Bawang merah merupakan komoditas unggulan pertanian yang berkontribusi tinggi terhadap perkembangan ekonomi di suatu wilayah. Tanaman ini berumur pendek dan dapat diperbanyak secara vegetatif menggunakan umbi, maupun generatif dengan biji. Untuk meningkatkan produktivitas bawang merah, penting mengetahui cara budidaya bawang merah guna menghasilkan panen melimpah.
Persyaratan Tumbuh
Tanaman bawang merah cocok tumbuh di iklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 25-32 derajat celcius dan penyinaran matahari 75%. di dataran rendah sampai tinggi. Ketinggian optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan bawang merah adalah 0-450 mdpl. Tanaman bawang merah membutuhkan kelembaban cukup tinggi, 50-70%. Pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau sangat mempengaruhi produktivitasnya.
Tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur remah, tekstur sedang sampai liat, drainase dan aerasi yang baik, mengandung bahan organik yang cukup, dan pH tanah netral (5,6–6,5). Tanah yang paling cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah Aluvial atau kombinasinya dengan tanah clay-humus atau latosol.
Waktu tanam bawang merah yang baik adalah pada akhir musim kemarau atau diawal musim hujan dengan ketersediaan air pengairan yang cukup, yaitu pada bulan April/Mei dan pada bulan Juli/Agustus.
Benih
Kebutuhan bibit bawang merah yang diperlukan berkisar antara 800–1000 kg per hektar. Bibit bawang merah harus berasal dari tanaman yang sudah cukup tua umur panennya, yaitu sekitar 60–-70 hari setelah tanam (tergantung varietas). Umbi sebaiknya berukuran sedang (3–5 g), penampilan umbi segar dan sehat, ukuran umbi seragam, bernas (padat, tidak keriput). Ciri umbi bibit yang sudah siap ditanam, biasanya bibit telah disimpan selama 2–4 bulan dari awal panen, dan bakal tunasnya sudah terlihat apabila ujung umbi disayat.
Persiapan Lahan
Membersihkan lahan dari sisa tanaman dan kotoran, pengolahan lahan dilakukan 1-2 minggu sebelum tanam. Penggemburan tanah dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul sedalam 20–30 cm dan biarkan lahan terkena sinar matahari, kemudian dibuat bedengan bedengan dengan lebar 1–1,2 m, tinggi bedengan 20–40 cm, sedangkan panjangnya menyesuaikan kondisi lahan. Jarak tanam yang digunakan tergantung dari varietas bawang merah yang digunakan serta musim tanam, untuk musim kemarau 15x15 cm, musim hujan 20x10 cm atau 25x10c.
Penyiraman pada fase pembentukan umbi 36–50 HST dilakukan 1–2 kali sehari. Sedangkan untuk penyiraman pada fase pematangan umbi 51–60 HST dijarangkan kembali.
Penanaman dan Pemupukan
Penanaman dilakukan pada pagi hari atau sore hari pada saat kondisi cuaca cerah. mbi bawang merah dibenamkan sampai ujung umbi rata dengan permukaan tanah. Apabila bibit bawang merah belum cukup masa simpannya maka lalukan pemotongan/pemogesan 1/3 bagian pada ujung umbinya, kemudian lakukan seed treatment menggunakan fungisida dan dibiarkan/kering anginkan selama semalam. Tujuan pemotongan ujung umbi adalah untuk memecah masa dormansi dan mempercepat pertumbuhan tunas.
Pemupukan Bawang Merah
Pemupukan pada tanaman bawang merah terdiri dari pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk Dasar dilakukan bersamaan pada saat olah tanah atau 1–2 minggu sebelum tanam, yaitu berupa dolomit/kapur 1,5 ton/ha, pupuk kandang 6 ton/ha, pupuk NPK 200 kg/ha, dan pupuk SP-36 150 kg/ha.
Pemeliharaan
Penyulaman bawang merah dilakukan dari awal pertumbuhan sampai dengan umur 7–10 hst. Penyiangan gulma dan pembumbunan dilakukan secara manual 1–2 hari sebelum pemberian pupuk susulan pertama dan kedua. Tujuannya untuk mengurangi kompetisi dengan gulma, tidak mudah rebah dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.
Penyiraman pada fase awal pertumbuhan 0–20 HST dilakukan rutin 1-2 kali sehari atau tergantung kondisi cuaca. Penyiraman pada fase vegetatif 21-35 HST dilakukan 2 hari sekali atau tegantung kondisi cuaca.
Penyiraman pada fase pembentukan umbi 36–50 HST sebaiknya dilakukan secara rutin kembali 1-2 kali sehari atau tergantung kondisi cuaca. Sedangkan untuk penyiraman pada fase pematangan umbi 51–60 HST dijarangkan kembali.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Beberapa jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah, di antaranya adalah Liriomyza chinensis, Thrips tabaci, Alternaria porii, Fusarium sp., antraknos dan Iain-Iain. Kehilangan hasil yang diakibatkan karena serangan OPT bisa sampai 26–32%. Pengendalian OPT pada tanaman bawang merah biasanya dengan menggunakan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Panen & Pasca panen
Masa panen dengan tanda-tanda berupa leher batang lunak, 80 % daun tanaman rebah dan menguning, umbi bawang merah telah menonjol ke permukaan tanah dan mengeluarkan aroma khas bawang merah. Pemanenan dilakukan pada saat pagi hari saat cuaca cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi ketika prosesing pascapanen.
Pemanenan mencabut umbi beserta daun daunnya dari dalam tanah. lakukan pengikatan menggunakan karet gelang atau ikat bambu pada bagian pucuk daunnya, besarnya ikatan segenggam tangan atau per 10 rumpun tanaman. Bawang merah yang telah selesai di panen, kemudian lakukan penjemuran bawang merah menggunakan parapara/anyaman bambu atau langsung dilantai jemur untuk proses pengeringan, kemudian gunakan terpal/plastik untuk menutupi umbi pada saat malam hari. Penjemuran pertama selama 5–7 hari dengan bagian daun menghadap keatas.
Penjemuran kedua selama 2–3 hari dengan umbi menghadap keatas. Lamanya penjemuran pada masing-masing proses penjemuran yaitu 2–3 jam setiap harinya mulai antara jam 7–11 siang. Penjemuran dianggap cukup apabila kulit paling luar umbi sudah mengelupas/mengeresek. Bawang merah untuk konsumsi penyimpanan maksimal 2 bulan.(SUT/2025).
Sumber:
BPTP-BALITBANGTAN Kalimantan Barat. 2019/Budidaya Bawang merah
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/12868