Proses pengeringan bawang putih pada kondisi musim hujan memerlukan waktu yang lebih lama sehingga hasilnya tidak optimal. Instore dryer merupakan suatu alat atau gudang pengeringan yang dapat mempercepat proses pengeringan bawang putih. Teknologi ini tidak tergantung cuaca, mampu menghemat lantai penjemuran, serta dapat mengurangi kerusakan (losses) bawang putih.
Teknologi instore dryer dihasilkan oleh Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian. Instore dryer merupakan unit pemanas tambahan yang berfungsi untuk membantu proses pengeringan pada waktu musim hujan. Pemanas tambahan menggunakan sistem pemanasan tidak langsung penukar panas (heat exchanger) agar asap hasil pembakaran tidak masuk ke ruangan instore dryer. Unit pemanas dilengkapi ducting agar udara yang akan dipanaskan suhunya tidak terlalu rendah sehingga dapat mengurangi beban pengeringan.
Instore drying adalah suatu teknik di mana pengeringan dan pelayuan dilakukan dalam alat yang sama yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan sekaligus menyimpan bawang putih. Kelebihan dari instore drying dibandingkan dengan gudang penyimpanan pada umumnya adalah bagian atap bangunan terbuat dari fiber yang dilengkapi dengan alat aerasi berupa ballwind. Dengan menggunakan atap fiber akan terjadi efek rumah kaca di mana gelombang pendek dari sinar matahari di rubah menjadi gelombang panjang setelah melewati fiber sehingga suhu dalam instore drying lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di luar. Ballwind berfungsi untuk memberikan sirkulasi udara dalam bangunan sehingga tidak terjadi akumulasi panas.
Alat atau gudang pengeringan untuk bawang putih ini berkapasitas 5-6 ton. Keunggulan teknologi ini adalah dapat mempercepat proses pelayuan dan pengeringan bawang putih dari 10-15 hari pada musim hujan menjadi hanya 2-3 hari dan tingkat kerusakan umbi bawang putih (busuk, hampa dan bertunas) pun sangat rendah, yaitu kurang dari 0,1%. Selama pelayuan dengan menggunakan instore drying maka persentase susut bobot yang dicapai per satuan waktu lebih cepat dibandingkan dengan cara tradisional. Hal ini dikarenakan suhu dan kelembaban dalam instore drying lebih stabil. Selain itu sebagai alternatif penyimpan benih bawang putih.
Penggunaan Instore Dryer juga dapat mempercepat pematahan dormansi benih bawang putih dari 5-6 bulan menjadi 10-12 minggu dengan daya tumbuh benih lebih dari 95% yang sangat penting untuk penyediaan benih bawang putih. Alat ini pun membantu petani agar tidak tergantung cuaca sehingga dapat menghemat lantai penjemuran hingga 75% dengan biaya operasional murah. Biaya investasi (bangunan Instore Dryer, pemanas, rak) sebesar Rp230.000.000 – Rp250.000.000.
Dengan adanya instore dryer diharapkan bawang putih dapat tersedia sepanjang tahun dengan kualitas yang terjaga.
Sumber:
1000 teknologi inovatif dan penerapan inovasi kolaboratif Balitbangtan/Badan Litbang Pertanian. 2021.
https://repository.pertanian.go.id/items/f2006e07-ea27-4cc7-a8ac-6cdf5a691d1d
Balitbangtan Serahkan Instore Dryer Bawang Putih ke Petani Tegal/ Setiyo Bardono. 2019. https://technologyindonesia.id/pertanian-dan-pangan/inovasi-pertanian/balitbangtan-serahkan-instore-dryer-bawang-putih-ke-petani-tegal/
Buku petunjuk teknis pascapanen bawang merah dan cabai/Fahroji, Viona Zulfia, dan Syuryati. 2017. Pekanbaru: UR Press dan Kementerian Pertanian.
Teknologi penanganan pascapanen bawang merah di Indonesia / Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. 2016. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/17805