Penggunaan bibit unggul mampu memperbaiki produktivitas kelapa sawit yang saat ini masih belum optimal di Indonesia. Bibit sawit unggul dan cara penyemaian yang tepat akan menentukan produktivitas dan kualitas hasil panen. Tidak hanya mampu menghasilkan buah dengan kuantitas yang lebih banyak, tapi bibit yang berkualitas juga memberikan kualitas produk yang lebih baik.
Kelapa sawit diperbanyak dengan buah/biji yang diedarkan atau dijual dalam bentuk kecambah. Sumber benih unggul di Indonesia ditetapkan pemerintah berasal dari perusahaan-perusahaan resmi pemasok kecambah. Benih atau kecambah yang diproduksi merupakan hasil kegiatan persilangan antarkelapa sawit unggul yang dikoleksi oleh berbagai lembaga/perusahaan selama bertahun-tahun.
Permasalahan utama yang dihadapi petani dalam budi daya kelapa sawit adalah beredarnya benih atau kecambah kelapa sawit yang palsu. Tingkat produktivitas kelapa sawit dari benih palsu sangat rendah. Hal ini menyebabkan pengguna atau petani akan mengalami kerugian cukup besar. Benih palsu umumnya diproduksi dengan prosedur tidak standar atau diambil dari kebun kelapa sawit yang bukan penghasil benih unggul.
Perusahaan penghasil benih kelapa sawit biasanya menggunakan label khusus untuk menandai kemurnian dan keaslian sumber benih kelapa sawit. Di Indonesia terdapat perusahaan produsen benih. Benih yang diproduksi biasanya tidak hanya digunakan sendiri oleh perusahaan, tetapi dipasarkan juga karena permintaan yang tinggi oleh petani atau perusahaan swasta lainnya. Prospek dan nilai ekonomi yang tinggi dari kelapa sawit menyebabkan maraknya pemalsuan atau penjualan benih palsu di Indonesia.
Penyemaian Benih
Benih yang sudah berkecambah disemai dalam polybag kecil dengan ukuran 12 cm x 23 cm atau 15 cm x 23 cm (lay flat). Polybag diisi dengan 1,5–2,0 kg tanah atas yang telah diayak dan diberi lubang untuk drainase. Kecambah ditanam sedalam ±2 cm dari permukaan tanah, kemudian diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dengan panjang bedengan secukupnya.
Setelah bibit dederan berumur 3–4 bulan dan berdaun 4–5 helai, bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke persemaian menggunakan polybag 40 cm x 50 cm atau dapat juga 45 cm x 60 cm dengan ketebalan 0,11 mm dilengkapi lubang pada bagian bawahnya untuk pembuangan air. Tanah bagian atas yang telah diayak seberat 15-30 kg dimasukkan ke dalam polybag. Jumlah tanah sebaiknya disesuaikan dengan lamanya bibit dipelihara di persemaian. Bibit pada polybag selanjutnya disusun di atas lahan yang telah disiapkan menggunakan sistem segitiga sama sisi dengan jarak 100 cm x 100 cm x 100 cm.
Bibit dipindahkan ke lapang setelah cukup besar sesuai dengan umur dan waktu tanam. Pemeliharaan bibit dilakukan dengan penyiraman, penyiangan, pengawasan, dan seleksi, serta pemupukan. Penyiraman sebaiknya dilakukan pagi dan sore hari, kecuali jika curah hujan >7–8 mm/hari. Air penyiram harus bersih dan cara penyiraman menggunakan semprotan halus agar bibit tidak terganggu dan tanah tidak padat. Kebutuhan air untuk penyiraman sekitar 2 l/polybag/hari sesuai umur bibit. Gulma yang tumbuh dibersihkan secara manual atau menggunakan herbisida, biasanya dilakukan 2–3 kali sebulan sesuai dengan kondisi gulma.
Pengawasan dilakukan untuk mempertahankan bibit tumbuh baik. Jika pertumbuhan bibit kerdil, abnormal dan terserang penyakit sebaiknya dibuang. Pemilihan bibit sebaiknya dilakukan pada saat bibit berumur 4 bulan, 9 bulan, dan saat pemindahan bibit ke lapangan. Ciri-ciri tanaman yang tumbuh abnormal di antaranya bibit tumbuh tinggi dan kaku; bibit lemah terkulai; terserang penyakit; dan anak daun tidak sempurna. Pemupukan diperlukan agar diperoleh bibit yang sehat, pertumbuhan cepat, dan subur. Pupuk yang diberikan meliputi urea (larutan) dan pupuk majemuk dengan jenis dan takaran pupuk sesuai dengan umur bibit. Bibit siap tanam sebaiknya berumur >1,2 tahun agar bibit memiliki kesiapan dalam menghadapi kondisi ekstrem.
Dengan menggunakan benih yang berkualitas dan prosedur penyemaian benih yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan produksi kelapa sawit yang optimal.(HS2024).
Sumber:
Alwi, M. dan Noor, M. (2021). Budi daya kelapa sawit dan karet. https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/52b178e3-5c3c-41cf-8b98-55f4a28963ca/content
Fauzi, Y., Widyastuti Y. E., Satyawibawa I., Paeru R. H. (2012). Kelapa Sawit:
Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya.
Sunarko. (2014). Budidaya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Agromedia Pustaka.