Teknologi modern yang digunakan dalam bidang pertanian memudahkan petani berbudidaya sehingga kegiatan berusahatani berjalan lebih efisien. Selain itu, teknologi tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi petani milenial agar mau terjun ke dunia pertanian.
Teknologi pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan dalam mengolah atau memproses input pertanian sehingga menghasilkan output atau hasil pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna baik berupa produk bahan mentah, setengah jadi maupun siap pakai. Sebagai negara agraris, para petani Indonesia tentu mengenal alat pertanian seperti halnya negara-negara agraris lainnya baik tradisional maupun modern.
Secara umum, alat-alat pertanian modern terbagi menjadi empat kategori. Pertama, alat pertanian yang digunakan dalam memproduksi benih atau bibit. Kedua, alat pertanian yang digunakan untuk menanam benih atau bibit dan proses budidayanya. Ketiga alat pertanian yang digunakan saat memanen dan mengolah hasil. Keempat, teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan untuk memasarkan produk pertanian secara berkelompok atau bersama-sama dengan petani lain, agar lebih hemat secara biaya dan memperoleh kepastian pasar.
Macam-macam teknologi yang saat ini dapat digunakan di sektor pertanian yaitu:
- Traktor adalah alat pertanian yang paling sering digunakan untuk melakukan pengolahan tanah. Traktor memiliki 2 jenis, yaitu traktor dengan roda rantai yang biasa digunakan pada kondisi tanah berlumpur dan traktor dengan roda dua yang biasa digunakan pada kondisi tanah kering.
Garu piring biasanya digunakan untuk pengolahan tanah sebelum tanam, yaitu untuk membersihkan rumput pada lahan tanam. Selain itu,digunakan juga saat pengolahan sesudah tanam, yaitu untuk menutupi benih yang telah disebar dengan tanah.
- Bajak subsoil adalah alat yang biasanya digunakan untuk memecahkan tanah hingga kedalaman 20 hingga 36 inci untuk parit pada lahan tanam.
- Rotavator adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah pertama dan kedua. Untuk pengolahan tanah pertama berguna untuk memotong, mencacah, dan membolak -balikan tanah. Sementara itu, untuk pengolahan tanah kedua, alat ini digunakan untuk merapikan tanah, menghilangkan tanaman pengganggu, dan untuk memperbaiki tata air.
- Bajak singkal merupakan alat pengolah tanah yang berfungsi untuk membolakbalikkan tanah. Terdapat 2 jenis bajak singkal, yaitu bajak singkal 1 arah dan bajak singkal 2 arah.
- Garu sisir digunakan untuk pengolahan tanah setelah pengolahan menggunakan bajak singkal. Biasanya alat ini digunakan pada sawah saat dalam keadaan basah agar tanah yang dalam bentuk bongkahan dapat gembur.
- Transplanter, alat untuk menanam padi. Bertani tidak harus berlumpur, bahkan menggembalakan sapi dan kerbau untuk mengolah sawah. Transplanter merupakan salah satu alat modern yang direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian
- Drone, melakukan penyemprotan pupuk, pestisida, atau herbisida di lahan pertanian karena saat ini sudah ada drone atau Unmanned Aerial Vehicles (UAV) adalah pesawat tanpa awak. Alat ini dikendalikan oleh seseorang yang disebut dengan pilot drone. Sang pilot bertugas untuk mengendalikan drone dari jauh melalui remote control yang sudah terkoneksi dengan UAV ini.
- Combine Harvesteryaitu alat untuk panen padi yang memudahkan dalam proses pemotongan hingga pengantongan padi.
- Mesin Pemetik Kapas, Mesin Pemanen Kentang, Mesin Pemanen Jagung, Mesin Pemanen Tebu, dan lain-lain.
- Mesin pemilih bibit yang digunakan untuk tahap seleksi bibit unggul, untuk mempermudah pemilihan benih yang akan dijadikan bibit setelah panen, sehingga petani tidak perlu memilih secara manual.
- Bertanam dalam hidrogel yaitu bahan poliester yang mempunyai daya serap terhadap air sangat tinggi, menggunakan air melalui cara tanam hidroponik atau Rockwool adalah sekumpulan serat berbentuk busa yang terbuat dari lelehan batu gunung berapi seperti batu basalt.
- Pemasaran secara virtual, membantu saat panen melimpah.
Teknologi pertanian yang semakin canggih, lebih modern dan praktis membuat segala kegiatan menjadi lebih mudah, dengan teknologi tersebut bagi petani milenial kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan bisnis pertanian sehingga menjadi petani mampu hidup sejahtera dan merupakan profesi yang menjanjikan.(WD)
Sumber:
Petani Milenial, Petani Tidak Harus Kotor/ Amata Fami...[et al.]. 2021
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/17483