Menanam ubi kayu membutuhkan beberapa tahapan, seperti membuat guludan, memotong dan menancapkan batang ubi kayu, serta memupuknya. Kegiatan tersebut menyita waktu, tenaga, dan dana sehingga menjadi tidak efektif. Untuk itu, dibutuhkan inovasi yang dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga kerja, serta dapat dilaksanakan dalam satu kali proses. Mesin tanam ubi kayu yang merupakan inovasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menjadi salah satu solusinya.
Prototipe alat tanam ubi kayu merupakan hasil rekayasa Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) yang dikembangkan tahun 2021. Alat tanam ini sudah dipatenkan dengan nomor paten S00202108303. Prinsip kerja alat tanam ubi adalah untuk penanam ubi kayu, penebar pupuk butiran dan penyemprot pestisida dengan sistem tanam vertikal, serta dapat digunakan untuk penebar pupuk butiran dan penyemprot pestisida (herbisida dan fungisida) dalam satu proses secara bersamaan dan terintegrasi.
Alat ini beroperasi dengan ditarik oleh traktor roda empat melalui tiga titik gandeng berdaya minimal 50 HP. Kapasitas kerja alat ini mencapai 3 jam/hektare. Alat ini ini dijalankan oleh dua operator. Satu operator untuk traktor dan satu operator untuk mengumpankan bibit ubi kayu. Alat tanam ini bekerja dengan kecepatan 2,74 km/jam dan mampu menghasilkan guludan dengan ketinggian 20-30 sentimeter serta jarak antar guludan 130 sentimeter. Guludan dibuat agar tanah tidak terkikis atau erosi oleh hujan sehingga menganggu pertumbuhannya. Jarak tanam dalam baris diatur untuk majunya yaitu 60 atau 80 cm. Jarak antar baris 60 cm, sehingga dalam satu hektare terdapat populasi tanaman kurang lebih 11 ribu pohon.
Tahapan kerja dengan menggunakan alat ini menjadi lebih efisien. Bibit ubi kayu disiapkan dalam bentuk lonjoran kemudian dimasukkan ke dalam lubang yang memiliki alat potong otomatis. Alat ini dilengkapi dua tangki. Tangki pertama berisi cairan fungisida untuk disemprotkan pada bekas potongan agar tidak berjamur. Tangki kedua berisi herbisida yang disemprotkan melalui tiga lubang untuk pengendalian gulma. Satu lonjoran ubi kayu yang dimasukkan ke alat tanam otomatis sudah disemprot sehingga prosesnya lebih ringkas dibandingkan dengan memakai tenaga manusia atau manual.
Beberapa persyaratan harus dipenuhi agar penggunaan alat ini berfungsi dengan baik. Tanah harus diolah sempurna dengan cara digemburkan, dibajak, dan lain-lain agar pertumbuhannya bagus. Alat ini sebaiknya digunakan pada lahan landai atau lahan dengan kemiringan kurang dari 5 derajat.
Dengan adanya alat tanam ubi kayu ini diharapkan bisa membantu petani ubi kayu dalam meningkatkan produksinya. Selain itu mendukung peran penting ubi kayu sebagai penyangga ketahanan dan keamanan pangan, diversifikasi pangan, serta bahan baku industri.(SUT/160824)
Sumber:
- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2021). 700 Teknologi Inovatif + 10 Model Penerapan Inovasi Kolaboratif. Jakarta: IAARD Press. Hal. 606 /843. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/8474
- Bardiyono, S.. (2021). Alat tanam ubi kayu inovasi Balitbangtan lebih efisien dan hemat biaya. https://technologyindonesia.id/pertanian-dan-pangan/inovasi-pertanian/alat-tanam-ubi-kayu-inovasi-balitbangtan-lebih-efisien-dan-hemat-biaya/