Sistem tanam jajar legowo terbukti bisa meningkatkan produktivitas tanaman melalui peningkatan populasi tanaman dan pemanfaatan efek tanaman pinggir. Penanaman jajar legowo dilakukan dengan merapatkan jarak tanaman dalam baris dan merenggangkan jarak tanaman (legowo). Pemanfaatan sistem tanam jajar legowo juga dikaitkan dengan upaya peningkatan produksi melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung. Dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan pengelolaan lahan menjadi lebih produktif.
Penanaman jagung perlu dilakukan dengan cermat. Proses penanaman benih jagung dilakukan apabila lahan sudah cukup gembur dan subur. Pembuatan lubang tanam dengan sistem tugal sedalam 3–5 cm atau menggunakan mesin tanam. Penggunaan jarak tanam pada tanaman jagung sangat diperlukan agar pertumbuhan tanaman seragam, distribusi unsur hara yang merata, efektivitas penggunaan lahan, memudahkan pemeliharaan, menekan pada perkembangan hama dan penyakit juga untuk mengetahui berapa banyak benih yang diperlukan pada saat penanaman.
Kebutuhan benih pada penanaman dengan cara tanam legowo berkisar 17–20 kg dengan populasi tanaman antara 71.428– 80.000 tanaman/ha. Jarak tanam yang digunakan, yaitu (1) (50–90) × 20 cm, atau (40–80) × 20 cm, (100-30) × 20 cm, 1 biji/lubang; dan (2) (50–90) × 35 cm, atau (40–80) × 35 cm, (100–30) × 35 cm, 2 biji/lubang. Selain itu penanaman dengan arah baris tanaman timur-barat agar semua tanaman memperoleh cahaya matahari penuh, tidak ada tanaman terlindungi.
Keuntungan Sistem Tanam Jajar Legowo
Sistem tanam legowo menjadikan semua tanaman di pinggir. Tanaman di pinggir selalu lebih besar dibanding di tengah dan produktivitas lebih tinggi dibanding tanaman baris biasa (tunggal). Selain memudahkan pengendalian gulma dengan cara herbisida juga memudahkan untuk peningkatan indeks tanam (tanam sisip/relay planting). Sistem tanam ini juga berpeluang untuk menanam tanaman kacang-kacangan pada barisan legowo.
Rata-rata produksi jagung yang ditanam dengan sistem tanam jajar legowo meningkat dibanding dengan sistem tanam biasa. Rata-rata produksi jagung yang ditanam dengan sistem tanam jajar legowo jarak tanam (90–50) x 20 cm meningkat 10% dan jarak tanam (100–50) x 20 cm meningkat 100,6% dibanding dengan tanam biasa.
Dengan pengaturan jarak tanam melalui sistem tanam jajar legowo, tanaman mampu memanfaatkan faktor lingkungan secara optimal yang pada akhirnya dapat memengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman (HS’2024).
Sumber
Budi daya jagung terstandar/Andi Amran Sulaiman, Fadjry Djufri, Abd. Haris Bahrun Nasution, dan Amin Nur. Jakarta: Pertanian Press, 2024.
https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/22256
https://repository.pertanian.go.id/items/4385cf3e-a525-48e4-89c2-a088cf480ac6