Usaha berbasis peternakan menjadi sektor yang menjanjikan karena permintaan akan produk peternakan, seperti daging, susu, dan telur yang terus meningkat, peluang pasar yang luas, modal yang relatif kecil, berbagai jenis usaha peternakan, potensi keuntungan yang besar, dan peluang untuk mengembangkan teknologi dan inovasi. Dengan demikian, peternakan memiliki peran penting dalam perekonomian dan mendukung ketahanan pangan.
Meskipun usaha ternak memberikan peluang yang menjanjikan, tetap harus diperhatikan terkait pemeliharaannya agar usaha ini berkembang, baik dari segi ketersediaan air maupun pakan. Beberapa faktor yang membuat berbagai jenis usaha berbasis peternakan berikut ini memiliki prospek dan keuntungan yang menjanjikan:
Sapi potong
- Permintaan yang tinggi. Daging sapi merupakan sumber protein yang bernilai tinggi sehingga permintaan cenderung stabil dan bahkan meningkat dari waktu ke waktu.
- Potensi keuntungan yang tinggi. Harga cenderung naik seiring dengan pertumbuhan populasi dan meningkatnya daya beli masyarakat. Produk sampingan (kulit dan tanduk) dapat meningkatkan pendapatan peternak.
- Dukungan pemerintah dan program subsidi. Program seperti bantuan modal, pelatihan peternakan, dan insentif pajak membantu peternak memulai usaha lebih baik, memberikan kesempatan peternak untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.
- Potensi ekspor. Indonesia memiliki potensi ekspor daging sapi potong yang signifikan. Permintaan global terhadap produk juga terus meningkat.
- Peluang diversifikasi u Selain penjualan daging, peternak memperluas bisnis dengan menyediakan jasa penyediaan bibit sapi, pakan, atau agrowisata.
Ayam Kampung
- Tingginya permintaan pasar. Ayam kampung diketahui tidak mengandung bahan kimia, antibiotik, atau hormon pertumbuhan. Selain itu lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi, serta banyak konsumen yang mencari produk yang lebih alami.
- Biaya produksi yang rendah. Ayam kampung cenderung lebih tahan terhadap penyakit dan dapat hidup dengan kualitas pakan yang lebih sederhana.
- Potensi pasar yang luas. Dagingnya dijual dengan harga lebih tinggi. Bentuk produk turunannya, seperti telur dan telur asin dapat mencapai pasar yang lebih luas serta dapat meningkatkan pendapatan usaha.
- Usaha skala kecil yang mudah dimulai. Usaha ternak ayam kampung tidak membutuhkan modal besar, dapat dimulai dengan beberapa ekor, kandang sederhana, dan pakan mudah ditemukan. Dalam beberapa bulan, ayam kampung dapat mencapai masa panen.
- Potensi keberlanjutan. Berkembang biak secara alami, memiliki ketahanan baik terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu dapat memanfaatkan pakan organik dan metode beternak ramah lingkungan untuk meningkatkan keberlanjutan usaha.
Ayam Broiler
- Permintaan yang tinggi. Ayam broiler menjadi pilihan favorit bagi konsumen karena dagingnya yang lezat, murah, dan mudah diolah.
- Pertumbuhan cepat. Salah satu keunggulan utama adalah kemampuannya untuk tumbuh dengan cepat. Masa panen yang relatif singkat memungkinkan peternak untuk menghasilkan daging ayam dalam jumlah besar dalam periode waktu relatif pendek.
- Efisiensi pakan. Jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram daging ayam broiler relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jenis ayam lainnya sehingga efisien dalam segi biaya produksi.
- Pasar yang stabil. Pasar ayam broiler cenderung stabil dan tahan terhadap fluktuasi harga yang signifikan.
- Teknologi dan inovasi industri peternakan. Peningkatan genetik dan manajemen ternak yang lebih baik telah memungkinkan peternak untuk menghasilkan ayam broiler dengan efisiensi yang lebih tinggi dan kualitas daging yang lebih baik. Selain itu, metode pengelolaan limbah juga terus diperbaiki untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Agar usaha berbasis peternakan sukses dan menguntungkan maka perlu perencanaan yang matang dibarengi dengan upaya untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemeliharaan ternak. Selain itu melaksanakan tata laksana ternak yang baik, meliputi pemilihan jenis ternak, bibit unggul, dan lokasi yang tepat, pemberian makanan dan vitamin ternak, menjaga kesehatan hewan ternak, mengelola keuangan dengan bijak, dan menjalin jaringan dan kemitraan yang kuat. (WD 2025)
Sumber:
Beddu, H. dan Razak, N.R. (2023). Mendulang cuan dari usaha berbasis peternakan. Jakarta: Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/24034