Pascapanen hasil pertanian adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak proses pemanenan produk pertanian hingga produk sampai ke tangan konsumen. Pemanenan merupakan aktivitas akhir dari budi daya tanaman, tapi merupakan awal dari pekerjaan pascapanen (pascapanen primer). Saat panen perlu ditentukan dengan tepat untuk memperoleh bahan baku dengan tingkat kematangan yang optimal. Mutu hasil pertanian yang baik dapat diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat maturitas yang tepat.
Pemanenan
Waktu panen produk pertanian dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain :
- Visual/penampakan, dengan melihat warna kulit, ukuran, masih adanya sisa tangkai putik, perubahan bagian tanaman (adanya dedaunan tua di bagian luar yang kering dan penuhnya buah).
- Fisik: mudahnya buah terlepas dari tangkai/adanya tanda merekah, ketegaran dan berat jenis.
- Kimia dengan melakukan pengukuran/analisis kandungan zat atau senyawa yang ada dalam komoditas, seperti kadar air, kadar pigmen antosianin, kadar pektin, kadar gula, kadar asam, dan lain-lain.
- Perhitungan jumlah hari setelah bunga mekar dalam hubungannya dengan tanggal berbunga dan unit panas.
- Metoda fisiologis dengan pengukuran pola respirasi (perbandingan antara CO2 dan O2).
Proses pemanenan hasil pertanian harus dilakukan secara hati-hati. Kerusakan fisik yang disebabkan oleh kesalahan pemanenan akan menyebabkan terjadinya pembusukan akibat peningkatan laju respirasi serta kontaminasi bakteri. Untuk menghidari kerusakan pada produk pertanian pada saat proses pemanenan, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1) Meminimalkan kerusakan fisik baik karena terjatuh, tergores ataupun memar.
2) Menggunakan alat panen (gunting atau pisau) yang tajam.
3) Wadah atau keranjang penampung hasil panen harus kuat, permukaan bagian dalamnya halus dan mudah dibersihkan.
4) Memperhatikan waktu panen (pagi hari atau sore hari) untuk mengurangi kerusakan akibat terpapar suhu lingkungan yang tinggi.
5) Memperhatikan lokasi pemasaran dari tempat produksi, sehingga dapat memperkirakan kualitas komoditas hasil panen yang baik sesuai dengan harapan konsumen.
Pengumpulan
Untuk mengoptimalkan proses pengumpulan hasil panen, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Lokasi pengumpulan atau penampungan sebaiknya dekat dengan lahan untuk mengurangi penyusutan atau penurunan kualitas akibat jauhnya proses pengangkutan dari lahan ke tempat penampungan.
- Lokasi pengumpulan juga harus bisa dijangkau oleh kendaraan yang akan digunakan untuk mengangkut.
- Pilihlah lokasi yang terlindung dari matahari langsung dan sebaiknya memiliki alas.
- Perlakuan atau tindakan penanganan dan wadah yang digunakan harus disesuaikan dengan sifat dan karakteristik komoditas yang ditangani.
Penentuan saat panen yang tepat dan penanganan panen yang baik akan menekan kehilangan (losses), baik kualitas maupun kuantitas hasil pertanian. (HS2024).
Sumber:
Penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian / Awanis, dkk. Banjarbaru: BPTP Kalimantan Selatan, 2022. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/16404
Penanganan pascapanen hasil pertanian / Tino Mutiarawati.
https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/penanganan_pasca_panen_hasil_pertanian.pdf