Kehadiran hama di dalam rumah walet sangat mengancam produktivitas walet. Gangguan hama akan membuat walet menjadi tidak betah dan pergi ke rumah walet lain. Hama yang banyak menyerang rumah walet antara lain tikus, tokek, kelelawar, kecoa, kepinding, kutu busuk, semut, jamur, rayap, dan burung hantu.
Tindakan pencegahan merupakan prioritas utama. Sementara pemberantasan harus segera dilakukan begitu dijumpai ada hama yang menyerang. Pemakaian racun hama yang tepat dapat membuat rumah walet bebas hama untuk jangka waktu yang cukup lama. Memang tidak sedikit peternak yang menggunakan racun hama tanaman yang dibeli di toko-toko pertanian untuk membasmi hama di rumah walet. Namun, racun tersebut belum terbukti aman untuk walet dan terhadap sarang walet. Hal itu karena kebanyakan racun tersebut diperuntukkan bagi tanaman, seperti padi, dan jagung, bukan untuk sarang walet yang permukaannya tidak terlindungi. Beras terlindungi oleh gabah, sedangkan jagung terlindungi oleh kulitnya.
HAMA
Hama yang membuat walet tidak nyaman menetap karena merusak sarang dan mengganggu lingkungannya yaitu tikus, semut, kecoa, kutu busuk, kelelawar, dan tokek.
Tikus
Tikus merupakan hama walet yang paling merugikan. Tikus suka menyerang dan membuat gaduh sehingga walet yang bersarang akan kabur dan takut untuk kembali. Tikus memangsa walet dan kotorannya juga mencemari rumah walet.
Tikus banyak mengganggu rumah walet yang berada di daerah persawahan, sungai, pasar, dan rawa. Pencegahan tikus dilakukan dengan mengecor lantai dan atap, pembuatan kolam mengelilingi rumah walet, serta memperlicin tembok. Selain itu, juga bisa dengan melapisi tembok rumah bagian luar dengan lapisan seng sehingga licin dan tikus tidak dapat merayap.
Untuk membasmi tikus, dapat menggunakan racun tikus. Sebaiknya dipilih racun yang tidak membuat bangkai tikus berbau serta membuat tikus akan mati dalam keadaan kering. Bangkai tikus yang mati tidak boleh bau karena akan mengganggu rumah walet.
Semut
Semut senang memakan sarang dan anak walet. Biasanya semut bermunculan bila ada telur pecah, walet yang baru menetas, atau ada bangkai burung. Sebaiknya jangan ada penimbunan kayu atau barang bekas lainnya serta tidak memancing serangga di dalam rumah walet karena serangga yang mati juga disukai semut. Secara rutin harus diperiksa kebersihan sudut-sudut ruangan dan disemprot dengan racun semut. Semut dapat dipancing dengan umpan. Saat semut bekerumun, umpan segera disiram dengan air panas atau disemprot dengan racun semut.
Kecoa
Kecoa hidup di dalam rumah walet. Kecoa senang memakan sarang wallet sehingga mengakibatkan sarang berlubang-lubang. Kondisi di dalam gedung walet yang lembap dan bau sangat kondusif bagi perkembangan kecoa. Kecoa juga bisa hadir di rumah walet akibat pemakaian kotoran walet yang belum bebas hama. Kotoran walet yang biasanya langsung diletakkan di rumah walet baru akan membawa telur dan benih-benih hama ke rumah tersebut.
Kehadiran kecoa dapat dicegah menggunakan KW-3 (kotoran walet 3 formula) karena telah mengalami pembersihan dari hama. Hindarkan penumpukan barang-barang bekas di dalam maupun di sekitar rumah walet dan kotoran walet yang telah lama sebaiknya dibuang ke luar. Bila kotoran walet masih digunakan, dapat pula kotoran tersebut disemprot dengan racun kecoa.
Membasmi kecoa dapat menggunakan racun semprot maupun umpan beracun. Racun untuk kecoa dilarutkan ke dalam 1 liter air, kemudian disemprotkan ke sarang kecoa maupun ke sarang walet secara berkala setiap 3 bulan sekali. Selain itu, bubuk racun kecoa dapat ditebarkan di sudut-sudut ruangan yang sering dilalui kecoa. Kecoa akan membawa umpan tersebut ke liang persembunyiannya sehingga seluruh koloninya dapat mati keracunan. Pemakaian bubuk racun kecoa cukup sedikit saja karena merupakan ekstrak. Walaupun hanya sedikit, umpan tersebut sudah cukup untuk membunuh koloni hama.
Rayap
Kehadiran rayap dinilai membahayakan populasi wallet. Rayap juga merupakan hama yang mengganggu keberadaan walet secara tidak langsung. Rayap akan menggerogoti kayu sirip sebagai tempat melekatnya sarang walet. Kayu tersebut lama kelamaan akan lapuk sehingga keberadaan walet terancam. Rayap juga menyerang lantai.
