Umbi-umbian di Indonesia sangat potensial dijadikan produk unggulan pengganti beras. Disamping kadar utama karbohidrat dan nilai kalori, banyak juga kandungan zat gizi lain. Umbi-umbian yang banyak tumbuh di Indonesia antara lain ubi kayu, ubi jalar, talas, kimpul, gadung, suweg, juga porang. Umbi-umbian yang sudah banyak dikenal dan dibudidayakan antara lain ubi kayu, ubi jalar dan talas, sedangkan umbi lainya juga sangat berpotensi untuk dikembangkan utamanya dalam mendukung program diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada salah satu jenis bahan pokok dengan memperluas ragam jenis makanan.
Ubi kayu/Singkong
- Ubi kayu (Manihot esculenta) secara geografis berasal dari Brasil dan berkembang di negara-negara Amerika Latin, kemudian menyebar ke benua Afrika dan Asia. Ubi kayu merupakan bahan pangan ketiga terbesar setelah padi dan jagung.
- Setiap 100 g ubi kayu mengandung kalori 121 kal, air 62,5 g, fosfor 40 g, karbohidrat 34 g, kalsium 33 mg, dan vitamin C 30 mg. Sementara kulit batangnya mengandung tanin, enzim peroksidase, kalsium oksalat, dan glikosida. Daun ubi kayu muda dimanfaatkan sebagai sayur yang kaya akan protein, beta karoten, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
Ubi jalar
- Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis Amerika. Daerah lain asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru dan kawasan Polinesia. Diperkirakan pada abad ke-16 ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropis. Penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi ke Spanyol melalui Tahiti, Kepulauan Guam, Fiji, dan Selandia Baru. Ubi jalar dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di pegunungan dengan suhu 27°C dan lama penyinaran 11—12 jam per hari.
- Ubi jalar yang daging umbinya berwarna kuning/oranye mengandung beta karoten tinggi 8.509 μg per 100 g atau mencukupi 79% dari kebutuhan harian. Kandungan vitamin A 709 μg per 100 g atau mencukupi 89% dari kebutuhan harian. Ubi jalar memiliki indeks glikemik rendah.
Talas
- Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku talas-talasan Araceae, berperawakan tegak, tingginya 1 m atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa nama umum, yaitu taro, old cocoyam, 'dash(e)en', dan 'eddo(e)'. Di beberapa negara, talas dikenal dengan nama lain, seperti abalong (Filipina), taioba (Brasil), arvi (India), keladi (Malaya), satoimo (Jepang), tayoba (Spanyol), dan yu-tao (China).
- Tanaman talas berasal dari daerah Asia Tenggara, kemudian menyebar ke China pada abad pertama. Selanjutnya ke Jepang dan daerah Asia Tenggara lainnya, serta beberapa pulau di Samudera Pasifik, terbawa melalui migrasi penduduk. Di Indonesia, talas bisa dijumpai hampir di seluruh kepulauan. Tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan 1.000 m.dpl.
- Kandungan dalam setiap 100/ gram talas segar antara lain kalori 98 kal, protein 1,90 g, lemak 0,20 g, karbohidrat 28 mg, fosfor 61 mg, vit A 3 mg, vit C 4 mg, air 73 g
Dengan memanfaatkan aneka umbi sebagai komoditas lokal, Indonesia diharapkan dapat mencapai ketahanan dan kedaulatan pangan, yaitu ketersediaan pangan yang cukup dan diproduksi secara mandiri. (DA’23)
Sumber:
Aneka Umbi Unggul: Ubi Kayu-Ubi Jalar-Talas
https://repository.pertanian.go.id/items/1a1456e1-22f5-419e-be3f-bffb5ed488a1/full