Tanaman anggrek muda dan remaja membutuhkan pupuk yang mengandung nitrogen (N) tinggi. Kandungan pupuk nitrogen ini mendorong pembentukan sel-sel baru, khususnya untuk pertumbuhan batang dan daun. Nah, salah satu ciri tanaman anggrek yang kekurangan nitrogen adalah menampilan daun memucat dan pertumbuhannya terhambat.
Sementara itu, pupuk yang mengandung fosfor tinggi diperlukan untuk tanaman dewasa, terutama untuk memacu pembungaan. Pupuk fosfor memiliki kandungan senyawa komplek dan penyusun metabolit, yang berfungsi sebagai pengatur enzim dan proses fisiologis. Idealnya, cara pemberian pupuk pada tanaman anggrek melalui daun. Sebab, penyerapan pupuk melalui daun ini lebih efektif daripada penyerapan melalui akar.
Dalam budidaya tanaman anggrek, lingkungan tidak cukup mampu menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman anggrek. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya dilakukan pemberian pupuk baik organik maupun anorganik, yaitu pupuk majemuk yang mengandung unsur hara mikro dan makro. Pada umumnya unsur makro yang diperlukan tanaman adalah C, H, O, Ca, K, N, P, S, dan Mg sedang unsur mikro meliputi Fe, Mn, B, Cu, Zn, Mo, dan Cl.
Pemberian jenis pupuk pada anggrek berbeda untuk setiap fase pertumbuhannya. Pada fase pertumbuhan vegetatif bagi tanaman yang masih kecil, pemberian pupuk NPK adalah 30:10:10.
Pemberian pupuk untuk fase vegetatif pada tanaman dewasa adalah NPK dengan perbandingan 10:10:10. sedang perbandingn NPK pada fase generatif adalah 10:30:30 (Widiastoety, 1997). Pemupukan sebaiknya dilakukan melalui daun terutama permukaan bawah daun. Oleh sebab itu, pemupukan sebaiknya dilakukan pada saat tidak ada sinar matahari, karena pada saat itu stomata daun sedang membuka sehingga pemberian pupuk lebih efektif. (Dhira)
Link terkait
http://balithi.litbang.pertanian.go.id/berita-144-budidaya-anggrek.html