Kondisi perubahan iklim yang terjadi saat ini, sangat memungkinkan durian berbuah sepanjang musim (termasuk di luar musim berbuah). Agar buah durian dapat dipanen sepanjang musim, faktor ketersediaan air yang cukup sangat memengaruhi keberhasilan produksi. Hal ini berarti saat musim kering maupun penghujan ketersediaan harus dijaga, tidak kekurangan maupun kelebihan. Selain itu, faktor pemberian nutrisi yang seimbang juga harus terpenuhi.
Pembungaan durian dapat terjadi secara alami tanpa perlakuan apabila faktor eksternal (suhu, stres air dan lama penyinaran) serta faktor internal (kandungan karbohidrat daun, hormon endogen/eksogen dan teknik budi daya) dapat terpenuhi. Perlakuan pembungaan melalui pendekatan teknologi budi daya yang baik harus dilakukan pada pembungaan durian in season (saat musim) maupun off season( di luar musim).
Pembuahan In-Off Season
Pembuahan in-off-season merupakan upaya membungakan dan membuahkan durian pada waktu yang diinginkan melalui rekayasa perlakuan budi daya terhadap durian unggul. Tanaman yang dipilih mempunyai karakteristik perbedaan tingkat kematangan serta perbedaan zona agroklimat dan agroekosistem. Tujuannya adalah agar tanaman durian dapat berbuah pada waktu yang diinginkan. Pilihannya yaitu mengubah waktu panen in season, menjadi lebih awal (early-season) atau lebih lambat (late-season), dan off season (berlawanan dengan musim normal) atau menyediakan buah sepanjang tahun.
Dasar pelaksanaan pembungaan in-off season adalah meniru kondisi alamiah adanya respon tanaman terhadap kekurangan air. Kondisi ini mendorong proses metabolisme tanaman mengarah pada pembentukan bunga
Pembungaan durian pada musim panas memerlukan fasilitas embung mini/boks penampung/tandon bawah tanah untuk menampung air hujan yang dialirkan melalui pipanisasi atau selang fleksibel. Sedangkan pembungaan durian pada musim hujan, diupayakan mengalirkan air hujan melalui parit-parit beton/cekungan dalam, atau gundukan di sekitar batang pada area perakaran dan menutup permukaan tanah di bawah tajuk pohon dengan mulsa plastik.
Perlakukan Stressing Air
Perlakuan stressing air pada tanaman durian dilakukan dengan tidak memberikan air pada tanaman minimal 2 bulan atau disesuaikan dengan faktor eksternal setempat. Pada wilayah dengan intensitas penyinaran tinggi/daerah di khatulistiwa membutuhkan minimal 14 hari stressing air. Perlakuan stressing air dapat juga dilakukan di musim hujan atau curah hujan relatif tinggi dengan penggunaan teknologi mulsa di area bawah tajuk tanaman durian. Ketika penerapan teknologi stressing air pada tanaman telah dilakukan, maka setelah periode tertentu (2 minggu-3 bulan) dilakukan penyiraman hingga jenuh.
Penerapan Teknologi Stressing Air
- Membuat fasilitas embung mini/boks penampung/tandon bawa tanah untuk menampung air yang kemudian dialirkan melalui pipanisasi/selang fleksibel;
- Melakukan pemupukan berimbang sesuai dengan umur tanaman dan target produksi, minimal 3 bulan sebelum penerapan teknologi stressing air.
- Melakukan pengamatan cuaca, memastikan inisiasi dilakukan pada musim panas, jika dilakukan musim hujan atau adanya perubahan cuaca La Nina harus memenuhi persyaratan khusus;
- Melakukan pemeriksaan pH tanah sebelum dilakukan pemupukan;
- Melakukan pemupukan sebelum perlakuan stressing air. Pastikan ketersediaan air mencukupi untuk perlakuan stressing air;
- Mengurangi jumlah daun dan ranting dengan menyisakan sepertiga bagian ujung cabang produksi.
- Menghentikan pemberian air ketika tanaman durian sudah memasuki fase generatif, dengan ciri sudah 2 kali proses pertumbuhan tunas; daun sudah dewasa, berwarna hijau tua dan agak mengkilat atau tidak kusam; lingkar batang cabang produksi (sekunder) 12 – 24 cm; dan cabang produksi memiliki sudut 800 -1000
- Membersihkan gulma yang tumbuh di area bawah tajuk;
- Mengikis lapisan tanah bagian atas di area bawah tajuk dengan sapu lidi secara perlahan hingga terlihat perakaran serambut.
- Memastikan periode kering antara 2-8 minggu tergantung karakter genetik tanaman.
- Memasang mulsa plastik model atrum (atap rumah) di area bawah tajuk tanaman, sangat dianjurkan jika dalam rentang 2-8 minggu terjadi turun hujan atau perlakuan stressing air dilakukan pada musim hujan;
- Membuat drainase/parit di luar area tajuk untuk mengalirkan aliran air hujan agar tidak masuk dan meresap ke dalam area dalam tajuk;
- Melakukan penyiraman pada sore hari selama 4-7 hari berturut-turut setelah periode kering;
- Menyiram semua bagian tanaman durian yang terjangkau hingga basah kuyup, jika memungkinkan mulai dari batang utama hingga pucuk.
- Menyiram bagian dalam area bawah tajuk hingga tanah sudah tidak bisa dikepal;
- Menghentikan penyiraman hingga muncul bunga kepiting. Lakukan penyiraman kembali dengan interval 3 hari sekali jika sudah muncul dompolan sebelum bunga mekar. Interval penyiraman disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat.
Perlakuan stressing air untuk pembungaan durian diharapkan dapat memperpanjang durasi panen buah durian sehingga dapat meningkatkan ketersediaan buah untuk memenuhi permintaan pasar secara berkesinambungan.
Sumber
Teknologi produksi melalui pengaturan fase pembungaan dan pembuahan durian/ Farida Nuraini, Intan Muliani Fajarsari, Dina Rosita, dan Ermi Nur Cahyani. Jakarta: Pertanian Press, 2023. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/22198.