Talas beneng dapat diproses menjadi tepung. Tepung talas beneng merupakan produk antara untuk diolah menjadi berbagai produk olahan. Aneka produk olahan makanan berbasis tepung talas beneng berupa cake, kroket, kering beneng, bubur beneng manis, dan brownis kukus.
Talas beneng (Xanthosoma undipes K.Kock) awalnya merupakan tanaman liar yang belum dimanfaatkan. Namun, saat ini menjadi tanaman yang bermanfaat, dibudidayakan secara luas serta memberikan kontribusi terhadap pendapatan petani, masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang. Tanaman talas beneng tergolong unik dan berbeda dengan jenis talas lainnya. Keunikan talas beneng adalah ukuran umbi yang besar dan berwarna kuning. Masyarakat lokal memberi nama talas beneng “beuneur” artinya besar atau padat dan berisi dan “koneng” artinya berwarna kuning”. Talas beneng tumbuh dengan baik di area kaki Gunung Karang Kabupaten Pandeglang.
Talas beneng dikenal dan dieksplorasi sejak tahun 2007. Bagi masyarakat lokal, umbi talas beneng telah lama dikonsumsi secara langsung dengan cara direbus atau digoreng. Talas beneng mengandung nilai gizi cukup baik dan berguna bagi kesehatan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, kalsium dan vitamin C.
Sejak talas beneng diperkenalkan secara luas oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang serta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten, areal tanaman mengalami peningkatan setiap tahun. Pemanfaatan talas beneng semula hanya berorientasi memenuhi konsumsi sendiri, sekarang mengarah untuk kebutuhan industri pangan, seperti kue bolu dan produk sejenis. Petani dan industri rumah tangga di kawasan pengembangan talas beneng telah melakukan penanganan pascapanen dan pengolahan menjadi produk tepung talas beneng. Permintaan produk tepung ini cukup tinggi terutama dari industri kue bolu/cake dan penganan lainnya.
Pemanenan umbi talas dilakukan setelah tanaman berumur 8–12 bulan. Semakin lama umur tanaman maka umbi yang dihasilkan akan semakin besar. Pada umur tanaman 8–12 bulan, umbi yang diperoleh sekitar 2,4–15 kg.
Proses pengolahan umbi batang menjadi tepung talas beneng dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) pembersihan dari kotoran, seperti tanah dan benda-benda lainnya; 2) pengupasan kulit untuk memisahkan daging dengan kulit; 3) pemotongan dan penyerutan hingga terbentuk chips berukuran kecil; 4) perendaman pada larutan garam yang bertujuan untuk menurunkan kandungan asam oksalat; 5) pengeringan chips dilakukan dengan penjemuran di bawah matahari langsung sekitar 2–3 hari atau menggunakan pengering mekanis dengan suhu 40–600C selama 8–10 jam; 6) setelah chips kering dengan kadar air sekitar 12%, dilanjutkan dengan penggilingan menggunakan mesin penepung sehingga diperoleh tepung talas beneng; dan 7) pengayakan dengan alat pengayak 100 mesh untuk keseragaman tepung talas.
Tepung talas beneng merupakan produk antara untuk diolah menjadi aneka produk olahan makanan sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen saat ini. Berbagai produk olahan yang menarik dan potensial, antara lain cake beneng, kroneng (kroket beneng), kerneng (kering beneng), bubur beneng manis (burbenis), brownis kukus beneng, cake marmer beneng dan cake chiffon beneng.
Sumber :
Petunjuk Teknis Budidaya dan Pengolahan Talas Varietas Beneng / Pepi Nur Susilawati et al. 2021. Serang: BPTP Banten. https://repository.pertanian.go.id/items/8ba82200-1884-4f28-9137-a0ec9c38cf0e