Lahan rawa pantai apabila dikelola dengan baik dan benar mempunyai peluang meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya padi. Pengelolaan air, penggunaan varietas toleran kondisi salin dan pengaturan waktu tanam disertai dengan penerapan komponen teknologi pengelolaan hara di lahan rawa terdampak salin dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengoptimalkan produktivitas padi.
Lahan rawa pantai merupakan lahan basah yang dikategorikan ke dalam zona lahan rawa karena pengaruh pasang surut air asin/laut sangat kuat dan seringkali disebut sebagai tidal wetlands. Lahan pada zona ini dipengaruhi oleh masuknya air asin/payau ke arah hulu dari muara sungai. Lahan rawa pantai disebut juga tanah salin karena memiliki nilai ESP (Exchangeable Sodium Percentage) 15 % atau lebih atau mempunyai SAR (Sodium Adsorption Ratio) 13 atau lebih dan seringkali mempunyai pH 8,5 atau lebih.
Tanaman yang hidup di lahan salin menghadapi dua masalah utama, yaitu (1) dalam hal memperoleh air tanah yang potensial airnya lebih negatif, seperti diketahui potensial air tanah yang lebih negatif akan memacu air keluar dari jaringan sehingga tumbuhan kehilangan tekanan turgor; dan (2) dalam mengatasi konsentrasi tinggi ion natrium (Na+) dan klorida (Cl-) yang beracun bagi tanaman dan mengakibatkan ketidakseimbangan ion sehingga aktivitas metabolisme dalam tubuh tanaman menjadi terganggu.
Padi merupakan tanaman yang tergolong rentan terhadap lingkungan bersalinitas. Kebanyakan varietas padi tidak toleran terhadap salinitas terutama pada fase perkecambahan akibat masuknya ion garam hingga tingkat toksik ke dalam embrio. Selama fase perkecambahan, padi paling sensitif terhadap cekaman salinitas dibandingkan dengan fase lainnya. Tingkat toleransi padi meningkat pada fase vegetatif, dan menjadi sensitif kembali pada fase reproduktif.
Kepekaan padi pada cekaman salinitas tergantung varietas tanaman padi. Cekaman salinitas di zona perakaran menjadi penyebab menurunnya hasil padi. Pada musim kemarau panjang tingkat kematian pada pertanaman padi sangat cepat dan tinggi. Gejala keracunan garam pada tanaman padi berupa terhambatnya pertumbuhan, berkurangnya anakan, ujung-ujung daun berwarna keputihan dan sering terlihat bagian-bagian yang khlorosis pada daun.
Upaya Mengatasi Salinitas Di Lahan Rawa Pantai
Untuk memanfaatkan lahan rawa tersebut, diperlukan teknologi yang dapat mengatasi cekaman lingkungan seperti kadar garam tinggi. Hal tersebut terkait dengan di masa akan datang lahan rawa termasuk lahan salin menjadi sangat strategis dan penting bagi pengembangan pertanian sekaligus mendukung ketahanan pangan dan usaha agribisnis. Selain untuk pertanian, lahan salin juga dapat dimanfaatkan untuk tambak dan hal lainnya sesuai kebutuhan masyarakat sekitar.
Upaya untuk mengoptimalkan lahan rawa pantai yaitu (1) jaringan tata air harus dilengkapi dengan pintu air untuk mengendalikan jumlah air yang masuk maupun keluar, sesuai kebutuhan, karena jaringan tata air berperan penting sebagai saluran drainase untuk membuang kelebihan air, membuang unsur beracun yang berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman; (2) Irigasi, air untuk irigasi hendaknya digunakan air segar yang rendah natrium dan DHL (Daya Hantar Listrik), tinggi muka air dapat mencapai 4 cm atau cukup 2 cm saja atau air pada saat pasang besar, sehingga setiap 2 minggu sekali dilakukan proses pencucian dengan air pasang, agar air yang menggenangi areal pertanaman padi tetap merupakan air segar rendah natrium dan DHL; (3) pembuatan saluran kuarter atau saluran cacing sangat membantu dalam penerapan teknik pencucian dengan menggunakan air pasang lahan rawa pantai. Ketika terjadi pasang pertama pada akhir musim kemarau dengan kadar DHL yang cukup tinggi air pasang sebaiknya dialirkan ke dalam petakan sawah melalui saluran kuarter/saluran cacing sehingga air pasang tidak langsung bersentuhan dengan tanaman; dan (4) penggunaan varietas tahan salinitas, beberapa varietas yang telah diuji coba untuk uji salinitas di antaranya varietas Cirata, Cisadane, Batang Lembang, Widas, Randah Kuning, IR 42, IR 64, Punggur dan Cisantana.
Rawa pantai merupakan lahan basah yang masih kuat pengaruh pasang surut air asin/laut. Namun dengan demikian pengelolaan air, penggunaan varietas toleran kondisi salin dan pengaturan waktu tanam disertai dengan penerapan komponen teknologi pengelolaan hara di lahan rawa terdampak salin dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengoptimalkan produktivitas padi.
Sumber:
Annisa, Wahida; Sosiawan, Hendri ; Susilawati, Ani . Budidaya Padi Pada Lahan Rawa Pantai Terdampak Salinitas Wahida https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/a7e1d4c4-b091-407f-bcf0-d6350a176ac3/content
Utama, M. Zulman Harja ; Haryoko, Widodo , Munir, Rafli ; Sunadi . Penapisan Varietas Padi Toleran Salinitas pada Lahan Rawa di Kabupaten Pesisir Selatan .J. Agron. Indonesia 37 (2) : 101 – 106 (2009)