Diversifikasi pangan guna menyeimbangkan konsumsi beras dengan bahan pokok lainnya terus didorong pemerintah untuk menyeimbangkan tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap pangan berbasis beras. Pemanfaatan sumber pangan lokal gembili, dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat karena memiliki kandungankarbohidrat yang cukup tinggi serta beragam vitamin dan mineral.
Beberapa jenis Dioscorea yang telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia, namun belum intensif. adalah umbi kelapa (Dioscorea alata L.), gembili (Dioscorea esculenta L.), dan gadung (Dioscorea hispida Dennst), namun belum intensif. Ubi-ubian Dioscorea yaitu umbi kelapa (Dioscorea alata L.), gembili (Dioscorea esculenta L.), dan gadung (Dioscorea hispida Dennst, dapat dijadikan sebagai bahan makanan pokok maupun makanan tambahan, bahan baku industri pati, alkohol, dan obat-obatan. Tanaman gembili termasuk salah satu jenis umbi-umbian dari genus Dioscorea. Tanaman ini sangat toleran ditanam di segala jenis lahan termasuk lahan kering dan daya produksi yang tinggi.
Petani biasanya menanam Dioscorea di sekitar pagar atau pekarangan dan membiarkan tumbuh memanjat tanaman pagar atau pohon yang ada di pekarangan. Tingkat pengelolaan tanaman relatif masih rendah sehingga produktivitasnya rendah. Keluarga Dioscoreacea mempunyai keunggulan dapat tumbuh di bawah tegakan hutan tetapi sampai saat ini masih merupakan tanaman subsisten, yaitu bukan tanaman pokok yang dibudidayakan, karena pemanfaatannya masih terbatas. Keunggulan dari kelompok Dioscorea adalah mengandung senyawa bioaktif atau senyawa fungsional, selain komponen yang berperan sebagai bahan pangan.
Tanaman gembili pada umumnya belum dibudidayakan secara teratur. Tanaman ini masih berupa tanaman liar di pinggir hutan dan kebun. Gembili merupakan perdu memanjat yang dapat mencapai tinggi 3–5 m. Umbi gembili berwarna putih sampai putih kekuningan, ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa. Umbi kecil disebut gembili, dan bila besar disebut gembolo. Umbi gembili mengandung karbohidrat 27–37%, kalsium, fosfor, vitamin C, dan B1.
Kandungan Nutrisi Gembili
Gembili memiliki kandungan karbohidrat yang hampir sama atau lebih dari kandungan yang ada pada padi/nasi. Nasi mengandung karbohidrat sekitar 28%, sementara umbi gembili mengandung karbohidrat 27–37%. Umbi gembili umumnya digunakan sebagai sumber karbohidrat setelah dimasak atau dibakar, umbi tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran sayuran setelah dimasak, direbus atau digoreng, dan dijadikan makanan pokok pengganti beras.
Umbi gembili yang masih mentah jika dimakan rasanya gatal, tetapi jika direbus rasanya enak, tidak gatal, dan agak lekat seperti ketan. Daging umbi lunak, namun jika diremas hancur seperti pasir. Setiap 100 g gembili (85% yang bisa dimakan), mengandung protein 1,5 g, lemak 0,1 g, energi 95 kkal, karbohidrat 22,4 g, fosfor 49 mg, zat besi 1 mg, kalsium 14 mg, vitamin C sebanyak 4 mg, vitamin B1 sebanyak 0,05 mg.
Dari unsur gizi lainnya yang terkandung dalam nasi seperti protein, lemak, kalsium, dan serat, gembili juga memiiki kandungan unsur gizi tersebut. Umbi gembili memiliki kandungan gizi yang bervariasi sesuai dengan spesies dan varietasnya. Komponen terbesar dari umbi gembili adalah karbohidrat sebesar 27–-37%. Gembili mempunyai rendemen tepung umbi dan tepung pati tertinggi (24,28% dan 21,4%) dibanding umbi-umbian lainnya. Ditinjau dari hasil rendemennya, gembili sangat berpotensi untuk dijadikan tepung maupun pati. Gembili dapat dipakai sebagai makanan tambahan atau makanan pengganti untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras.
Melihat beberapa kelebihan dan manfaat gembili dalam pemenuhan pangan pokok pengganti nasi, sebagai bahan baku industri, dan bagi kesehatan manusia, maka pengembangan gembili sangat menjanjikan sebagai bahan pangan alternatif masa depan.(HS2025).
Sumber
- Sabda, M. , Wulanningtyas, H.S., Ondikeleuw, M., dan Baliadi, Y. (2019). Karakterisasi potensi gembili (Dioscorea esculenta L.) lokal asal Papua sebagai alternatif bahan pangan pokok. Buletin Plasma Nutfah 25(1):25–32. https://media.neliti.com/media/publications/276956-characterization-of-potential-local-gemb-6753641f.pdf
- Sutoro dan Hadiatmi. (2000). Pengelolaan plasma nutfah ubi-ubian Dioscorea spp. Buletin Plasma Nutfah, 5(2): 18-23. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/12433