Warna bunga yang beragam dengan bentuk yang cantik menjadikan bunga krisan disukai oleh berbagai kalangan. Selain sebagai bunga potong untuk dekorasi, krisan digunakan juga sebagai penghias ruangan maupun bunga pot. Tidak hanya berfungsi sebagai tanaman hias di halaman rumah, krisan bisa juga digunakan sebagai pembersih udara.
Bunga krisan termasuk tanaman hias yang banyak dibudidayakan karena keindahan dan perawatan yang relatif mudah dan memiliki banyak varian warna. Agar krisan tumbuh subur, salah satu tipsnya adalah rutin menyiram tanaman setiap pagi hari. Suhu udara yang ideal untuk menanam krisan adalah antara 20˚C – 26˚C dengan batas minimum 17˚C dan batas maksimum 30˚C. Suhu udara pada malam hari 16˚C –18˚C dengan kelembapan udara antara 70% - 80%.
Media Tanam
Tanah berpasir, subur, gembur, dan memiliki pH 5,5 – 6,7. Media yang digunakan untuk krisan di pot adalah tanah gambut (peat moss), cacahan sabut kelapa (cocopeat), dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:4.
Media tanam merupakan media bekas persemaian benih setelah 3 kali tanam dan telah disterilisasi terlebih dahulu pada suhu 85˚C selama 4 jam menggunakan steamer. Media dimasukkan ke dalam pot hingga penuh kemudian disiram menggunakan air hingga jenuh. Tinggi pot 15 cm dengan diameter 13 cm.
Penanaman
Bibit stek diseleksi dan dipilih berdasarkan tinggi yang sama, tinggi bibit untuk tanaman krisan pot tidak boleh lebih dari 5 cm. Media tanam dilubangi sebanyak 5 buah, penanaman bibit krisan secara manual, dengan tangan. Bibit yang dimasukkan ke dalam lubang diusahakan tegak lurus dan mempunyai tinggi yang sama karena akan memengaruhi sifat tumbuhnya. Pengabutan dilakukan segera setelah penanaman selesai, menggunakan power sprayer selama kurang lebih 30 menit.
Pengaturan Panjang Hari
Bunga krisan membutuhkan cukup sinar matahari untuk membantu bunga mekar dengan sempurna. Penyinaran yang tepat untuk iklim Indonesia dengan durasi 4-16 jam sehari, sehingga pada daerah tropis paling tidak tanaman krisan perlu tambahan cahaya selama 2 jam dengan intensitas cahaya minimal 40 lux bila menggunakan lampu TL dan 70 lux apabila menggunakan lampu pijar. Pemberian cahaya lampu dilakukan sejak awal tanam sampai tunas lateral yang keluar dari ketiak daun, tumbuh sepanjang 2-3 cm. Agar bunga mekar secara serempak, penanaman krisan pot dengan melakukan blackout pada malam hari yaitu menutup tanaman dengan plastik hitam atau kain hitam agar cahaya dari luar tidak mengenai tanaman.
Penyiraman
Penyiraman bunga krisan dilakukan sekali setiap pagi hari. Namun tetap memperhatikan intensitas airnya. Bunga krisan memang menyukai tanah yang lembap, tapi tidak boleh kelebihan air.
Penyiraman dilakukan secara manual atau menggunakan alat bantu sistem irigasi. penyiraman dilakukan sekaligus dengan pupuk. Agar hasil penyiraman lebih efisien, dapat dilakukan dengan merendam sebagian pot ke dalam air setinggi 5-10 cm selama beberapa menit. Secara kapiler air dan pupuk bergerak dari bagian bawah pot ke permukaan atas media, dengan sistem drip (irigasi tetes). Setiap pot disambungkan dengan selang yang mempunyai jarum untuk mengatur keluarnya air dan sebagai jalan tetesan air ke media. Dengan menggunakan sistem drip, pemupukan bisa dimasukkan ke dalam alat irigasi.
Pemangkasan
Tanaman krisan perlu dipangkas secara rutin untuk merangsang tumbuhnya cabang baru dan menghadirkan banyak bunga. Tanaman bisa dipangkas ketika tingginya mencapai 15 cm, diulangi setiap tiga minggu sekali.
Untuk menghentikan dominasi tunas apikal & merangsang tumbuhnya tunas-tunas lateral dari ketiak daun dilakukan pinching, yaitu membuang pucuk terminal dari bibit asal. Tunas-tunas yang kecil atau tidak produktif harus dibuang. Pinching dilakukan setelah tanaman memiliki 5 daun sempurna atau berumur lebih dari 10-14 hari. Buang tunas diantara daun keempat dan kelima, bila daun pertama dihitung dari bawah. Selain pinching, dilakukan juga disbudding, yaitu pembuangan bakal bunga yang tidak diinginkan, dilakukan setelah bakal bunga yang tidak diharapkan mulai tumbuh.
Pemupukan secara Rutin
Sebaiknya pilih pupuk seimbang yang mudah larut dalam air. Pengaplikasiannya bisa dilakukan dari awal Maret hingga Juli. Pemilihan komposisi pupuk untuk krisan pot dilakukan dengan mempertimbangkan besarnya biaya produksi. Komposisi pemupukan untuk tanaman fase vegetatif (1200 l air/500m2) yaitu CaNO3 1130 gram, KNO3 1620 gram dan MgSO4 470 gram. Pada pada fase generatif dilakukan mulai 7 MST (1200 l air/500m2), yaitu CaNO3 940 gram, KNO3 1790 gram, KH2PO4 450 gram dan urea 190 gram. Pemupukan dihentikan setelah bunga pertama telah memperlihatkan warna dan hanya diberikan air.
Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) dengan bahan aktif daminozide, yaitu alar berfungsi untuk memperkuat batang, mencegah penyimpangan, dan memperbaiki kualitas (daun lebih hijau dan bunga lebih seragam). Alat diberikan setelah tanaman berumur 12-14 hari setelah tanam.
ZPT disemprotkan pada bagian pucuk secara merata sehingga mudah diserap daun. Penyemprotan menggunakan sprayer otomatis compressed air sprayer. Dosis yang diberikan sebanyak 1 g/liter untuk varietas yang pertumbuhannya cepat, 2 g/liter untuk tanaman yang pertumbuhannya sedang dan 3 g/liter untuk tanaman yang pertumbuhannya lambat. Dosis diaplikasikan untuk 1 bench (70 pot).
Pengendalian Hama Penyakit dan Gulma
Bunga krisan memang tergolong tanaman hias, hanya saja tetap mudah terserang hama penyakit dan gulma. Pengendalian hama penyakit dan gulma dilakukan secara rutin sesuai dengan kondisi untuk memastikan tanaman terbebas dari hama penyakit maupun gulma yang dapat menghambat pertumbuhan bunga krisan. Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan secara fisik, mekanis, kimiawi, kultur teknis, dan biologis.
Panen dan Pascapanen
Krisan siap dipanen pada umur 8-12 minggu setelah tanam tergantung varietas dan keadaan musim. Pada musim kemarau tanaman lebih cepat dipanen, yakni antara 8-11 minggu, jika musim hujan pemanenan hingga tanaman berumur 12 minggu.
Kriteria tanaman pot berkualitas yaitu (1) Batang tanaman tidak terlalu tinggi sekitar 20-25 cm. Bentuk tajuk tumbuh ke samping pot dan memiliki diameter lebih dari 20 cm; (2) Warna daun hijau segar, bentuk daun normal, lebat dan rimbun, serta bersih dari residu pupuk daun dan pestisida; dan (3) Warna bunga cerah dan tidak pudar. Bunga mekar serempak, kompak, dan tinggi bunga rata.
Bunga krisan perlu dirawat dengan penuh kasih sayang agar hasilnya maksimal dan bunganya bisa mekar sempurna (SUT/170924)
Sumber:
1. Budidaya bunga krisan/Rinjani Alam Pratiwi; Arya Bima Senna. 2020. Manokwari: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat.
2. Tips Merawat Bunga Krisan agar Tumbuh Subur dan Cepat Berbunga. 1 Agustus 2024
3. Teknologi budidaya krisan pot/Muhamad Fathul Ulum Ariza. 2020. Manokwari: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat.