Tanaman obat atau dikenal dengan nama biofarmaka adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat-obatan, kosmetik dan kesehatan Untuk meningkatkan ketersediaan bahan baku yang bermutu, menaikkan nilai tambah dan harga jual tinggi perlu adanya penanganan pascapanen dan pengolahan produk tanaman biofarmaka yang baik dan tepat. yang dapat mendukung produksi-produksi selanjutnya.
Tanaman biofarmaka seperti rimpang jahe, laos/lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, temu kunci dll. umumnya mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau memiliki kandungan efek resultan sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Penanganan tanaman biofarmaka yang tepat dapat menghasilkan produk obat dan kesehatan yang baik.
Penanganan Pascapanen Tanaman Biofarmaka:
Sortasi
Sortasi berfungsi untuk memisahkan produk dari kotoran serta menyeragamkan bentuk, ukuran dan tingkat kematangan serta memisahkan yang baik dan yang rusak dan juga mempermudah pemasaran.
Pencucian
- Pencucian bertujuan untuk membersihkan produk dari kotoran.
- Proses pencucian meliputi penyemprotan, penyikatan dan pembilasan.
- Pencucian sebaiknya menggunakan air mengalir dan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan larut dalam air yang dapat mengakibatkan mutu bahan menurun.
Pengeringan
- Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga dapat mencegah pembusukan yang disebabkan oleh jamur atau bakteri dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.
- Untuk produk simplisia, pengeringan dapat menggunakan sinar matahari, oven, atau blower pada suhu 40–60˚C.
- Pengeringan pada suhu tinggi dapat merusak komponen aktif sehingga terjadi penurunan mutu produk.
- Untuk pengeringan yang menggunakan sinar matahari, rajangan rimpang di tutup menggunakan kain hitam.
- Tujuan penggunaan kain hitam adalah untuk mengurangi intensitas panas dan sinar UV yang dapat merusak bahan aktif yang terkandung dalam bahan.
- Pengeringan harus dilakukan di atas para-para dengan ketinggian minimal 5 cm dari permukaan tanah. Ketinggian yang dianjurkan adalah 1 m di atas permukaan tanah. Hal ini dilakukan agar bahan tidak terkontaminasi bakteri atau jamur yang ada di permukaan tanah
Pengolahan (Pemanfaatan TOGA)
Pengolahan dilakukan untuk mendapatkan ekstrak bahan aktif dari tanaman, pengawetan atau mempertahankan umur simpan, Penganekaragaman produk (diversifikasi) dan peningkatan nilai tambah dan pemasaran. Berikut contoh pengolahan produk:
- Bir Pletok Instan
Bahan : Jahe emprit 350 g, Serai 80 g, Cengkeh 6 , Kayu manis 60 g, Pala 5 g, Kapulaga 10g, Secang 75 g, Gula Pasir 500 g. Air 700 ml
Cara Pengolahan: Bersihkan jahe, rajang, kemudian dihaluskan menggunakan blender dan saring. Lalu didiamkan selama 2 jam. Masukkan kayu manis, serai, kayu secang, kapulaga dan buah pala. Rebus hingga mendidih, dinginkan. Saring hasil rebusan, masak kembali air rebusan dengan ditambahkan gula pasir hingga membentuk bubuk kristal. Ayak bubuk kristal kemudian kemas.
- Permen Jahe Agar
Bahan: Jahe 1 buah ukuran besar, Gula 1,5 gelas, Air 2 gelas, Penambah aroma (pandan, kapulaga, kayumanis, cengkeh) Agar-agar plain 1 bungkus
Cara Pengolahan: Bersihkan jahe dari kotoran yang menempel kemudian tambahkan air lalu blender. Rebus jahe dan penambah aroma sampai mendidih kemudian saring. Masak agar, sisa air, air jahe dan gula. Aduk terus menerus hingga berbusa. Cetak lalu setelah kering, potong dadu. Jemur di bawah terik matahari kurang lebih 2 hari kemudian kemas
Pengemasan dan Penyimpanan
- Kemasan yang digunakan adalah kemasan yang mampu melindungi produk dari mikroba, pengaruh oksigen, cahaya, uap air, kotoran atau serangga.
- Kemasan yang baik untuk produk kering adalah alumunium foil atau kemasan vakum. Untuk produk basah menggunakan botol kaca yang berwarna gelap untuk mengurangi penurunan antioksidan selama penyimpanan.
- Penyimpanan dilakukan di ruang yang sejuk dan kering.
Sumber:
Tresnawati, T. (2021). Pascapanen dan pengolahan produk tanaman biofarmaka. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP).
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/17462
https://brin.go.id/news/99418/smart-drying-rekayasa-teknologi-pascapanen-tanaman-obat