Pisang merupakan produk yang mudah rusak. Teknologi penanganan pasca panen dengan pengolahan buah pisang menjadi tepung pisang diharapkan dapat memperpanjang umur simpan. Pengolahan tepung pisang di samping untuk diversifikasi pangan bisa menjadi bahan alternatif substitusi tepung terigu. Tidak kalah pentingnya adalah produk turunannya dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi petani.
Buah pisang (Musa paradisiaca) dapat digolongkan dalam empat kelompok: (1) Pisang meja yang dapat dimakan langsung setelah matang seperti susu, hijau, mas, raja, ambon kuning, ambon, barangan, dll.; (2) Pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu yaitu seperti tanduk, uli, bangkahulu, kapas; (3) Pisang yang dapat dimakan setelah matang atau diolah dahulu seperti kepok dan raja, dan; (4) pisang yang berbiji yang dapat dimakan saat masih mentah, seperti pisang batu/pisang klutuk/pisang biji.
Salah satu cara memperpanjang umur simpan pisang adalah dengan pengolahan buah pisang menjadi tepung pisang. Tepung pisang merupakan hasil penggilingan buah pisang kering (chips pisang).
Pembuatan tepung pisang mudah dilakukan, dan biayanya relatif murah. Pengolahan pisang menjadi tepung pisang mempunyai beberapa keunggulan yaitu daya simpan lebih lama, mudah diolah menjadi makanan dapat diformulasikan menjadi beberapa bentuk olahan kue, dan sifatnya mudah dicerna sehingga aman untuk konsumsi lansia dan anak anak (bayi). Pemanfaatan tepung pisang banyak, diantaranya adalah bahan pembuatan cookies, makanan bayi, sereal sarapan, kue, lasagna roll dan tepung pisang roll (pisaroll).
Berbagai tepung memiliki standar nasional indonesia, untuk SNI tepung pisang: SNI-01-3841-1995. Proses pembuatan tepung pisang dilakukan dengan beberapa tahapan kegiatan. Sebelum pengeringan, terlebih dahulu siapkan pisang tua yang mentah/mengkal lalu kupas kulit pisang, setelah di kupas iris-iris buah pisang lalu dilanjutkan perendaman dengan larutan natrium metabisulfit 0,2 persen selama 15 menit, lalu tiris rendaman irisan pisang kemudian keringkan menggunakan cabinet dryer selama kurang lebih 8 jam hingga kadar air kurang 10 persen. Berdasarkan SNI 01- 3841-1995 tentang tepung pisang bahwa kadar air dalam tepung pisang maksimal adalah 12 persen. Setelah pengeringan, ditepungkan, diayak dengan ayakan 80 mesh dan dikemas.
Begitu banyak manfaat yang terkandung dalam pisang selain dapat dikonsumsi sehari-hari untuk kesehatan, berbagai produk turunan pisang diharapkan dapat menjadi sumber penghasilan bagi keluarga. (WD 2025)
Sumber :
Anomsari, S.V. et al. (2023). Petunjuk teknis panen dan pascapanen pisang terstandar. Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jawa Tengah.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/23499