Teknologi Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mencegah kerusakan gabah agar diperoleh beras berkualitas baik. Penundaan pengeringan gabah akan menurunkan kualitas beras karena butir gabah menjadi busuk, berjamur, berkecambah, atau berwarna kuning/ kuning kecokelatan. Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari langsung atau menggunakan mesin pengering hingga kadar air gabah mencapai 14%.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengeringan dengan penjemuran yaitu:
- Ketebalan tumpukan berkisar antara 2–6 cm dan tumpukan dibalik setiap 2 jam agar gabah kering merata.
- Gabah dijemur di atas lantai jemur yang terbuat dari semen. Jika menggunakan alas plastik, terpal, atau tikar, pastikan tanah di bawahnya tidak lembap.
- Jika sengatan matahari teramat terik, tumpukan gabah dibuat lebih tebal (6–10 cm) dan tipiskan kembali tumpukan setelah panas matahari berkurang.
- Jika hujan, gabah ditutup dengan plastik atau terpal dan penjemuran dilanjutkan kembali saat cuaca cerah.
Alat pengering mekanis (dryer) yang sederhana dan banyak digunakan untuk mengeringkan gabah yaitu mesin pengering tipe bak. Saat menggunakan mesin pengering ini, yang perlu diperhatikan adalah:
- Pastikan gabah bersih dari kotoran (jerami, daun, tanah, dan lain-lain).
- Masukkan gabah sesuai dengan kapasitas alat pengering dengan tebal tumpukan maksimal 50 cm.
- Atur sumber panas dan kecepatan aliran udara pengeringan melalui kipas, dan atur tungku agar mencapai suhu 45oC. Pengeringan di atas 50o C dapat menyebabkan gabah rusak.
- Lakukan pengadukan dan pengecekan kadar air secara teratur selama proses pengeringan.
- Jika kadar air telah mencapai 14%, matikan tungku dan keluarkan gabah kering melalui pintu pengeluaran. Tampung gabah di suatu tempat dan tunggu hingga dingin, baru dimasukkan ke dalam karung.
Teknologi Penyimpanan
Petani biasanya menyimpan gabah dengan sistem curah, yaitu gabah yang sudah kering dicurahkan pada satu tempat yang dianggap aman dari gangguan hama dan pengaruh cuaca. Cara lainnya adalah menyimpan gabah dalam kemasan/wadah seperti karung plastik, karung goni, dan tenggok/bakul.
Lama penyimpanan akan berpengaruh terhadap kualitas gabah yang dihasilkan. Dalam wadah yang kedap udara, umumnya kadar air gabah tidak akan banyak mengalami perubahan selama penyimpanan. Sementara bila disimpan dalam wadah yang tidak kedap udara, kadar air gabah akan berubah sesuai dengan kelembapan udara sekitarnya. Peningkatan kadar air gabah akan mempercepat kerusakan gabah selama penyimpanan. (WD’2024)
Sumber :
Inovasi Budi Daya Padi/Tim Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. 2017.https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/6119