Pemakaian pestisida pada area pertanaman padi dan sayur dapat meninggalkan residu pestisida pada tanaman, tanah, dan air. Kandungan residu pestisida tidak hanya ditemukan pada air di sawah atau kebun namun terjadi juga pada saluran inlet dan outletnya. Kandungan residu pada saluran outlet perlu dicegah agar tidak masuk kedalam aliran sungai yang dapat membahayakan biota air dan kesehatan manusia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu melakukan filterisasi pestisida pada saluran outlet air.
Filterisasi ini salah satunya dilakukan dengan membuat arang aktif yang dapat di ambil dari limbah pertanian, sekam padi, tempurung kelapa, bonggol jagung dan tandan kosong kelapa sawit. Semua bahan tersebut dibungkus plastik dan ditaruh pada silinder tempat arang aktif yang terbuat dari kawat kasa.
Silinder tempat arang aktif ini mudah dicari dan dibawa karena sangat ringan. Filter jenis ini terbukti mampu menyerap residu insektisida organomklorin (lindan, aldrin, dieldrin, heptaklor, DDT dan endosulfan), organofosfat (diazinon dan klorpirifos) dan karbamat pada saluran air outlet yang akan di salurkan ke sungai. Sudah saatnya tindakan pencegahan ini kita lakukan sejak dini untuk menyelamatkan kesehatan manusia dan biota air.
Teknologi ini potensial dikembangkan oleh industri lingkungan pertanian untuk menanggulangi lahan-lahan pertanian tercemar residu pupuk dan pestisida serta aktivitas penambangan. Teknologi ini telah dipatenkan. (Johanes)
Link Terkait http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/5849/buku%20600%20teknologi_final_628.pdf?sequence=1&isAllowed=y: