Bawang putih menjadi komoditas strategis yang harus dikejar kecukupan produksinya untuk swasembada, oleh karena itu perlu diperhatikan proses pemanenannya agar menghasilkan produk yang berkualitas.
Panen
Ciri-ciri bawang putih yang siap dipanen adalah umbinya terlihat dari permukaan tanah, sebagian daun menguning dan batang tanaman sudah mulai rebah. Varietas Lumbu Hijau dapat dipanen pada umur 112- 120 hari, sedangkan varietas Tawangmangu pada 120- 140 hari. Umur panen yang terlalu muda akan menyebabkan umbi cepat menyusut dan jika terlalu tua akan menyebabkan umbi cepat busuk. Cara pemanenan yang paling baik adalah dengan mencabut tanaman sambil mencongkel umbinya agar umbi tidak rusak.
Pascapanen
Sebelum masuk ke penyimpanan, tanaman hasil panen harus dibersihkan terlebih dahulu dengan membuang daun busuk/tua dan memotong akarnya. Tanaman yang sudah bersih diikat dengan tali bambu, satu ikat terdiri dari 50-100 tanaman tergantung pada ukuran umbinya. Bawang putih yang akan dijual untuk konsumsi disimpan selama ± 2 minggu, sedangkan yang untuk benih disimpan selama 6 - 8 bulan. Penyimpanan benih yang paling baik adalah dengan cara digantung. Hindari penyimpanan benih langsung di atas permukaan lantai.
Dengan proses panen yang baik diharapkan dapat meningkatkan produktivitas bawang putih.
Sumber informasi
Teknologi inovatif budidaya bawang putih/Rofik Sinung Basuki, dkk. Bandung: Balai Penelitian tanaman Sayuran, 2019. Hal. 13-16
https://repository.pertanian.go.id/items/b347acf3-7645-48dd-a219-059c52d0fe90