Aglaonema atau lucky plant di Indonesia dikenal dengan sebutan ‘Sri Rejeki’ atau Ratu Daun memiliki daya tarik tersendiri baik dari segi warna hingga bentuk daunnya. Kombinasi warna hijau, putih, merah muda, merah, hingga kuning memberikan kesan keindahan pada tanaman hias ini. Bentuk daun yang indah, dengan warna, corak yang dekoratif dan karakter daun yang membuat aglaonema tampil unik dan menarik.
Persyaratan Tumbuh
Tanaman aglaonema dapat tumbuh baik dalam keadaan terlindung dengan intensitas sinar matahari 30 – 40% untuk pertumbuhan. Untuk mendapatkan warna yang cerah dan kontras, tanaman ini membutuhkan intensitas matahari pada kisaran 50 – 55%. Intensitas sinar matahari dapat dikurangi dengan pemasangan shading net sebagai naungan, dengan ukuran shading net berukuran 40 – 75%.
Aglaonema dapat tumbuh dengan optimal pada suhu ideal 22 – 32°C pada siang hari dan 16 – 18°C pada malam hari. Perbedaan suhu siang dan malam hari yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh optimal yaitu pada kisaran 10 – 15°C. Aglaonema sangat mudah menyesuaikan diri pada temperatur yang ada, asalkan temperatur tersebut tidak berubah-ubah. Untuk memacu pembungaan umumnya membutuhkan suhu dingin sekitar 12 – 16° C. Aglaonema juga beradaptasi dengan keadaan kelembapan yang relatif tinggi sekitar 50%.
Aglaonema tumbuh baik pada media tanah yang penuh humus atau serasah daun, untuk aglaonema hibrida, komposisi media tanam tersusun dari bahan yang ringan tetapi kaya unsur hara seperti campuran cocopeat, arang sekam, pasir sungai dan pupuk organik atau pupuk lambat pelepas (slow release) seperti Dekastar, Dekaform, dan Osmocot.
Fermentasi media tanam untuk mencegah agar media tanam tidak terkontaminasi bibit penyakit dilakukan dengan cara mencampur media tanam dengan dekomposer/bakteri pengurai kemudian membiarkannya di dalam wadah tertutup atau di tempat yang tidak terkena air hujan selama 14 – 30 hari.
Proses Budidaya
Lokasi untuk budidaya Aglaonema harus dipastikan merupakan areal budidaya pertanian dan berdasarkan data agroklimat; ketersediaan air mencukupi dan tidak tercemar; akses jalan ke lokasi berupa screen house atau green house; mengukur tingkat keasaman air yang akan digunakan untuk penyiraman; mengukur suhu udara dan kelembaban udara pada lingkungan mikro (dalam screen house atau green house).
Sarana budidaya yang diperlukan yaitu (1) menyiapkan tiang penyangga berbahan baku bambu atau baja ringan atau besi hollow, (2) menyiapkan shading net untuk bagian atas untuk shading net dengan kerapatan 50 – 60% terdiri dari 2 lapis dengan jarak antar lapisan net 30 – 50 cm dan jika menggunakan shading net dengan kerapatan 70 – 75% cukup menggunakan 1 lapis shading net, (3) melakukan penggantian atau perbaikan sarana budidaya bila terjadi kerusakan, (4) menyiapkan bedengan dengan lebar 1 meter, tinggi 30 cm dan panjang sesuai sarana budidaya untuk keperluan pemeliharaan tanaman indukan, (5) menyiapkan rak dengan lebar 1,2 m dan panjang dengan ukuran sesuai sarana budidaya untuk keperluan penjualan tanaman produksi, dan (6) menyediakan lampu penerangan secukupnya.
Penyiapan media tanam untuk budidaya aglaonema yaitu (1) mengecek kebutuhan media tanam baik jenis dan jumlah, (2) memilih jenis media tanam berdasarkan ketersediaan di daerah terdekat , (3) menyiapkan media tanam berupa sekam dan pupuk kandang (kotoran kambing) dengan , campuran 1 pupuk kandang kotoran kambing: 50 sekam mentah fermentasi, (4) membersihkan media dari kotoran atau benda lainnya yang dapat mengganggu pertumbuhan, (6) bila diperlukan menyiram media tanam dengan larutan fungisida secukupnya serta menambahkan kapur pertanian, (7) mencampurkan media tanam dan memasukkan ke dalam karung dan menyimpan di tempat yang teduh dan tidak terkena air hujan.
Penyiapan tanaman induk (mother plant) yaitu (1) memilih indukan yang baik dan sehat dengan kriteria jumlah daun lebih dari 6 daun, (2) memotong stek batang (potong pucuk) tanaman yang telah dipilih dengan pisau yang tajam dengan posisi tegak lurus dan melakukan pemotongan sekali potong. Pemotongan batang stek dilakukan pada pagi hari sebelum jam 9 pagi atau sore hari setelah jam 3 sore, (3) menyiapkan sungkup yang terbuat dari rangka bambu ditutup plastik UV dengan ukuran minimal tinggi 65 cm x lebar 100 cm x panjang sesuai kebutuhan untuk merangsang pertumbuhan akar, (4) memberikan zat pengatur tumbuh untuk mempercepat pertumbuhan akar pada batang stek yang sudah dipotong, (5) meletakkan stek batang yang akan ditanam dalam wadah yang bersih dan ternaungi.
Langkah selanjutnya adalah penyediaan polybag, pot dan rak dengan ukuran/diameter, kualitas dan jumlah polybag yang cukup. Bila diperlukan polybag atau pot dicuci dengan air bersih dan mencelupkan ke dalam larutan fungisida sesuai dosis yang tertera pada label, selanjutnya, ditiriskan atau dikeringkan di tempat yang kering. Bedengan dan rak juga disiapkan untuk polybag/pot tanaman
- Penanaman tanaman Aglaonema yaitu (1) memasukkan media tanam sampai 2/3 bagian tinggi polybag atau pot, (2) menyiram media tanam menggunakan air yang bersih sampai jenuh (media basah dan lembab), (3) memasukan tanaman dalam lubang media tanam dan menambahkan media tanam sampai memenuhi polybag atau pot supaya batang tanaman bisa tertanam dengan baik, (4) meletakkan dan mengatur polybag atau pot yang sudah ditanami, dan (5) melakukan penanaman di pagi hari sebelum jam 09.00 atau sore hari setelah jam 15.00.
- Pemupukan NPK dengan dosis sesuai anjuran dan umur tanaman (2 minggu sekali) dengan menaruh pupuk pada lubang yang dibuat di media tanam di dua sisi yang berhadapan. Pemupukan berikutnya dilakukan pada dua sisi lubang berhadapan yang berbeda. Dosis pupuk 0,25 – 0,5 gram per lubang (3 – 8 butir). Disamping itu lakukan penyemprotan larutan nutrisi dengan menggunakan sprayer 2 – 3 minggu sekali.
- Pengairan dilakukan dengan menyiapkan peralatan pengairan berupa selang air atau sprayer dan penyiraman di pagi atau sore hari bila tidak turun hujan dengan interval 3 – 4 hari sekali. Apabila tanaman diletakkan dalam sungkup, penyiraman tanaman dilakukan seminggu sekali pada sore atau malam hari dengan cara membuka sungkup kemudian disiram dan segera sungkup ditutup kembali.
- Terakhir adalah menjaga kebersihan lingkungan pertanaman. Pembersihan kotoran lingkungan dengan membersihkan kotoran di sekitar pertanaman dan mengumpulkan dalam wadah serta membuangnya ke tempat sampah.
Dengan teknologi budidaya yang baik dan benar akan menghasilkan aglaonema yang berkualitas. (SUT/270524).
Sumber:
Panduan teknis budidaya tanaman hias daun, seri 1: Aglaonema/ Siti Hibah Indrajati, Lukman Dani Saputro, Apriyanti Roganda Yuniar. Bogor: Kementerian Pertanian, 2022.
https://epublikasi.pertanian.go.id/pertanianpress/catalog/view/6/2/235