Jamu ternak organik merupakan larutan yang terbuat dari bahan alami empon-empon. Beberapa jenis tanaman empon -empon yang dapat digunakan dalam pembuatan jamu ternak adalah kunyit, temulawak, temu ireng, lengkuas, jahe, dan kencur. Jamu ternak bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ternak.
Status kesehatan ternak dipengaruhi oleh ketersediaan pakan secara kualitatif dan kuantitatif, keadaan lingkungan, serta sifat faktor bawaan yang diturunkan. Zat penolak penyakit atau antibodi pada ternak secara pasif sebenarnya merupakan faktor bawaan yang diperolah dari induknya. Tetapi antibodi tersebut hanya dapat melindungi individu sampai umur kurang dari 1 bulan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan antibodi kedalam tubuh ternak.
Bahan yang diperlukan yaitu larutan jamu ternak 100%, mikroba aktivator 1,25 %, empon-empon 5,625%, bawang merah 0,625%, bawang putih 0,625 %, daun sirih 0,625 %, garam 0,01%, gula merah 12,5%. Sedangkan alat yang diperlukan yaitu drum plastik, pengaduk, alat penumbuk, lakban, dan lain-lain.
Cara pembuatannya sangat mudah, yaitu empon-empon dihaluskan dan gula merah dilarutkan dalam 10 liter air kemudian bahan dimasukkan kedalam drum, setelah itu tambahkan air hingga 2/3 bagian drum dan drum ditutup rapat (tetap an-aerob).
Selanjutnya pada hari ke -1 s.d hari ke -4, setiap pagi hari dibuka sebentar dan ditutup rapat kembali. Biarkan kondisi seperti ini selama kurang lebih 3 minggu kemudian dibuka dan jamu ternak sudah jadi. Larutan jamu ternak yang sudah jadi, siap diberikan pada ternak atau dimasukkan dalam kemasan plastik 1 liter, ditutup rapat, dan diberi label.
Jamu ternak dapat diberikan ternak besar dan ternak kecil dengan memeperhatikan kondisi ternak. Pada ternak sapi jika kondisi kesehatan sedang menurun, stress, atau tidak nafsu makan, berikan jamu ternak 2 kali sehari, pagi dan sore, dengan takaran sebanyak 250 cc/ekor melalui mulut (oral) sampai ternak sapi pulih kondisinya. Pada saat kondisi sapi normal, jamu ternak cukup diberikan 3 kali seminggu sebanyak 250 cc/ekor setiap kali pemberian. Untuk kambing biasanya 100 cc/ ekor setiap kali pemberian. Sedangkan untuk unggas biasanya 10 cc/ekor setiap kali pemberian
Link Terkait
http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/5864
http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/9929
http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/13103