Kekurangan air dapat memengaruhi pertumbuhan bibit kakao dan berdampak terhadap hasil pertanaman kakao. Untuk menjaga tanah tetap memiliki daya tahan air dan unsur hara yang tinggi dapat dilakukan dengan merekayasa lingkungan perakaran melalui sistem rorak. Rorak merupakan salah satu praktik baku kebun yang bertujuan untuk mengelola lahan, bahan organik dan tindakan konservasi tanah dan air di perkebunan kakao.
Kekeringan pada tanaman kakao sering terjadi pada musim kemarau. Kekeringan ringan menyebabkan daun kakao menjadi layu, tetapi ranting tetap sehat dan daun tetap hijau. Kekeringan sedang menyebabkan daun layu, berwarna hijau pucat, dan ranting serta bakal buah mengering. Kekeringan berat menyebabkan daun kering terlihat seperti terbakar, ranting dan akar mengering, buah muda mengering, biji tumbuh cacat, dan hasil panen turun 50%.
Rorak merupakan salah satu teknologi yang dapat meningkatkan kualitas fisik tanah karena mampu menampung bahan organik dalam tanah. Teknologi tersebut bisa diaplikasikan pada pertanaman kakao yang mengalami kekeringan di musim kering baik pada tanaman belum menghasilkan (TBM) atau tanaman menghasilkan (TM).
Rorak merupakan saluran buntu atau bangunan berupa got dengan ukuran tertentu yang dibuat pada bidang olah teras dan sejajar garis kontur yang berfungsi untuk menjebak/menangkap aliran permukaan dan tanah yang tererosi. Rorak dapat bermanfaat sebagai media penampungan bahan organik dan sumber hara bagi tanaman di sekitarnya. Pada tanaman kakao, rorak adalah galian yang dibuat di sebelah pokok tanaman untuk menempatkan pupuk organik dan dapat berfungsi sebagai lubang drainase. Rorak dapat diisi serasah atau sisa hasil pangkasan tanaman kakao dan gulma hingga penuh dan selanjutnya ditutupi dengan tanah. Bahan organik yang dimasukkan ke dalam rorak dapat menyediakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme tanah yang berperan aktif dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Cara pembuatan rorak
- Bersihkan lahan dari semak dan gulma.
- Lakukan pengukuran pada bidang olah sesuai dengan kontur dan pasang ajir pada ketinggian yang sama.
- Tentukan letak rorak yang akan dibuat sesuai dengan ajir yang telah dipasang.
- Ukur panjang, lebar rorak sesuai dengan keadaan lahan dan tanaman supaya tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Biasanya panjang 1–5 m dan lebar 0,3 m membentuk huruf H menghadap lereng.
- Gali rorak dengan kedalaman 0,3–0,5 m dan tanah galian diatur membentuk bedengan dengan ketinggian 0,2 m dan lebar 0,3 m membentuk huruf U menghadap lereng.
- Ulangi cara pembuatan rorak pada tempat lain sesuai ajir yang telah dipasang.
- Jarak vertikal rorak satu dengan rorak lainnya antara 10–15 m.
- Lakukan perawatan berkala agar rorak tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
Saat hujan deras, rorak dapat berfungsi sebagai lubang drainase untuk mempercepat penyusutan air hujan yang menggenang di atas permukaan tanah. Stagnasi air dapat berakibat fatal pada pertanaman kakao. Biasanya saluran drainase dibuat di pinggir blok kebun. Di blok kebun yang terlalu luas, air yang menggenangi di atas hamparan lahan pertanaman membutuhkan waktu cukup lama untuk keluar melalui saluran drainase. Oleh karena itu, rorak yang dibuat di sekitar pertanaman dapat membantu mempercepat keluarnya air dari hamparan pertanaman, khususnya di lahan yang tekstur tanahnya berat dan beriklim sangat basah dengan curah hujan bulanan relatif tinggi. (Dhira)
Sumber:
”Rorak”, Inovasi Sederhana untuk Selamatkan Tanaman Kakao saat Kemarau Berkepanjangan.