Maraknya kasus stunting yang terjadi di Bone Bolango, menjadi cikal bakal Roswaty Agus, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bone Bolango seorang pimpinan milenial mengajak petani mencoba pemberian asupan pangan bergizi dengan nasi yang mengandung zinc tinggi. Dibantu oleh instansi daerah terkait dia melakukan promosi varietas IR Nutri Zinc.
Kasus stunting pada anak dan ibu hamil kurang gizi menjadi momok menakutkan masa depan bangsa. Khususnya di Bumi Serambi Madinah Gorontalo yang menjadi salah satu zona merah stunting nasional. Stunting berkaitan dengan gizi tak seimbang bahkan buruk yang diterima anak-anak sejak hamil hingga usia balita. Hal itu lebih dipengaruhi oleh asupan makanan dan minuman selama pertumbuhan anak. Kini, postur pendek menjadi tanda dari terjadinya kasus stunting yang menjadi perhatian seluruh dunia karena mempengaruhi Intelligence Quotients (IQ).
Kasus stunting juga sebenarnya dapat dilihat pada anak usia 2-3 bulan dan dimulai dari berat badan yang terus menurun. Jika anak tersebut beratnya dibawah 10 kg, 50 persen energi digunakan untuk perkembangan otak. Sehingga bila anak tersebut kekurangan energi, otomatis yang menjadi korban adalah otaknya. Mirisnya, Indonesia yang memiliki potensi pertanian untuk pangan yang beraneka ragam justru memiliki kasus stunting yang cukup tinggi.
Roswaty Agus sebagai Kepala Dinas Bone Bolango bersama dengan Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Gorontalo yang waktu itu masih bernama BPTP Gorontalo pada tahun 2019 mulai memperkenalkan Varietas Padi Inpari IR Nutri Zinc. Varietas ini memiliki performa berbeda dengan varietas lainnya, yaitu kaya akan zinc sehingga cocok dikonsumsi masyarakat untuk pemenuhan gizi mencegah stunting. Bak gayung bersambut, Kepala BPSIP atau BPTP Gorontalo kala itu, Amin Nur dengan tangan terbuka berkolaborasi dengan Pemkab Bone Bolango untuk melawan Stunting bersama dengan inovasi teknologi terbaru dari Balitbangtan.
Varietas Inpari Nutri Zinc memang menjadi teknologi baru yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 2019. Inpari IR Nutri Zinc memiliki kandungan Zn sebesar 34,51 ppm. Varietas ini baik ditanam untuk lahan sawah irigasi pada dataran rendah, dataran menengah kurang dari 600 mdpl.
Sumber: Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian
Benih dasar padi Inpari IR Nutri Zinc diproduksi oleh Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi) Sukamandi yang sekarang menjadi Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi sebagai pemulia benih. Lalu dikembangkan oleh BPTP yang ada di seluruh provinsi ditanam sebagai benih sebar untuk kebutuhan beras konsumsi. BPTP Gorontalo telah memproduksi benih varietas Inpari IR Nutri Zinc ini sejak tahun 2020 sebanyak 10 ton dan tahun 2021 sebanyak 5 ton.
Melakukan promosi varietas baru dan mengajak petani mencoba bukanlah suatu hal yang mudah. Kecamatan Bolango Timur saja ditargetkan 5 hektar. Peneliti dan Penyuluh tak patah semangat mengajak sampai mendampingi para petani. Penolakan petani pastinya wajar karena belum kenal. Tapi, dengan jurus pendekatan Penyuluh bersama BPTP, dilakukan pendekatan persuasif ke gapoktan dan poktan. Jurus andalannya adalah dengan meyakinkan petani, jika Penyuluh bersama BPTP Gorontalo akan selalu ada bersama petani, mulai dari persemaian, pertanaman, masalah organisme pengganggu tanaman (OPT) bahkan panen.
Cara menanam dan merawatnya tidak jauh berbeda dengan padi biasanya. Dengan mengikuti aturan tanam jajar legowo dari BPTP Gorontalo. Untuk hama penyakit, melakukan perlakuan benih untuk mencegah serangan di persemaian. Karena hanya memiliki lahan yang minim, hasil panen yang ditanamnya hanya untuk dikonsumsi sendiri, rasanya pun lebih pulen dengan nutrisi gizi yang tinggi dari varietas lain.
Untuk promosi lebih luas lagi, 25 hektar lahan petani untuk bertanam Inpari IR Nutri Zinc ini bakal jadi sasaran. Petani-petani bakal menjadi role model sekaligus provokator untuk menyebarkan virus bertanam Inpari IR Nutri Zinc yang lebih luas di Bone Bolango. Ditambah lagi tingginya produktivitas dan harga dijual sehingga dapat lebih banyak keuntungan. Biasanya panen dapat 6 ton, tapi dengan padi Nutri Zinc bisa dapat 7,1 ton GKP.
Pengembangan Varietas ini bukan tanpa kendala, terbatasnya penggilingan yang berstandar untuk menghasilkan beras premium tersebut membuat Roswati Agus dan tim BPTP Gorontalo lebih bekerja keras menanganinya. Promosi beras ini ke petani terus dia dilakukan dan membuahkan hasil, nyatanya mampu membuat petani kepincut untuk menanamnya. (WD’24)
Sumber :
From Zero To Hero Merajut Sinergi Terapkan Inovasi Pertanian dari Aceh hingga Papua/ Penulis Naskah, Setia Lesmana, Mukhlis, Ahmad Soim, Gesha Yuliani Natasya. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). Bogor. 2021
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15131