Abdul Kadir Alhabsyi dan Ahmad merupakan petani pala yang berpikir maju di Desa Seith, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah. Mereka adalah petani yang mengikuti demplot introduksi pemupukan dengan teknologi infus akar berupa pemupukan pada akar tanaman agar produktivitas meningkat.
Awalnya para petani pala tidak menerima teknologi pemupukan dengan infus akar ini. Mereka berkeyakinan apabila tanamannya dipupuk malah mati atau rusak. Mereka takut pendapatan dari kebunnya menurun. Petani di daerah ini enggan menanam kembali (meremajakan) pala, peremajaan dilakukan dengan membiarkan biji pala yang jatuh ke tanah dan tumbuh membesar. Selain itu para petani juga tidak memupuk tanaman palanya.
Kondisi perkebunan pala di desa ini belum beranjak modern. Budidayanya masih bersifat tradisional, petani tidak pernah menerapkan sistem budi daya dengan jarak tanam yang ideal, tidak melakukan pemupukan dan pemeliharaan hama penyakit. Kalaupun ada yang melakukan hanya ada di perkebunan yang dekat perkotaan, yang dibina peneliti/penyuluh. Rata rata perkebunan pala disini berada di pegunungan.
Dengan lokasi kebun yang berada di pegunungan tersebut menjadikan petani pala kurang mendapatkan informasi dan mengaplikasikan teknologi yang sudah disampaikan kepada mereka, baik dari penyuluh daerah, maupun dari penyuluh dan peneliti yang ada di BPTP Maluku yang saat ini dikenal dengan Balai Penerapan Standardisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) Maluku. Keadaan ini menentukan produksi dan produktivitas kebun pala petani. Untuk itu BPTP Maluku melakukan diseminasi introduksi teknologi pemupukan ke lahan-lahan perkebunan yang tidak jauh dari kota, tepatnya di Desa Seith. Desa ini memiliki populasi pala terbanyak di Kecamatan Leihitu.
Abdul menyediakan kebun pala seluas 0,5 ha untuk penerapan teknologi pemupukan ini, sedangkan kebun pala milik Ahmad seluas 5 ha. Awalnya mereka ragu ragu, tetapi setelah dicoba hasilnya bagus. Teknologi ini sudah dicoba sejak tahun 2017.
Para petani pala mulai yakin manfaat dari teknologi pemupukan infus akar setelah mengetahui hasilnya. Sekitar setahun setelah aplikasi pemupukan, tanaman yang tadinya sakit jadi sembuh dan hasil buah pala lebih banyak. Setelah pemupukan, hasil buah pala mencapai 500-an sampai 700-an buah.
Abdul Kadir dan Ahmad, serta petani lainnya merasa puas dengan teknologi pemupukan infus akar ini dan hasilnya lumayan. Risma dari BPTP Maluku mengakui bahwa pada awalnya petani memang tidak langsung menerima, belum terbiasa untuk mendapatkan introduksi teknologi. Memang harus dilakukan pendampingan terus menerus oleh peneliti dan PPL. Meskipun sebenarnya mereka merasa perlu teknologi untuk meningkatkan produksi pala.
Pemupukan sistem infus akar pala dilakukan menggunakan pupuk cair Supermesh.dengan dosis 20 cc per liter air, dengan konsentrasi pemupukan sebanyak 2 liter per pohon. Pemberian pupuk dianjurkan 6 kali pemupukan dengan interval waktu 2–3 minggu. Pemupukan metode infus akar dilakukan pada akar serabut yang tumbuh di permukaan tanah. Akar itu memiliki rambut akar yang memudahkan terjadinya penyerapan unsur hara.
Penerapan pemupukan infus akar selama 6 kali dapat menstimulir pertumbuhan pala. Pohon pala yang belum pernah berproduksi kembali menjadi produktif dengan muncul pentil-pentil baru pada setiap ranting pohon.
Produksi rata-rata buah pala di Desa Seith adalah 456 buah per pohon bahkan ada yang dapat menghasilkan hingga ribuan buah per pohon (+/-1500). Produktivitas pala rata-rata 200 sampai 300 buah/butir per pohon untuk tanaman yang kurang produktif. Setelah dilakukan pemupukan, hasil yang diperoleh meningkat hingga 2 kali lipat untuk tanaman yang kurang produktif.
Untuk antisipasi harga jual pala, BPTP Maluku juga mengintroduksi teknologi pemanfaatan daging buah pala untuk pembuatan selai, atau untuk pembuatan jus pala yang selama ini daging buah pala hanya menjadi limbah, tidak dimanfaatkan.
Teknologi pemupukan infus akar pada pala ini dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas buah pala. Keberhasilan adopsi teknologi ini diharapkan bisa menyebar ke petani pala di wilayah lainnya. (HS2024)
Sumber
Memoar Pejuang Teknologi BPTP Maluku, Menginfus Akar Pala, Mengangkat Emas Hijau di Bumi Rempah / Ahmad Soim, dkk. Dalam From Zero To Hero: Merajut Sinergi Terapkan Inovasi Pertanian dari Aceh hingga Papua /Setia Lesmana, Mukhlis, Ahmad Soim, Gesha Yuliani Natastya. 2021. Bogor: BBP2TP. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15131