAARD Press
Tahun Terbit : 2017
ISBN : 978-602-344-173-0
Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan upaya khusus untuk memenuhi kebutuhan cabai di dalam negeri melalui Gerakan Tanam Cabai (Gertam Cabai) yang melibatkan Tim Penggerak PKK dan masyarakat untuk mengoptimalkan lahan pekarangannya. Budi daya cabai dapat dilakukan pada lahan produktif di tengah kota dalam rangka mendorong ketahanan pangan salah satunya dengan program cabainisasi. Keterbatasan lahan dapat disiasati dengan menanam cabai dalam pot atau polybag.
Badan Litbang Pertanian Kementan merilis varietas-varietas cabai unggul dan diminati pasar sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap benih cabai impor. Jumlah varietas unggul cabai (cabai besar, keriting, maupun rawit) yang dilepas oleh Kementan sejak tahun 1994 hingga 2017 mencapai 303 varietas.
Pada BAB 4 buku ini membahas bagaimana melakukan budi daya cabai di lahan pertanian. Apa saja yang harus dilakukan dari mulai perencanaan tanam, penyediaan benih, persiapan lahan, penyemaian, hingga pembuatan rumah kasa. Salah satu teknologi produksi yang dapat mengoptimalkan hasil dan kualitas cabai adalah menggunakan naungan (netting house) atau rumah kasa. Penggunaan rumah kasa mampu menekan serangan hama hingga di bawah ambang pengendalian sehingga menekan penggunaan insektisida mencapai 73%. Penggunaan rain shelter pada musim kemarau basah atau musim hujan berkepanjangan dapat menahan derasnya air hujan, menekan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan mengurangi penggunaan pestisida.
Dalam buku ini disampaikan penyakit cabai sejak fase benih/biji hingga pertumbuhan vegetatif-generatif. Banyak teknologi yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama cabai, diantaranya cara bercocok tanam, penggunaan varietas tahan, pengendalian hayati, pengendalian secara mekanis, penggunaan perangkap, penggunaan companion planting, dan penggunaan pestisida nabati. Pada tahap pemanenan, kegiatan panen harus memerhatikan waktu dan cara panen yang tepat. Waktu panen yang tepat sangat penting agar didapat cabai dengan kualitas unggul. Daya tahan cabai segar menjadi masalah tersendiri bagi petani. Salah satu upaya mempertahankan nilai jual cabai adalah melalui pengolahan.
Buku ini memberikan informasi secara ringkas tentang budi daya cabai dan berbagai inovasi teknologi budi daya cabai yang dapat diimplementasikan di lapangan mulai dari varietas benih sampai teknologi panen dan pascapanen. Berbagai varietas unggul cabai mulai dari cabai rawit, cabai besar sampai cabai keriting telah tersedia dengan karakteristik unggulnya masing-masing. Buku ini dapat menjadi bahan rekomendasi bagi para penyuluh untuk menambah wawasan dalam menghadapi berbagai kendala dalam usaha tani cabai baik yang dilakukan pertanian maupun lahan perkotaan. Buku ini juga akan lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam jika diberikan tambahan tentang berbagai istilah-istilah pertanian sehingga dapat memudahkan pemahaman pembaca dan dapat memberikan pengetahuan bagi yang belum mengenal istilah tersebut. (Listina)
Bagaimana menuangkan ide untuk membuat sebuah kajian di bidang perpustakaan? pertanyaan itulah yang kerap kali muncul bagi para pustakawan ketika hendak membuat sebuah kajian tersebut. Untuk meningkatkan kompetensi para pustakawan dalam membuat sebuah kajian, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) menggelar Knowledge Sharing bertema "Tips dan Trik Membuat Kajian Perpustakaan" pada Kamis, 18 Maret 2021 melalui Open Virtual Literacy Room.
Pertemuan ini dibuka oleh Kepala PUSTAKA, Abdul Basit dalam sambutannya menjelaskan bahwa knowledge sharing ini merupakan salah satu upaya pembinaan pejabat fungsional pustakawan dan pengelola perpustakaan, utamanya lingkup Kementan. Menurutnya kajian perpustakaan merupakan salah satu pengembangan sistem kepustakawanan. Selanjutnya ia menambahkan bahwa peningkatan kemampuan membuat sebuah kajian kepustakawanan harus bermuara pada pembuatan karya tulis yang merupakan unsur utama bagi fungsional pustakawan. Ia berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kinerja dan kapasitas pustakawan.
Acara tersebut menghadirkan narasumber Pustakawan Muda Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI, Wahid Nashihuddin. Pada kesempatan tersebut Wahid berbagi pengalaman tentang menulis. Menurutnya seorang pustakawan harus kreatif, berimajinasi tinggi, memiliki ide, serta inspiratif.
Wahid membagi tips bagaimana membuat sebuah kajian. Tips yang pertama seorang pustakawan harus memahami karya tulis ilmiah (KTI). Tips yang kedua adalah memahami proses penelitian. Tips yang ketiga adalah memahami teknik penulisan. Selanjutnya tips yang keempat adalah memahami pendekatan penelitian dan tips yang kelima adalah memamahi alur berpikir teoritis dan praktis “Logic of Science”
Sementara itu Kepala Perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin, Ahmad Syawqi yang merupakan narasumber berikutnya menjelaskan bagaimana membuat kajian opini dimedia massa. Suawqi mengungkapkan bahwa opini merupakan salah satu bentuk tulisan non fiksi, berisi pandangan atau pendapat pribadi seseorang (pemikiran kritis) penulis terhadap masalah aktual yang tengah berkembang di masyarakat, meski tetap boleh mencantumkan data atau fakta sebagai bahan tulisan.
Syawqi juga membagi tips dan trik tahap-tahap dalam membuat tulisan opini di media massa. Tahap pertama adalah mencari ide, menentukan topik tulisan kemudian membuat kerangka (outline) karangan. Tahap selanjutnya mengumpulkan sumber referensi dilanjutkan dengan mulai membuat tulisan. Tahap terakhir adalah lakukan koreksi dan kirimkan ke media massa. (Reporter Mustika Sinuraya/Editor Shinta)
Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian
Jl. Ir. H. Juanda No. 20 Bogor 16122
dummy+62-251-8321746
dummy [email protected]
We have 1914 guests and no members online