Siapa yang tidak tertarik melihat kecantikan buah stroberi? Tidak hanya karena warna buahnya yang merah menyala dan penampilan yang eksotik, tetapi buah ini juga memiliki rasa yang khas yakni asam manis dan segar. Buah ini semakin populer dan disukai masyarakat selain karena kandungan gizi yang tinggi juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Buah ini pun sudah banyak ditanam oleh masyarakat baik untuk sekedar hobi maupun usahatani yang menjanjikan keuntungan.
Stroberi merupakan buah daerah sub-tropika yang dapat tumbuh di dataran tinggi dengan suhu yang relatif dingin. Stroberi yang dibudidayakan di Indonesia adalah hasil introduksi dan juga beberapa hasil persilangan yang menjadi varietas lokal potensial. Buah stroberi memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga layak untuk dikembangkan melalui teknologi budi daya yang baik. Hal-hal yang perlu diketahui dalam budi daya stroberi adalah sebagai berikut:
Persiapan benih. Stroberi dapat diperbanyak dengan beberapa cara, yaitu cara vegetatif dengan benih anakan, stolon atau akar sulur dan cara generatif dengan biji. Perbanyakan dengan biji jarang dilakukan oleh petani karena memerlukan waktu yang lama. Selain itu perbanyakan tanaman stroberi dapat dilakukan dengan cara kultur jaringan. Pada umumnya petani menggunakan benih berasal dari stolon. Stolon adalah sulur yang keluar dari bonggol tanaman.
Pemilihan cara budi daya. Pilihan budi daya stroberi pun bervariasi, mulai dari cara konvensional di lahan terbuka dengan menggunakan mulsa atau tanpa mulsa plastik hingga metode semi-modern dengan menggunakan polibag atau karung plastik dengan media tanam berupa campuran tanah, kompos, arang sekam atau media lain. Untuk yang ingin tampil lebih modern, metode greenhouse bisa menjadi pilihan. Greenhouse tidak hanya memberikan perlindungan dari cuaca ekstrem, tetapi juga mengoptimalkan produksi dan kualitas buah dengan cara yang lebih terkendali.
Pemeliharaan tanaman
- Tanaman stroberi sangat tidak tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Untuk itu setelah dilakukan penanaman sebaiknya dipasang atap pelindung tanaman berupa plastik transparan yang tembus cahaya matahari. Pemasangan pelindung hujan disarankan pada pertanaman secara konvensional dan semi modern.
- Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang rusak atau mati. Penyiangan dan penggemburan serta kebersihan lahan sangat berpengaruh pada kesehatan tanaman. Pemangkasan dilakukan terhadap daun, stolon dan tunas-tunas baru.
- Penjarangan buah bertujuan menghasilkan buah berkualitas. Buah pertama sebaiknya dibuang, tujuannya agar tanaman fokus pada pertumbuhan vegetatif terlebih dahulu sehingga tidak tumbuh kerdil. Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman sehingga berbuah dengan optimal.
- Penyiraman. Tanaman stroberi termasuk tanaman yang kurang tahan terhadap perubahan kadar air tanah yang ekstrem, maka volume air juga harus disesuaikan dengan fisik tanah, kelembaban udara dan temperatur. Kondisi ini biasanya terjadi pada lahan konvensional.
- Penggantian tanaman pada stroberi dilakukan untuk mengganti tanaman yang perkembangannya sudah mulai menurun dan kurang produktif.
- Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman sehingga berbuah dengan optimal. Ada beberapa cara pemupukan tanaman stroberi, yaitu menggunakan sistem fertigasi, sistem kocor dan sistem tabur.
- Ketersediaan unsur hara yang cukup. Tanaman dapat tumbuh optimal dan berproduksi tinggi jika ketersediaan unsur hara terpenuhi. Unsur hara terdiri dari unsur hara makro dan mikro. Apabila ada unsur yang tidak terpenuhi maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan akan terganggu.
Dengan menerapkan teknologi budi daya stroberi yang baik dan benar diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas buah stroberi yang dihasilkan secara berkelanjutan. Lebih dari itu dapat menikmati keindahan tampilan buah stroberi saat panen sebagai layanan agrowisata yang dapat menjadi peluang bisnis yang tak kalah menggiurkan. (WD’23)
Sumber:
Pedoman budidaya stroberi/ Sri Haryati dkk.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/21154