Mahoni merupakan tanaman tropis, banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat lain yang dekat dengan pantai. Mahoni juga banyak ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman ini menyukai tempat yang cukup sinar matahari langsung (tidak ternaungi) dan tahan hidup di tanah gersang. Walaupun tidak disirami selama berbulan-bulan, mahoni masih mampu untuk bertahan hidup.
Mahoni termasuk dalam pohon tahunan dengan tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, banyak bercabang dan kayunya bergetah. Daunnya majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah tua warnanya hijau.
Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya berbentuk kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan biji, bisa juga dengan cangkok atau okulasi. Tanaman mahoni yang akan digunakan sebagai tanaman obat, tidak boleh diberi pupuk kimia (anorganik) maupun pestisida.
Bagian tanaman mahoni yang berpotensi sebagai pestisida nabati adalah biji. Bahan kimia yang terkandung dalam biji mahoni adalah saponin dan flavonoida yang bisa digunakan sebagai pengendali hama tanaman. Cara kerja dari kandungan kimia tersebut adalah sebagai penghambat makan (antifeedant), penghambat perkembangan serangga (growth regulator), dan penolak (repellent). Pestisida nabati dari ekstrak biji mahoni memiliki potensi untuk mengendalikan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada pembibitan Acacia crassicarpa, hama wereng coklat pada padi, dan hama Plutella xylostella pada tanaman sawi.
Cara membuat pestisida nabati dari biji mahoni yaitu pertama siapkan 3 gram biji mahoni, 100 ml air sabun/deterjen, alat penumbuk/blender, ember, dan alat penyaring. Kemudian haluskan biji mahoni dengan alat penumbuk atau blender, lalu campurkan dengan 100 ml air. Saring campuran biji mahoni dan air. Pestisida nabati siap digunakan dengan cara menyemprotkannya ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi atau sore hari. Pestisida nabati dari biji mahoni ini efektif untuk mengatasi kutu daun, kepinding tanah, dan walang sangit pada tanaman. (HS.’23)
Sumber:
Efektifitas ekstrak biji mahoni (Swietenia mahogani jacq.) terhadap mortalitas dan rata-rata waktu kematian larva Plutella xylostella pada tanaman sawi. / Heviyanti, M., Husni, Rusdy, A. 2016. AGROSAMUDRA, Jurnal Penelitian Vol. 3 No. 1: 27-38.
Uji efektivitas ekstrak daun dan biji mahoni (Swietenia mahagoni) untuk pengendalian hama wereng coklat (Nilaparvata lugens ) pada tanaman padi. / Setiawan, A.N., Trisnawati, D.W., Efendi, F. http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22628