Sukun merupakan tanaman buah yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan iklim, mudah dibudidayakan, dan dapat berproduksi baik. Kandungan gizinya yang encukupi kebutuhan gizi. Selain itu sukun menjadi salah satu sumber karbohidrat alternatif.
Sukun (Arthocarpus communis) termasuk salah satu jenis buah-buahan penghasil karbohidrat berumur panjang, sehingga mampu berproduksi secara terus-menerus sampai puluhan tahun. Tanaman sukun sangat produktif, karena setiap tanaman dapat menghasilkan buah rata-rata 20–300 buah per musim. Setiap hektare lahan dapat menghasilkan buah sebanyak 16–32 ton, dengan 2 kali musim panen dalam setahun.
Tanaman sukun dapat diperbanyak dengan berbagai cara dan umumnya menggunakan setek akar. Namun cara ini mempunyai kelemahan, yaitu pengambilan akar hanya boleh dilakukan secara bertahap agar tanaman induk tidak rusak dan bibit yang dihasilkan sangat terbatas.
Tanaman sukun juga dapat diperbanyak dengan cara penyambungan, yaitu dengan menggunakan batang bawah tarap dan kluwih. Namun, kelemahan dari cara tersebut adalah memerlukan waktu yang cukup lama karena dibutuhkan batang bawah umur 8 bulan sebelum dilakukan penyambungan. Salah satu alternatif untuk mendapatkan benih sukun dalam jumlah banyak dalam waktu singkat adalah dengan menggunakan setek batang.
Perbanyakan sukun dengan setek batang memberikan keberhasilan yang lebih tinggi (65%) dibandingkan dengan cara perundukan (25%). Pertumbuhan tunas pada cara perundukan lebih cepat, namun tidak diikuti dengan pertumbuhan akar. Pertumbuhan tunas pada cara perbanyakan setek batang lambat tapi diikuti dengan pertumbuhan akar.
Masalah yang sering timbul pada perbanyakan vegetatif tanaman berkayu melalui setek, yaitu sulit membentuk akar. Pembentukan akar pada setek selain tergantung pada cadangan makanan juga sangat tergantung pada hormon tumbuh endogen yang terdapat pada bahan setek. Perlakuan pemberian hormon tumbuh eksogen dapat dilakukan untuk mempercepat pembentukan akar pada setek.
Tahapan Perbanyakan Sukun dengan Setek
- Siapkan batang stek dari tanaman sukun yang berkualitas.
- Pilih dahan yang memiliki daun tegak sempurna. Potong batang sukun sepanjang ± 10 cm.
- Siapkan bahan dan alat: vitamin B1 (berfungsi agar tanaman tidak stres), air kelapa (berfungsi sebagai hormon tumbuh), batang setek, polibag.
- Larutkan 100 miligram vitamin B1 ke dalam air kelapa. Sisakan daun muda di batang setek yang sudah disiapkan untuk menghambat penguapan. Rendam batang setek ke dalam larutan selama 2 jam.
- Masukkan media tanam dalam polibag. Tancapkan batang setek ke dalam polibag.
- Semua setek disungkup dengan plastik putih dan diletakkan di bawah naungan paranet dengan persentase naungan 70%. Tujuannya agar tidak terjadi penguapan, dan siram 2x seminggu.
- Setek batang akan memperlihatkan tunas baru setelah dua bulan.
Setek yang berasal dari pangkal menunjukkan fisik yang keras dan tidak mudah layu, sedangkan setek yang dari pucuk menunjukkan fisik yang lunak dan apabila tidak segera ditanam atau disungkup setek akan layu dan kering. Oleh karena itu, persentase bibit jadi setek yang berasal dari pangkal menunjukkan persentase bibit jadi yang lebih tinggi, yaitu 94,22%, dibandingkan persentase bibit jadi setek asal pucuk, yaitu 36,89%.
Rendahnya persentase jadi setek pucuk kemungkinan disebabkan karena setek tidak mampu melakukan absorbsi air dan faktor transpirasi yang terjadi pada setek yang ditanam tinggi dengan kata lain faktor lingkungan kurang mendukung bagi setek untuk bertahan hidup. Dengan perbanyakan setek batang sukun diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan dalam mendapatkan ketersediaan bibit sukun secara cepat dan yang berkualitas.(SUT/060225)
Sumber:
1. Fibriyanti, D. (2022). Perbanyakan benih sukun dengan stek batang. Ambon: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/19941
2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku. (2022). Perbanyakan sukun dengan cara stek batang https://www.youtube.com/watch?v=gb94VdmoxUw