Kutu busuk dan kepinding
Sama halnya dengan kecoa, kepinding dan kutu busuk juga mudah berkembang biak. Kepinding dan kutu busuk mengisap darah walet dewasa dan anaknya sehingga menjadi lemah dan akhirnya mati. Selain itu, serangga tersebut juga mengotori sarang sehingga kualitas sarang menjadi menurun. Kutu busuk banyak berkembang biak di kotoran walet Kotoran walet yang telah lama, sebaiknya diganti atau dikurangi sehingga telur-telur baru dari kutu busuk ikut terangkat keluar.
Pembasmian kutu busuk dan kepinding dapat dilakukan dengan menggunakan racun kepinding. Racun ini dilarutkan ke dalam 1 liter air, kemudian disemprotkan ditempat kutu busuk berada, seperti di kotoran burung atau langsung disemprotkan ke sarang burung. Racun kepinding sangat efektif dan aman bagi sarang walet. Untuk pencegahan, penggunaan racun ini diberikan secara berkala tiga bulan sekali.
Kelelawar
Umumnya walet tidak suka tinggal serumah dengan kelelawar karena menimbulkan bau. Kotoran kelelawar dapat mengganggu kenyamanan wallet. Cara tidur kelelawar menggantung pada plafon, kapala di bawah dan kakinya di atas. Dengan posisi seperti ini, kotoran kelelawar dapat mengenai plafon, tempat walet menempelkan sarangnya. Kotoran tersebut menyebabkan walet tidak suka bersarang. Di samping itu, kelelawar juga sangat merugikan karena sering memakan telur dan sarang walet.
Cara pemberantasan kelelawar bisa dengan mengusir dan membersihkan tempat bergantungnya hingga semua kotoran dan noda hilang. Setelah itu, tempat tersebut diberi kapur atau diolesi bubuk arang yang dicampur dengan alkohol. Dengan cara seperti ini, kelelawar tidak akan kembali lagi.
Tokek
Tokek merupakan pemangsa yang ganas. Tokek senang memakan telur, anak, dan sarang wallet. Kotorannya mencemari rumah dan suaranya juga mengganggu ketenangan walet. Tokek biasanya masuk melalui pintu walet dan ventilasi.
Untuk mencegah masuknya tokek, lubang ventilasi yang menghadap ke luar rumah ditutup dengan kasa atau penutup ventilasi, lalu dipasangi bingkai di pintu walet. Pada awalnya, bahan bingkai di pintu walet menggunakan ijuk. Namun, ternyata ijuk mudah rusak dan patah sehingga tokek tetap dapat masuk ke dalam rumah walet. Oleh karena itu, sebaiknya bahan bingkai anti tokek menggunakan seng. Bingkai anti tokek tersebut terdapat dalam berbagai ukuran yang dapat dipesan sesuai dengan ukuran pintu walet. Ukuran bingkai tokek harus lebih besar dari pintu walet. Jarak sisi bagian dalam bingkai dengan sisi bagian luar pintu walet kurang lebih 20 cm.
Tindakan pencegahan lain dapat dilakukan dengan membuat kolam di sekeliling rumah walet, melicinkan tembok bagian luar, serta menghindari timbunan barang bekas di dalam dan sekitar rumah walet. Bila terlanjur masuk ke rumah, tokek harus diburu atau dipancing dengan umpan tokek agar mati.
Burung elang
Burung elang merupakan pengganggu dan pemangsa walet. Walet yang sudah tua atau anak walet yang baru belajar terbang menjadi sasarannya. Angka kematian walet meningkat pada musim kemarau saat serangga sebagai makanan walet berkurang sehingga anak walet menjadi kurus-kurus karena kekurangan makanan dan lemah. Hal ini menyebabkan walet tidak dapat terbang dengan lincah/ gesit sehingga mudah dimangsa burung elang.
Burung hantu
Burung hantu sangat mengganggu ketenangan rumah walet. Pada sore hari ketika walet masuk, burung hantu sudah mendekati rumah walet setelah malam hari. Burung hantu akan berusaha masuk ke dalam rumah walet melalui lubang masuk burung. Burung hantu akan merusak semua sarang walet untuk memangsa anakan walet yang ada. Hal ini menyebabkan walet di dalam rumah walet menjadi stress. Keberadaan burung hantu bisa dicegah dengan lampu sorot yang dipasang di atas lubang masuk.
(sumber: Agribisnis Walet, Paimin, F.B,. panebar swadaya, 2019)
https://jagadtani.com/read/275/mengkilatnya-air-liur-burung-walet