Penggunaan benih bermutu merupakan salah satu faktor keberhasilan usaha tani jagung. Di pasaran banyak beredar benih yang tidak terstandar dan petani sering memproduksi benih sendiri. Benih yang unggul harus disertai dengan mutu benih yang baik karena mutu benih juga akan meningkatkan produktivitas hasil.
Benih memiliki dan membawa sifat-sifat genetik tanaman induknya dan akan tampil optimal jika benihnya tumbuh dan berproduksi pada lingkungan yang optimal. Selain itu mutu benih (daya tumbuh) dan vigor benih yang tinggi merupakan komponen penting dalam budi daya tanaman.
Syarat-syarat Benih Bermutu
Benih bermutu adalah berlabel dan bersertifikat. Secara genetik memiliki tingkat kemurnian varietas yang tinggi (99%) untuk jagung hibrida, sedangkan secara fisiologis memiliki kemampuan berkecambah yang tinggi (lebih dari 95%). Selain itu secara fisik benih terbebas dari gejala adanya serangan penyakit, warna dan ukuran benih seragam, serta kadar air biji rendah (9–11%).
Perlakuan Benih Pratanam
Perlakuan benih sebelum tanam dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit (seed-borne diseases) dan pemecahan dormansi benih. Perlakuan untuk pencegahan organisme pengganggu tanaman dilakukan dengan cara fisik/mekanis, yaitu memisahkan organisme pengganggu tanaman dari benih, cara biologi dengan imunisasi mikroba endofitik dan cara kimia, yaitu dengan perendaman benih menggunakan pestisida.
Perlakuan benih pada jagung sebelum ditanam terutama ditujukan untuk mencegah timbulnya penyakit bulai. Perlakuan benih jagung menggunakan metalaksil (umumnya berwarna merah), dengan dosis 2 g/kg benih yang dicampur air 10 ml dan diusahakan jangan sampai menimbulkan kerusakan.
Benih yang telah dicampur dengan larutan metalaksil dikeringanginkan selama ± 2 jam supaya metalaksil melekat sempurna. Metalaksil dapat meresap ke dalam biji dan bersifat racun yang mengakibatkan rusaknya endosperm (lembaga). Oleh karena itu, benih tidak dapat disimpan lama. Dianjurkan segera ditanam atau paling lama 3–4 hari.
Pemberian perlakuan insektisida sevin (bahan aktif karbaril) digunakan jika di lahan pertanaman terdapat banyak semut. Karbaril digunakan dengan dosis 1 g/kg benih. Karbaril diberikan dengan cara dicampur dengan benih sebelum ditanam. Perlakuan pemecahan dormansi benih dilakukan melalui perendaman dengan air dan bahan kimia. Persemaian dilakukan di lahan/areal yang mudah diawasi dan sudah dilakukan perlakuan lahan/areal yang baik. Perlakuan lahan/areal yang baik seperti memberikan komposisi pupuk yang sesuai dan penyiapan sarana perlindungan persemaian.
Penggunaan benih yang memenuhi standar mutu sebelum tanam akan menghasilkan tanaman yang baik dan benar sesuai potensi keunggulannya dan merupakan keberhasilan dalam usahatani jagung. (WD’2024)
Sumber:
Budi daya jagung terstandar/Andi Amran Sulaiman, Fadjry Djufri, Abd. Haris Bahrun, dan Amin Nur. Jakarta: Pertanian Press, 2024.