Selain sebagai tanaman hias dengan kelopak bunga kuning cerah, bunga matahari memiliki segudang manfaat. Di antaranya adalah sebagai sumber minyak nabati berkualitas tinggi. Bunga matahari juga memiliki peran penting dalam industri pangan dan non-pangan. Pada tingkat global, bunga matahari memiliki kontribusi ekonomi yang signifikan.
Bunga matahari (Helianthus annuus) adalah salah satu penghasil minyak yang sehat dan bermutu dibandingkan dengan minyak yang berasal dari tanaman penghasil minyak lainnya, seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, dan jagung. Minyak bunga matahari dikenal karena kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi, menjadikannya pilihan yang sehat untuk memasak dan digunakan dalam berbagai produk pangan olahan. Pasar minyak bunga matahari global terus meningkat, dengan permintaan yang tumbuh pesat di negara-negara maju dan berkembang, terutama karena meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat.
Bunga matahari dibudidayakan dengan berbagai tujuan. Di Indonesia, potensi bunga matahari sebagai komoditas unggulan semakin nyata. Sebagai bagian dari diversifikasi pertanian, bunga matahari dapat mendukung peningkatan pendapatan petani melalui budi daya yang efisien dan hasil panen bernilai tinggi.
Berbagai Manfaat Bunga Matahari
Bunga matahari sebagai tanaman penghasil minyak unggul karena memiliki kandungan minyak yang tinggi 25%-50%. Biji diproses melalui pengepresan dingin, dilanjutkan dengan pengepresan panas. Minyak hasil dari pengepresan dingin digunakan untuk salad, minyak masak, dan mentega, sedangkan hasil pengepresan panas sebagian besar untuk industri cat, plastik, sabun, deterjen, dan adjuvant pestisida. Sebagai bahan pangan, minyak bunga matahari cocok dipakai untuk bahan baku produk makanan. Minyak bunga matahari kaya akan asam linoleat, suatu asam lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan manusia.
Selain sektor pangan, bunga matahari juga memiliki peran penting dalam industri non-pangan. Biji bunga matahari digunakan dalam pakan ternak berkualitas tinggi, sementara residu dari proses ekstraksi minyak dapat diolah menjadi bahan baku bioenergi seperti biodiesel. Biodiesel bunga matahari merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari biji bunga matahari dan dapat dipadukan dengan bahan baku solar pada berbagai variasi campuran
Bunga matahari yang diproses menjadi minyak menghasilkan kandungan minyak rata-rata 43% (dengan kulit). Biji dikupas menggunakan alat pengupas sebelum dipress. Kemudian dipanaskan dengan suhu 180–2400F, kemudian dipress secara mekanik menggunakan expeller. Proses ini dapat memisahkan setengah kandungan minyak, kemudian bahan ini ditempatkan dalam proses larutan ekstraksi untuk memisahkan minyak sisa minyak dengan pencucian secara kimia.
Minyak diekspor sebagai minyak mentah (crude oil) atau dimurnikan untuk konsumsi lokal. Proses penjernihan termasuk proses degumming dengan menambahkan air panas dan dikombinasikan dengan sentrifusi. Minyak kemudian dicuci dan diharumkan dengan proses pemanasan/pendinginan, dan penyaringan akhir, tidak membutuhkan hidrogenasi.
Minyak dari biji bunga matahari memiliki kualitas yang unggul, kaya akan asam lemak tak jenuh, serta vitamin E yang berperan sebagai antioksidan alami. Keunggulan ini menjadikan minyak bunga matahari sebagai pilihan yang semakin diminati, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri. Selain digunakan sebagai minyak goreng sehat, minyak ini juga menjadi bahan utama dalam produk kecantikan dan farmasi. Dalam dunia kosmetik, minyak bunga matahari terkenal mampu menjaga kelembapan kulit dan memperlambat tanda-tanda penuaan, menjadikannya favorit di kalangan konsumen yang peduli pada kesehatan kulit.
Bungkil yang telah dipisahkan minyaknya dapat digunakan sebagai pakan ternak. Daun dan batang tanaman bunga matahari dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan bakar biomassa, atau kompos organik, menjadikannya tanaman dengan pemanfaatan menyeluruh dan limbah minimal.
Pada sektor hortikultura dan pariwisata, keindahan bunga matahari sebagai tanaman hias bunga dapat menarik pengunjung ke taman bunga komersial serta mendukung ekowisata. Toleransinya terhadap tanah marginal dan kekeringan menjadikannya pilihan ideal bagi pengembangan tanaman ini untuk daerah dengan kesuburan rendah.
Dalam dunia farmasi, minyak bunga matahari digunakan untuk meningkatkan penyerapan nutrisi tertentu dan menambah nilai tambahnya. Selain itu, kandungan kimia dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional dan pestisida nabati.
Hamparan tanaman bunga matahari dapat dimanfaatkan sebagai ladang pengembalaan lebah madu dan tanaman pembatas untuk memperkaya keragaman serangga musuh alami.
Melihat potensi bunga matahari yang memiliki segudang manfaat, budi daya bunga matahari memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai komoditas strategis. Potensi ini dapat mendorong produksi minyak lokal yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga membuka peluang ekspor.(HS2025).
Sumber
Andri, K. B.(2025). Peluang agribisnis bunga matahari di Indonesia.
https://perkebunan.bsip.pertanian.go.id/berita/peluang-agribisnis-bunga-matahari-di-indonesia.
Cholid, M, Nurindah, dan Herwati, A. (2009). Bunga matahari (Helianthus annuus L.). Dalam Tanaman perkebunan penghasil bahan bakar nabati (BBN). p. 23-56. Bogor: IPB Press. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/21996.