MENGENAL UBI CILEMBU
“Ubi Cilembu” tergolong jenis varietas ubi jalar yang berupa semak merambat. Ubi ini bernilai ekonomis tinggi karena “manfaat” serta “kandungan gizinya” yang baik untuk kesehatan. “Budidaya ubi cilembu” terbilang sederhana dari mulai tahapan “menanam ubi jalar” sampai dengan “pemupukan ubi jalar”. Hasil “olahan ubi cilembu” cukup beraneka ragam dari olahan bentuk kripik, tape, dodol, keremes, selai, saus, tepung, aneka kue, mie dan sirup.
Ubi ini dari suku Convolvulaceae (kankung-kangkungan), berasal dari Desa Cilembu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Memiliki kulit semu putih dan semu kuning dan telah ditanam sejak tahun 1975. Semula nama ubi ini adalah ubi nirkum yang kemudian tahun 1980 nama ubi cilembu ini mulai terkenal di jawa barat. Sentra produksi ubi jalar adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya, dan Sumatra Utara.
Manfaat ubi Cilembu selain dapat diolah menjadi berbagai bentuk atau macam produk olahan makanan, ternyata juga menyimpan beberapa manfaat baik bagi kesehatan. Utamanya sebagai antioksidan untuk menetralisir keganasan radikal bebas penyebab penuaan dini dan pencetus aneka penyakit degeneratif seperti kanker dan penyakit jantung. Oleh karenanya, ubi ini dapat meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit degeneratif.
Budidaya ubi Cilembu terbilang sederhana dengan masa panen relatif singkat. Jarak waktu penanaman sampai panen berkisar 4-5 bulan dengan jumlah produksi per hektar relatif tinggi yaitu 15-30 ton/hektar. Selain itu, ubi ini bernilai ekonomis tinggi dengan harga jual stabil sehingga lebih menguntungkan petani.
Lahan yang baik untuk budi daya ubi jalar adalah lahan dengan drainase baik dan tidak becek. Ubi jalar membutuhkan tanah yang gembur untuk perkembangan umbinya, maka lahan budi daya ubi jalar harus digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul atau dibajak. Budi daya ubi jalar relatif tidak membutuhkan pupuk yang banyak.
Di awal pertumbuhan usahakan untuk menjaga kelembaban tanah. Penyiraman perlu dilakukan setiap pagi dan sore hari pada stek yang baru ditanam. Penyiraman bisa dihentikan setelah tanaman terlihat tumbuh yang dicirikan dengan keluarnya daun baru.(Dhira)
Link
http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/6497/13