Swasembada daging merupakan target Indonesia pada tahun 2026. Konsumsi daging menjadi salah satu indikator kemajuan suatu negara. Rata-rata konsumsi daging Indonesia berada pada angka 2,09 kg per kapita per tahun dan lebih rendah daripada negara Malaysia yang mampu mengonsumsi daging sapi 4,53 kg per kapita per tahun.
Kambing dan Domba sebagai ruminansia kecil itu prolifik melahirkan dua anak bahkan berpotensi melahirkan hingga 3—4 anak. Sementara sapi hanya mampu melahirkan anak 1—2 ekor. Itu menunjukkan produksi ternak ruminansia kecil relatif lebih cepat dan banyak dibandingkan dengan ruminansia besar. Selain itu pengadaan pakannya kecil lebih irit. Rata-rata ternak membutuhkan pakan hijauan minimal 10% dari bobot badan per hari. misal kambing berbobot 30 kg membutuhkan hijauan minimal 3 kg per hari.
Ragam Domba
Domba batur, merupakan domba lokal Indonesia (Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2916/ Kpts/OT.140/6/2011). Sebarannya di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Domba batur merupakan hasil persilangan antara domba merino dan domba ekor tipis. Sebaran asli geografis terdapat di Kecamatan Batur dan sekitarnya, dan secara turun-temurun dikembangkan dan menjadi milik masyarakat Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Domba batur jantan dan betina merupakan domba penghasil daging dan wol yang baik. Bobotnya bisa mencapai 100 kg dengan rata-rata 60—70 kg. bulu nya untuk aneka kerajinan tangan.
Domba Garut, perawakannya bongsor, jantan berbobot 50—80 kg dan betina 30—40 kg. Leher domba jantan kokoh sehingga kuat beradu. Tanduknya besar, melengkung ke belakang dengan ujung mengarah ke depan sehingga tampak gagah. Domba betina tidak memiliki tanduk. Domba Garut berperangai galak dan siap tarung. Domba garut sebagai sumber daya genetik ternak lokal yang wajib dilindungi dan dilestarikan (Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2914/Kpts/OT.140/6/2011).
Domba Komposit Garut, Domba unggul silangan domba garut, st croix, dan domba mouflon itu mampu beradaptasi pada lingkungan tropis. Jumlah anak 1—2 ekor per kelahiran dan dapat melahirkan sepanjang tahun. Laju pertumbuhannya tinggi, yaitu 169,1 g per hari dengan bobot rata-rata 47 kg per ekor.
Ragam Kambing
Kambing Peranakan Etawa, kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing etawa dan kambing kacang, dengan tujuan agar mampu beradaptasi dengan kondisi Indonesia. Di masyarakat, kambing ini dikenal sebagai kambing PE, adaptif terhadap lingkungan. Ciri-cirinya berada di antara kambing kacang dan etawa. Kambing ini tersebar di sepanjang pesisir utara Jawa, dan di seluruh Indonesia. Bobot jantan mencapai 91 kg, betina 63 kg. Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/ pendek. Daerah belakang paha, ekor, dan dagu berbulu panjang. Kambing PE mampu menghasilkan susu hingga 3 liter per hari.
Kambing Boerka, hasil persilangan antara kambing kacang dan kambing boer. Kambing kacang paling banyak diternakkan di Indonesia karena tingkat reproduksinya tinggi, meski bobot tubuhnya kecil. Sementara kambing boer merupakan tipe pedaging dengan bobot tubuh yang sangat tinggi. Persilangan keduanya menghasilkan kambing Boerka yang memiliki keunggulan bobot tubuh tinggi dan mudah bereproduksi. Bobot tubuh mencapai 35 kg, umur 1 tahun dan jumlah anak per kelahiran 1,6—1,7 ekor per induk. Boerka juga dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi tropis-basah di Indonesia.
Dengan mengembangkan domba dan kambing mempercepat produksi daging, sehingga pemenuhan protein hewani masyarakat Indonesia dapat terpenuhi. Protein hewani sangat bermanfaat untuk pemenuhan gizi, terutama pada masa pertumbuhan. Masyarakat menjadi lebih sehat dan cerdas. (SUT/240125)
Sumber:
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (2019). Sukses beternak kambing & domba. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8389