Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain untuk ekspor, kelapa dimanfaatkan sebagai sumber minyak nabati, bahan baku industri pangan, bangunan, farmasi dan oleokimia. Tanaman kelapa menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia.
Perkebunan kelapa di Indonesia di usahakan oleh 3 (tiga) jenis kepemilikan, yaitu Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta. Dilihat dari luas areal maupun produksi, Perkebunan Rakyat mempunyai luas areal paling besar dibandingkan dengan Perkebunan Besar Negara dan Perkebunan Besar Swasta. Tahun 2010 luas areal Perkebunan Rakyat mencapai 3.697.032 ha dengan produksi 3.126.383 ton, sedangkan Perkebunan Besar Negara 4.293 ha dengan produksi 1.805 ton.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS tahun 2021) total luasan perkebunan kelapa di Indonesia terus mengalami pengurangan karena faktor alih fungsi lahan, hingga saat ini luasannya mencapai 3.374.600 ha, 92,40% diantaranya adalah kelapa dalam. Areal perkebunan kelapa di Indoensia didominasi pulau Sumatera seluas 1,05 juta ha (32,90%), kemudian disusul pulau jawa 781,67 ribu ha (23,2%) dan pulau Sulawesi 781,23 ribu ha (22,49%).
Pertumbuhan dan produktivitas kelapa dipengaruhi berbagai faktor salah satunya hama belalang pedang (sexava nubila). Belalang ini merupakan hama utama yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman kelapa yang serius.
Gejala serangan:
- serangga muda dan serangga dewasa memakan daun kelapa dari pinggir, meninggalkan bekas yang tidak rata;
- biasanya serangan dimulai dari pelepah bawah;
- sebelum daun di bagian bawah habis dimakan, hama ini pindah ke daun sebelah atas;
- pada serangan berat yang tertinggal hanya beberapa pelepah puncak, sedangkan daun-daun di bagian bawah tinggal lidinya saja sehingga tanaman kelapa tidak dapat menghasilan buah selama 1 sampai 2 tahun.
Cara Pengendalian:
- Mekanis
Penggunaan lem serangga yang dipasang di batang pohon kelapa dengan rentang selama tiga bulan sekali. Selain itu, model perangkap MLA bisa menangkap nimfa dan imago Sexava lebih banyak.
- Teknis
Melakukan sanitasi kebun secara rutin, memotong dan membakar bagian yang terserang di luar kebun, dan penanaman tanaman sela.
- Hayati
- melepas parasit yang akan menyerang telur sexava;
- penggunaan bioinsektisida menggunakan jamur metarhizium ansopliae;
- aplikasi insektisida nabati seperti sereh wangi, parutan daun tembakau, akartuba/derris dicampur sedikit sabun dan minyak goring;
- penyemprotan suspensi jamur patogen serangga;
- menggunakan metabolit sekunder APH.
- Kimia
- pada areal pertanaman yang luas, semprotkan Basudin 90 SCO/ha, dengan jangka waktu ulang 2 bula sekali.
- semprot semak-semak di bawah pohon untuk membunuh belalang yang masih mudah dengan Basudin 60 ec.
- mengebor dan menyuntik pohon kelapa menggunakan Dimenron 50 SCW, 10-20 cc/ pohon, dengan jangka waktu ulang 2 bulan sekali.
Sebagai upaya menjaga produktivitas tanaman kelapa, pengendalian hama belalang pedang (Sexava nubila) perlu dilakukan secara tepat. Dengan demikian, diharapkan perkebunan kelapa di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia serta masyarakat. (Herwan’2023)
Sumber:
Ditjenbun. 2012. Profil Komoditi Kelapa: Cocos nucifera L. Direktorat Perlindungan Perkebunan – Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
Kemala Nida. 2015. Kajian Pendapatan dan Konstribusi Usaha Tani Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pendapatan Keluarga Petani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. Vol. 15(3): 125-132.
Simpala MM, Kusuma A. 2017. Kelapa. Lily Publisher. Yogyakarta..