Gulma termasuk masalah penting dalam peningkatan produksi padi. Beberapa jenis gulma dapat menimbulkan persaingan hara dalam tanah terutama pada 40 hari pertama dalam siklus hidup tanaman padi. Pengetahuan tentang jenis gulma sangat penting agar petani dapat melakukan pengendaliannya secara tepat baik secara secara langsung maupun tidak langsung.
Gulma merupakan tumbuhan yang selalu berada di sekitar tanaman yang sedang dibudidayakan dan dapat dikategorikan sebagai organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang dapat menyebabkan kehilangan hasil pada produksi tanaman pertanian termasuk komoditas padi secara kualitas dan kuantitas. Informasi dan pengetahuan teknis terkait jenis dan pengendalian gulma sangat penting untuk diketahui oleh para petani dan petugas lapang untuk menentukan cara dan teknik pengendalian gulma yang cepat, tepat dan efektif.
Jenis Gulma
- Teki. Memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan (babawangan, jukut pendul/jebungan, rumput menderong papayungan, purun tikus, walingi).
- Rumput. Mempunyai daun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanis (jajagoan, bobontengan, grintingan, alang-alang air, rumput tembaga, panicum repens, rumput kebo, alang-alang, rumput paitan).
- Gulma Berdaun Lebar. Biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya (eceng, eceng gondok, genjer, cacabean, kiambang, semanggi, rumput pait, rumput tapak burung, kumpai haur, babadotan).
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma diperlukan untuk: (1) mengurangi persaingan antara gulma dengan tanaman dalam memperoleh hara, sinar matahari, dan tempat tumbuh; (2) memutus siklus hidup gulma; (3) mencegah terbentuknya tempat berkembang bagi serangga hama, penyakit, dan tikus; dan (4) mencegah tersumbatnya saluran dan aliran air irigasi.
Pengendalian Gulma secara Tidak Langsung
- Pencegahan. Melakukan sanitasi lingkungan. Membuat pintu air di saluran irigasi untuk mencegah gulma-gulma terapung masuk ke areal sawah. Menggunakan alat-alat pertanian yang bersih dari sisa-sisa gulma. Melakukan eradikasi gulma sebelum gulma tersebut berbunga untuk mencegah biji gulma yang melimpah.
- Pengolahan tanah. Gulma yang mempunyai rimpang atau akar yang panjang sering kali tertinggal di dalam tanah. Oleh karena itu, pengolahan tanah harus dilakukan secara sempurna.
- Pengaturan air irigasi. Genangan air irigasi cukup efektif untuk menekan persentase perkecam-bahan beberapa spesies gulma. Tanaman padi sawah digenangi sejak tanam pindah sampai kanopi tanaman menutup.
- Pengelolaan pupuk. Pupuk urea diberikan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah. Dengan cara ini, pupuk akan lebih tersedia untuk tanaman padi dibandingkan gulma.
- Varietas. Penanaman varietas padi yang mempunyai batang tinggi akan lebih kompetitif terhadap gulma. Sebaliknya, padi yang berbatang pendek mempermudah cahaya matahari mencapai permukaan tanah sehingga memacu pertumbuhan gulma.
- Cara tanam. Sistem tanam pindah pada tanah yang sudah diairi dan tergenang akan menekan infestasi gulma.
- Pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman padi dengan sorgum dan jagung akan menekan pertumbuhan gulma, terutama jenis jajagoan hingga 40%. Dengan pergiliran tanaman, kondisi mikroklimat menjadi berubah-ubah sehingga kurang sesuai bagi pertumbuhan gulma.
- Pengendalian secara biologis. Pengendalian gulma dengan menggunakan serangga dan hewan lainnya, organisme penyakit, dan tanaman pesaing dapat membatasi pertumbuhan gulma.
Pengendalian Gulma Langsung
- Penyiangan gulma dengan tangan membutuhkan biaya dan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan alat. Cara ini juga membuat gulma yang mirip dengan tanaman padi akan tertinggal. Namun, pencabutan gulma dengan tangan efektif untuk gulma semusim atau dua musim.
- Cara mekanis. Alat yang digunakan untuk menyiangi gulma secara mekanis, di antaranya gasrok, landak, alat penyiang bermesin, dan alat yang ditarik dengan ternak. Penggunaan alat penyiang dapat menghemat tenaga kerja dan bersifat ramah lingkungan. Namun, penggunaan alat-alat ini harus hati-hati karena dapat merusak akar dan batang padi.
- Herbisida. Pemakaian harus memperhatikan hal-hal berikut: efektif terhadap gulma sasaran, mempunyai selektivitas tinggi terhadap tanaman pokok, murah dan aman terhadap lingkungan, tidak bersifat antagonis bila dicampur dengan herbisida lain, tahan terhadap perubahan cuaca. Perlu juga diperhatikan bahwa setiap herbisida mempunyai gulma sasaran, misalnya herbisida molinat hanya mampu mengendalikan gulma rumput, sedangkan herbisida fenoksi efektif mengendalikan gulma berdaun lebar dan teki.
Mengenali jenis gulma dan cara pengendaliannya dengan tepat akan meningkatkan hasil produksi panen padi, menjaga keseimbangan ekosistem tanah dan tanaman. (WD 2024)
Sumber :
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. (2017). Inovasi budi daya padi. IAARD PRESS
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6119