Ketersediaan hijauan pakan ternak (HPT) sangat penting dalam upaya meningkatkan produksi ternak, khususnya ternak ruminansia. Pemberian HPT dalam jumlah cukup dan berkualitas akan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja dan produktivitas. Selain itu, bisa menstimulasi berkembangnya pertanian HPT secara komersial.
Dalam rangka menyukseskan program penyediaan protein hewani, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) pada tahun 2019 telah memfasilitasi kelompok peternak yang terseleksi dalam kegiatan Kemandirian Pakan melalui pengembangan unit pengolahan pakan (UPP) unggas dan ruminansia sebanyak 33 kelompok. Pengembangan UPP ini dilakukan di 11 provinsi dan 25 kabupaten/kota, terdiri atas 13 UPP Unggas dan 20 UPP Ruminansia. Rata–rata produksi pakan yang mendapat fasilitasi kegiatan kemandirian pakan sebesar 1.052 ton/bulan.
Kegiatan kemandirian pakan memberikan fasilitas paket bantuan berupa alat dan mesin pakan (alsin), bahan pakan, perbaikan gudang/ruang produksi serta operasional kelompok. Salah satu kelompok UPP yang mendapatkan fasilitas adalah kelompok Hurip Mekar yang berlokasi di Desa Cihurip, Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kelompok ini memiliki anggota sebanyak 35 orang yang saat ini sudah melakukan kegiatan pembuatan pakan silase secara mandiri. Hingga saat ini jumlah sapi milik kelompok Hurip Mekar berjumlah 120 ekor.
Kelompok Hurip Mekar mendapatkan bantuan dari APBN Kemandirian Pakan, antara lain mesin baller silase (pengemas/pembuat silase), mesin chopper, mesin sprayer, alat press manual, dan bangunan gudang pakan/bahan pakan, pelatihan serta pendampingan.
Pengolahan pakan dalam bentuk silase bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan, utamanya pada musim kemarau. Awalnya pembuatan silase sangat sederhana dengan memakai bunker dari papan kayu dan memakai tong biru. Namun, setelah diberikan fasilitas melalui program pengembangan UPP, Kelompok Hurip Mekar telah mampu membuat bunker beton kapasitas 200 ton dan mulai melakukan penjualan ke peternak yang lain. Saat ini produksi silase di kelompok Hurip Mekar mencapai 80 ton/bulan atau sekitar 960 ton/tahun. Produksi ini bisa memenuhi kebutuhan pakan untuk ternak sekitar 110 ekor dalam waktu satu tahun. Dengan harga jual silase di lokasi kelompok seharga Rp1.750/kg, keuntungan yang diperoleh sekitar Rp350/kg.
Peningkatan fasilitas ini berimbas kepada meningkatnya permintaan konsumen akan produk silase. Beberapa konsumen peternak datang dari berbagai daerah sekitar Jawa Barat dan luar Jawa Barat, antara lain Kecamatan Cihurip sendiri, Kecamatan Selaawi Garut, Balai Sapi Potong milik Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis, Peternakan Sapi dan Domba Manglayang, Jayagiri Kabupaten Bandung, Peternakan Sapi Cisarua di Bandung, peternak sapi perah di Kabupaten Bogor, dan peternak sapi di kota Serang bahkan dari Bali.
Kelompok Hurip Mekar kini telah mampu memproduksi pakan silase secara berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan pakan lokal yang tersedia di sekitar dengan harga yang terjangkau. Kebutuhan pakan di wilayahnya dapat dipenuhi secara mandiri, sehingga dapat mewujudkan kemandirian pakan. Selain itu sekaligus menjadi upaya dalam meningkatkan aktivitas perekonomian di pedesaan dan peningkatan taraf hidup masyarakat petani dan ternak anggota kelompok ternak Hurip Mekar.
Dengan teknologi pengawetan silase, cadangan pakan sumber serat dapat tersedia sepanjang tahun. Selain itu dapat mempertahankan/ memperbaiki nilai nutrisi, dan mengurangi pembuangan limbah pertanian/ perkebunan karena dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. (WD’2024)
Sumber:
Kemandirian Pakan Penting di Tengah Pandemi Covid-19. 2020.
https://ditjenpkh.pertanian.go.id/berita/1146-kemandirian-pakan-penting-di-tengah-pandemi-covid-19
Menuju Swasembada Pakan dengan Silase Kotak/ Sri Hindrawati, Cipta Ramdhani, Deki Zulkarnain, Rahwanto. Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Sembawa. BPTU HPT Sembawa, 2022