Salah satu hama padi yang perlu diwaspadai adalah wereng batang coklat (WBC). Perubahan iklim yang saat ini terjadi menjadi salah satu faktor pemicu peningkatan WBC. Hama ini merupakan jenis serangga kepik terbang yang menghisap cairan tanaman padi. Kemampuan migrasinya tinggi, serangga ini biasa bergerak dalam kawanan yang banyak dan mampu berpindah tempat dengan terbang hingga 100 km. Kemampuan WBC merusak wilayah pertanaman padi sangat cepat. Akibat serangan wereng tanaman seperti terbakar (menguning dan mongering) serta terlihat mengumpul/melingkar pada satu lokasi (hopperburn). Keberadaan wereng ini tentu akan mengancam pertumbuhan tanaman padi, oleh karenanya perlu mengenali dan mengetahui cara pengendalianya secara efektif.
Faktor pemicu perkembangan WBC
- Anomali iklim (La-Nina). Ini merupakan suatu keadaan dimana dalam musim kemarau masih terjadi hujan. Volume air yang lebih banyak akan melarutkan agens hayati atau insektisida yang disemprotkan pada tanaman;
- Varietas rentan;
- Tanam tidak serentak. Kondisi ini mendorong WBC berkembang pesat karena tersedia makanan setiap saat;
- Monitoring dini kurang optimal. Monitoring dini penting dilakukan untuk mengetahui populasi WBC terkait dengan ambang ekonom (penyebab kerugian ekonomi). Jika dalam 1 rumpun sudah ada 4 ekor wereng coklat artinya sudah berada dalam batas ambang ekonomi. Pengendalian WBC sulit dilakukan apabila populasi WBC sudah tinggi;
- Pelaksanaan pengendalian kurang tepa Beberapa hal yang kurang tepat yaitu 1) pengendalian sudah terlambat, ketika gejala terbakar sudah muncul, 2) penyemprotan dengan pestisida saat embun masih banyak, 3) pengendalian dilakukan secara individu (tidak serentak);
- WBC sudah membentuk biotipe baru (biotipe 4).
Pengendalian WBC
Pengendalian serangan wereng yang dianjurkan adalah dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi. Metode pengendalian ini dilakukan melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani, yaitu dengan :
- Penggunaan varietas unggul. Beberapa varietas unggul baru padi yang diketahui toleran terhadap WBC antara lain Inpari 4, Inpari 7, Inpari 13, Inpari 14, inpari 30, Mekongga, Ciherang, Cegeulis dan Inpari 13, Inpari 30
- Pola tanam. Tanam padi jajar legowo (tanam beberapa baris dengan satu baris kosong) kurang mendukung perkembangan WBC.
- Penggunaan benih berkualitas tinggi. Benih yang digunakan dari varietas tahan (toleran) wereng.
- Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi. Pupuk berimbang : 250 kg Urea, 100 kg SP-36, 100 kg KCl per ha ( sesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara tanah).
- Penggunaan pupuk organik
- Pengelolaan bibit dan tanaman sehat.
- Mempertahankan musuh alami seperti laba-laba, kepik, kumbang, belalang dan capung dengan menjaga lingkungan tumbuh agar tidak punah.
Tahapan Pengendalian:
- Fase pra tanam (tahap persiapan)
- Bersihkan gulma, singgang dari sawah dan areal sekitarnya
- Gunakan varietas tahan wereng
- Fase Tanaman Muda
- Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami
- Gunakan perangkap cahaya waktu malam ketika terlihat ada gejala serangan wereng.
- Pemupukan berimbang
- Fase Tanaman Tua
- Sanitasi dan eradikasi selektif dan yang puso dieradikasi total
- Gunakan insektisida secara tepat (konsentrasi dan volume, waktu jangan terlalu pagi saat masih berembun, arahkan sprayer ke WBC, lakukan secara serentak dan gunakan pelindung diri).
Pengendalian WBC secara terpadu ini sebagai upaya mengurangi penggunaan insektisida kimia serta dampak buruknya. Sehingga penggunaan biopestisida atau pestisida nabati harus diutamakan sebelum menggunakan insektisida kimia.(DA)
Sumber:
- Potensi Pengelolaan Tanaman Padi Secara Terpadu dalam Mengendalikan Hama Wereng Batang Coklat”/ Cholil Mahfud (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur) http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/7110/WerengBatangCoklat.pdf?sequence=1&isAllowed=y
- http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99880/Mengenal-Hama-Wereng-Coklat/