Pala adalah tanaman asli kepulauan Maluku yang telah diperdagangkan dan dibudidayakan secara turun temurun. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku 2017 menyebutkan lahan tanaman pala di Maluku seluas 31.547,4 ha yang diusahakan 28.363 kepala keluarga dengan produksi mencapai 5.020,2 ton. Komposisi tanaman pala rakyat ini terdiri dari tanaman belum menghasilkan 12.644,5 ha (40,1 %), tanaman sudah menghasilkan 16.828,6 ha (53,3 %) dan tanaman rusak/tidak menghasilkan 2.074,3 ha (6,5 %).
Indonesia merupakan negara pengekspor pala terbesar di dunia, namun mutunya tergolong rendah dibandingkan pala dari Grenada dan negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah hama yang mempengaruhi penurunan produksi dan mutu yang rendah. Salah satu jenis hama berbahaya pada pala adalah pengggerek batang (Batocera herculles). Penggerek batang merupakan hama yang mematikan pohon pala, bahkan pada tanaman yang sudah berumur ratusan tahun. Hama ini banyak terdapat di daerah Maluku dan Minahasa yang oleh penduduk setempat dikenal dengan nama “boor-boor”. Selain kumbang boor-boor yang menyerang batang juga didapatkan hama lain yang oleh penduduk dikenal “Gaai”, kumbang ini mempunyai ukuran yag lebih kecil dari pada kumbang boor-boor.
Gejala serangan ditandai dengan:
- basanya ujung ranting atau kanopi mengering dan terdapat lubang gerekan,
- larva menggerek batang di bawah lapisan kulit dengan diameter gerekan 0,5-1 cm,
- pada permukaan lubang bekas gerekan terdapat serbuk kayu bekas gerekan,
- larva menggerek ke dalam batang pala, kedalaman gerekan 1,5-2 cm dan panjang 5-15 cm dan
- batang pala yang terserang akan lapuk sehingga mempercepat matinya tanaman, dan
- Gejala serangan hama gaai terlihat menggembung yang akhirnya ujung sebelah atas dari cabang itu mati.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara teknis, hayat dan kimia:
- Teknik
Sanitasi kebun dengan penyiangan gulma, membersihkan permukaan batang pala dari telur penggerek, mengambil larva dalam lubang gerek dengan kawat baja yang berkait di ujungnya. Pengendalian hama gaai yang biasanya hanya menggerek cabang-cabang tanaman pala dapat dilakukan dengan memangkas cabang/ranting yang terserang dan kemudian membakarnya.
- Hayati
Menyemprotkan pestisida nabati berupa minyak cengkeh, serai wangi, kayu manis, mimba, dosis 5-10 ml air (dicampur dengan sabun cair 9:1).
- Kimia:
Menyemprotkan beberapa tetes insektisida bahan aktif berupa Deltametrin atau swalvelkoolstof ke dalam lubang-lubang keluar bekas penggerekan baru. Caranya menggunakan alat penyemprot minyak, kemudian lubang ditutup rapat agar gas tidak keluar. Selain itu dapat juga dengan menggunakan racun serangga sistemik dari golongan organo fosfat. Racun tersebut dimasukkan ke dalam batang pohon pala yang terserang dengan membuat lubang pada batang pohon pala menggunakan alat bor. (Herwan Junaedi)
Sumber:
Deinum H.K. 1948. De landbouw in de Indisch Archipel: Pala dan bunga pala. Terjemahan Hasian B.G.D. 25 p.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Pedoman Teknis Budidaya Pala. Kementerian Pertanian RI. Jakarta.
Maryani Y, Setyaningsih R.B., Budi H.I. 2018. Buku Saku Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Utama pada Pala. Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian RI. Jakarta.
Pesireron M, Kaihatu S, Suneth R, dan Ayal Y. 2019. Perbaikan Teknik Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Perkebunan Pala Banda (Myristica Fragrant Houtt) di Maluku. Jurnal Litri Vol. 25(1): 45-58.